KABARBURSA.COM - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) menargetkan pertumbuhan kinerja sebesar 10 persen pada tahun 2025.
Direktur Utama Sido Muncul, David Hidayat, mengungkapkan bahwa pencapaian target ini akan didorong oleh ekspansi pasar domestik maupun internasional.
“Kami menargetkan pertumbuhan dua digit yang konservatif, minimal 10 persen,” ujar David, dalam keterangan di Jakarta, Senin 6 Januari 2024.
Di sisi lain, perusahaan juga akan terus memperluas jangkauan pasar internasional. Saat ini, SIDO telah memasarkan produknya ke berbagai negara di Semenanjung Arab, kawasan Economic Community of West African States (ECOWAS), serta Indochina.
David menambahkan, Vietnam dan Thailand menjadi fokus utama dalam ekspansi internasional ke depan.
Pada 30 September 2024, SIDO berhasil mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp778,11 miliar. Angka ini menunjukkan kenaikan sebesar 32,65 persen secara tahunan (YoY), dibandingkan dengan Rp586,57 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Kenaikan laba bersih SIDO sebagian besar didorong oleh peningkatan penjualan sebesar 11,24 persen YoY, yang tercatat mencapai Rp2,62 triliun pada kuartal III 2024. Pada periode yang sama di tahun 2023, penjualan perusahaan tercatat Rp2,36 triliun.
Secara rinci, penjualan jamu herbal dan suplemen memberikan kontribusi sebesar Rp1,54 triliun, naik 6,17 persen YoY. Sementara itu, segmen makanan dan minuman mencapai Rp986,04 miliar, dan segmen farmasi berkontribusi sebesar Rp95,28 miliar, mengalami lonjakan 11,56 persen YoY dibandingkan dengan Rp85,41 miliar pada tahun sebelumnya.
Kinerja Keuangan SIDO
SIDO membukukan kinerja positif di seluruh segmen pada triwulan III 2024. Selama sembilan bulan pertama tahun 2024, laba bersih SIDO meningkat 33 persen secara tahunan menjadi Rp778 miliar.
SIDO juga mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp2,63 triliun, meningkat 11 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama di tahun 2023.
Capaian tersebut didorong oleh peningkatan penjualan, efisiensi biaya, dan kemampuan perusahaan dalam mengelola risiko di tengah ketidakpastian ekonomi global.
“Pertumbuhan ini didorong oleh kinerja kuat produk utama SIDO baik di pasar domestik maupun ekspor. Penjualan ekspor tumbuh 75 persen dibandingkan tahun lalu, berkontribusi sebesar 8 persen terhadap total penjualan,” tulia manajemen SIDO dalam keterbukaan informasi, Kamis, 24 Oktober 2024.
Selain itu tercatat, laba bruto SIDO juga mengalami peningkatan sebesar 17 persen menjadi Rp1,49 triliun pada kuartal III tahun ini, dengan peningkatan marjin laba bruto menjadi 57 persen (dibandingkan 54 persen pada sembilan bulan 2023).
Manajemen biaya yang efektif menjadi pendorong peningkatan tersebut. Selain itu, ada juga pengurangan beban produksi tidak langsung, serta penurunan harga bahan baku, terutama di segmen F&B.
Sementara itu laba usaha dalam waktu sembilan bulan pertama mencapai Rp969 miliar, mencerminkan peningkatan tahunan 32 persen.
“Marjin laba usaha meningkat menjadi 37 persen dari 31 persen di sembilan bulan 2023, menunjukkan efisiensi operasional perusahaan dan kontrol yang ketat terhadap beban usaha,” sebut manajemen.
Neraca keuangan SIDO tetap solid dengan kas sebesar Rp978 miliar dan tanpa utang, yang menunjukkan kehati-hatian keuangan dan likuiditas perusahaan.
Belanja modal untuk sembilan bulan 2024 sebesar Rp35 miliar, sebagian besar dialokasikan untuk proyek pemeliharaan.
Dengan pencapaian tersebut, SIDO pun optimistis menatap prospek sisa tahun ini, terlebih menjelang kuartal IV.
Dengan peningkatan permintaan musiman yang diperkirakan akan terjadi selama periode akhir tahun dan kondisi cuaca yang mendukung konsumsi, perusahaan berada di jalur yang tepat untuk mencapai target pertumbuhan penjualan tahunan lebih dari 10 persen.
“Fokus strategis SIDO dalam memperkuat jaringan distribusi dan memperkenalkan produk baru, baik di pasar domestik maupun pasar ekspor utama, menempatkan perusahaan pada posisi yang baik untuk pertumbuhan berkelanjutan,” tulis manajemen. (*)