Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Perdagangan Saham TLKM Awal 2025 Naik Tipis

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 05 January 2025 | Penulis: Desty Luthfiani | Editor: Redaksi
Perdagangan Saham TLKM Awal 2025 Naik Tipis

KABARBURSA.COM - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk atau TLKM menghadapi beberapa tantangan di sektor pendapatan selama kuartal ketiga 2024 kemarin. Saham TLKM mengalami penurunan di sembilan bulan terakhir, namun di perdagangan saham Bursa Efek Indonesia (BEI) Januari 2025 menunjukkan tanda-tanda kenaikan tipis.

Berdasarkan data perdagangan Stockbit, pada kuartal ketiga 2024 pendapatan TLKM terhitung sebesar Rp5,914 miliar atau mengalami penurunan sebesar 2.21 persen dibanding periode yang sama pada 2023. Terjadi tantangan di sektor pendapatan, kendati demikian perusahaan ini cenderung menunjukkan kestabilan dalam aspek profitabilitas dan likuiditas.

Total pendapatan tahunan atau TTM perusahaan tercatat pada angka solid yakni Rp22,736 miliar.

Kemudian untuk segi profitabilitas, TLKM berhasil menjaga margin laba bersih di level yang baik, yaitu 16,02 persen. Sementara Ebitda perusahaan tercatat mencapai Rp74,648 miliar dalam kurun waktu 12 bulan terakhir. Perusahaan tergolong masih menunjukkan kemampuan mempertahankan profitabilitas operasional.

Komitmen TLKM terhadap pemegang saham melalui pembayaran dividen signifikan sebesar Rp178,50 dividen per saham, dividend yield sebesar 6,49 persen. Rasio pembayaran dividen mencapai 75,03 persen mencerminkan keberpihakan perusahaan mayoritas pada pemegang saham meski di tengah tantangan besar.

Secara finansial, TLKM menunjukkan struktur modal yang sehat dengan rasio utang terhadap ekuitas yang rendah, yakni 0,36 dan net debt sebesar Rp24,960 miliar, yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola utang dengan baik.

Kendati demikian harga saham TLKM mengalami penurunan tajam sepanjang tahun sebesar 30,56 persen di 2024. Meski ada penurunan pendapatan, TLKM terlihat masih menunjukkan ketahanan dan kemampuan dalam mengelola profitabilitas dan arus kas.

Sementara, pada penjualan saham pada dua hari terakhir, TLKM mencatat pergerakan saham yang cukup positif di hari ketiga pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2024. Kinerja saham TLKM selama Januari ini berhasil naik 1,85 persen dengan harga Rp2.750 per saham atau naik Rp50 dari penjualan sebelumnya.

Pergerakan harga saham Telkom masih menjadi sorotan karena sektor komunikasi masih menjadi salah satu bidang penting di Indonesia. Dalam beberapa waktu terakhir, TLKM terlihat menarik bagi investor yang mencari stabilitas dan imbal hasil jangka panjang.

Strategi Kenaikan Saham

Harga saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) mengalami penurunan signifikan sepanjang November 2024. Penurunan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor dan memunculkan berbagai spekulasi terkait kinerja perusahaan.

Octavius Oky Prakarsa, Vice President Investor Relations TLKM, menjelaskan bahwa penurunan harga saham terjadi di tengah masa transisi perusahaan yang diiringi oleh tantangan makroekonomi. Meskipun demikian, Telkom tetap optimis terhadap prospek jangka panjang, terutama melalui implementasi program transformasi “5 Bold Moves.”

Strategi ini diharapkan menjadi katalisator untuk menjaga posisi TLKM sebagai pemimpin industri telekomunikasi di tengah pesatnya perkembangan teknologi.

Salah satu langkah signifikan dalam program transformasi ini adalah pengembangan Fixed Mobile Convergence (FMC). Oky mengungkapkan bahwa program ini telah berjalan cukup baik dengan mencatat 53 persen pelanggan terintegrasi hingga akhir September 2024. Dengan segera diluncurkannya sistem pembayaran satu tagihan (one-billing system), program FMC diharapkan mampu mengakselerasi adopsi layanan konvergensi di Indonesia.

Selain itu, Telkom juga memperkuat portofolio bisnisnya melalui pengembangan pusat data (data center) sebagai salah satu pilar bisnis baru. Dengan rencana peningkatan kapasitas hingga 36 megawatt (18MW masing-masing di Cikarang dan Batam), yang dijadwalkan selesai pada tahun 2025, sektor ini diyakini dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi perusahaan. Bisnis lainnya seperti enterprise, Telkom International, dan MitraTel juga menunjukkan prospek pertumbuhan yang sehat dengan rata-rata peningkatan kinerja di kisaran high-single digit.

Namun, tantangan tetap ada. Selain faktor makroekonomi, seperti pelemahan daya beli masyarakat yang memengaruhi pertumbuhan operator telekomunikasi, saham TLKM juga terkena dampak keluarnya arus modal asing dari pasar Indonesia. Kondisi ini terjadi akibat kekhawatiran global terhadap kebijakan ekonomi dari Presiden terpilih Amerika Serikat, yang dikhawatirkan dapat memicu inflasi global. Tekanan ini tidak hanya dirasakan oleh Telkom, tetapi juga sejumlah saham blue chip lain di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Di sisi lain, Garuda Sugardo, mantan direktur Telkomsel dan pemegang saham Employee Stock Option Plan (ESOP), menilai bahwa program-program kunci seperti FMC dan pengembangan pusat data belum memberikan hasil optimal yang diharapkan. Ia mencatat bahwa penurunan saham Telkom sudah terasa sejak awal 2024, dan mencapai titik nadir pada hari ulang tahun IPO TLKM ke-29. Kondisi ini, menurutnya, sangat kontras dengan capaian Telkom pada masa sebelum pandemi.

Garuda pun mengajak seluruh elemen Telkom untuk bersatu dan bekerja lebih keras dalam mengembalikan kepercayaan investor. Ia optimistis jika Telkom mampu mengimplementasikan strategi transformasinya secara konsisten dan tanggap terhadap dinamika pasar, saham TLKM dapat kembali bangkit di masa mendatang.

Melihat situasi ini, langkah Telkom untuk terus berinovasi melalui program-program strategis sangatlah krusial. Meskipun tantangan masih membayangi, potensi sektor telekomunikasi di Indonesia tetap besar. Dengan transformasi yang tepat dan sinergi yang kuat antara manajemen, karyawan, dan pemegang saham, Telkom memiliki peluang untuk mengembalikan kejayaannya sekaligus memperkokoh posisinya sebagai tulang punggung telekomunikasi nasional.(*)

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.