Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Emiten Grup Bakrie ENRG Siapkan USD12 Juta untuk Buyback, Tujuannya?

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 03 January 2025 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Redaksi
Emiten Grup Bakrie ENRG Siapkan USD12 Juta untuk Buyback, Tujuannya?

KABARBURSA.COM - Emiten grup Bakrie, PT Energi Mega Persada Tbk atau ENRG, merencanakan untuk membeli kembali saham atau buyback. Realisasi aksi ini akan diumumkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada 24 Januari 2025.

RUPSLB yang dijadwalkan berlangsung di ruang rapat Energi Mega Persada, Bakrie Tower ini akan dimulai pukul 14.00 WIB. Di sini, yang berhak hadir adalah mereka yang tercatat sebagai pemegang saham pada 30 Desember 2024, yang menjadi tanggal pencatatan (recording date).

Menyiapkan dana sekitar Rp192,23 miliar, dengan asumsi nilai tukar Bank Indonesia sebesar Rp16.019 per dolar AS, Direktur & Corporate Secretary ENRG Riri Hosniari Harapan, menjelaskan dana tersebut sepenuhnya berasal dari sumber internal perusahaan. Artinya, ini adalah sebuah komitmen dari ENRG untuk melakukan aksi korporasi tanpa bergantung pada utang eksternal.

Berdasarkan keterangan resmi perusahaan yang dikutip di Jakarta, Jumat, 3 Januari 2025, rencana buyback ini bertujuan untuk membeli kembali saham ENRG dengan jumlah yang tidak akan melebihi 10 persen dari total modal disetor perusahaan. ENRG berjanji untuk mematuhi ketentuan yang mewajibkan minimal 7,5 persen saham beredar tetap berada di pasar.

Proses buyback akan dilakukan melalui Bursa Efek Indonesia (BEI) secara bertahap dan diperkirakan akan selesai dalam jangka waktu 12 bulan setelah persetujuan diperoleh dalam RUPSLB. Tentu saja, pelaksanaan buyback ini akan mempertimbangkan kondisi likuiditas dan permodalan perusahaan, serta memenuhi ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia.

Tujuan utama dari aksi ini adalah untuk meningkatkan nilai investasi para pemegang saham ENRG dengan cara mengurangi jumlah saham yang beredar di pasar. Pengurangan jumlah saham ini diharapkan akan berdampak positif pada peningkatan laba per saham (earning per share) perusahaan, yang pada gilirannya dapat memperbaiki tingkat profitabilitas dan memberikan dampak positif terhadap nilai perusahaan di mata investor.

Aksi pembelian kembali saham ini mencerminkan strategi ENRG untuk memperkuat posisi pasar dan meningkatkan kepercayaan investor terhadap kinerja jangka panjang perusahaan. Dengan menggunakan dana internal, perusahaan tidak hanya menunjukkan kedewasaan finansial, tetapi juga berfokus pada kepentingan pemegang saham. Semoga rencana aksi buyback ini dapat mendukung pertumbuhan dan kesuksesan berkelanjutan bagi ENRG di masa yang akan datang.Emiten Grup Bakrie.

Saham Menguat Tipis

Mengutip data Stockbit, sore ini, saham ENRG mencatatkan sedikit kenaikan dengan ditutup pada level Rp244 per saham. Di sini ada keuntungan sebesar 2 poin atau naik sebesar 0,83 persen.

Saham ENRG dibuka pada harga Rp248, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan harga penutupan sebelumnya yang berada di Rp242. Meskipun tercatat mencapai harga tertinggi Rp250, saham ENRG tidak berhasil mempertahankan momentum tersebut dan berakhir sedikit lebih rendah, bergerak dalam kisaran harga antara Rp240 dan Rp250 selama sesi perdagangan.

Pada perdagangan kali ini, total transaksi saham ENRG tercatat mencapai 516 ribu lot, dengan volume transaksi mencapai Rp12,7 miliar. Aktivitas perdagangan menunjukkan minat investor terhadap saham ENRG dengan frekuensi transaksi yang cukup signifikan, tercatat ada 2.227 kali transaksi yang terjadi.

Meskipun demikian, saham ENRG terlihat berada sedikit lebih rendah dari harga tertinggi yang dicapai pada hari itu, namun tetap memperlihatkan tren stabil dengan rata-rata harga perdagangan berada di level Rp246.

Dengan posisi Intrinsic Entry Price (IEP) yang tercatat di Rp242 dan Intrinsic Exit Value (IEV) sebesar 18,4 ribu, dapat terlihat bahwa saham ENRG tetap diminati pasar meskipun adanya fluktuasi harga. Meskipun secara keseluruhan terjadi sedikit penurunan harga selama sesi perdagangan, saham ini tetap mencerminkan posisi yang solid dengan rata-rata harga yang hampir tidak terlalu jauh dari kisaran sebelumnya.

Kondisi tersebut memberikan gambaran bahwa investor yang tertarik dengan saham ENRG melihat potensi jangka panjang perusahaan, sementara pihak-pihak yang lebih sensitif terhadap fluktuasi harga jangka pendek mungkin masih berhati-hati. Secara keseluruhan, saham ENRG menunjukkan kecenderungan stabil di pasar saham Indonesia meskipun pergerakan harganya relatif moderat, mencerminkan ketertarikan yang seimbang di antara para investor.

Harga Rendah bikin Saham Menarik

Secara keseluruhan, menurut analisis Warren Buffett, perusahaan ini menunjukkan sejumlah kualitas yang patut diperhatikan, meskipun beberapa indikasi memperlihatkan adanya tantangan yang harus diperhatikan dengan hati-hati.

Pertama-tama, PE Ratio perusahaan saat ini tercatat cukup rendah, dengan angka PE Ratio (Annualized) sebesar 5,80 dan PE Ratio (TTM) 5,34. Ini menunjukkan bahwa harga saham ENRG relatif murah jika dibandingkan dengan laba yang dihasilkan perusahaan.

Bagi investor yang mengikuti prinsip Buffett, angka PE yang rendah dapat menjadi sinyal bahwa perusahaan mungkin undervalued, asalkan perusahaan tersebut menunjukkan daya tahan dalam menghadapi tantangan dan memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang. Namun, ketika dibandingkan dengan PE Ratio TTM median IHSG yang berada pada angka 7,05, ENRG terlihat lebih murah, yang menarik bagi mereka yang mencari nilai baik.

Earnings Yield (TTM) yang tercatat 18,74 persen merupakan angka yang sangat menarik. Buffett sering mencatatkan bahwa hasil pengembalian tinggi dapat menjadi indikasi bahwa perusahaan mampu menghasilkan keuntungan yang besar bagi para pemegang sahamnya.

Hal ini menunjukkan bahwa ENRG menghasilkan laba yang signifikan dari harga saham saat ini, menambah daya tarik bagi investor yang mementingkan pengembalian laba yang optimal. Namun, perlu juga dilihat beberapa rasio lain yang memberi gambaran lebih luas tentang stabilitas perusahaan.

Rasio Price to Sales (TTM) yang berada di angka 0,89 menggambarkan bahwa saham ENRG diperdagangkan lebih rendah dibandingkan dengan total penjualannya, yang seringkali menjadi indikasi potensi kenaikan harga saham jika perusahaan berhasil memperbaiki kinerja. Hal ini menjadi menarik bagi investor nilai yang mencari saham dengan harga murah relative terhadap pendapatan perusahaan.

Price to Book Value yang rendah, yaitu 0,56, juga memberi petunjuk bahwa saham ENRG diperdagangkan di bawah nilai bukunya, yang bisa menjadi sinyal lebih lanjut bahwa perusahaan ini memiliki nilai yang belum tercermin sepenuhnya di pasar.

Namun, tidak hanya indikator yang menunjukkan hal positif. Angka Free Cashflow Per Share (TTM) yang tercatat negatif (-40,25) menunjukkan bahwa perusahaan saat ini mengalami kesulitan dalam menghasilkan aliran kas bebas. Ini adalah poin penting, mengingat Buffett sangat fokus pada kemampuannya menghasilkan aliran kas positif dan berkelanjutan sebagai indikasi kinerja yang baik dalam jangka panjang.

Free Cashflow yang negatif bisa menjadi pertanda bahwa meskipun perusahaan mampu menghasilkan pendapatan, mereka mungkin menghadapi tantangan dalam mengelola kas untuk mendanai ekspansi, bayar utang, atau bagi dividen. Dengan kata lain, hal ini memperlihatkan bahwa ENRG perlu mengelola investasi dan pengeluaran modalnya dengan lebih hati-hati ke depan.

Solvabilitas Cukup Solid

Solvabilitas perusahaan, yang tercermin dari Current Ratio dan Quick Ratio sekitar 1,13 dan 1,04, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya cukup solid. Rasio-rasio ini menunjukkan perusahaan dapat membayar kewajiban jangka pendek tanpa masalah berarti, dan ini menjadi indikator stabilitas yang penting.

Akan tetapi, rasio leverage perusahaan masih terlihat moderat, dengan Debt to Equity Ratio sebesar 0,50, menunjukkan bahwa ENRG tidak terlalu bergantung pada utang untuk operasi dan ekspansinya, hal ini sejalan dengan pendekatan Warren Buffett yang cenderung menghindari perusahaan yang terlalu bergantung pada utang.

Meski demikian, indikator pertumbuhan di beberapa area menunjukkan adanya tantangan. Revenue per share (TTM) tumbuh pada angka 271,82, sementara growth revenue YoY pada kuartal terakhir menunjukkan penurunan signifikan sebesar -10,89 persen, yang menunjukan adanya pelemahan dalam pendapatan jangka pendek.

Gross Profit Margin yang turun drastis sebesar -49,52 persen dan penurunan laba bersih -26,65 persen di kuartal terakhir juga memperlihatkan adanya kesulitan dalam mempertahankan profitabilitas dan efisiensi biaya perusahaan. Hal ini tentu perlu diwaspadai, terutama bagi investor yang memprioritaskan pertumbuhan berkelanjutan dan efisiensi operasional yang kuat.

Sementara itu, sejumlah data penting lainnya memperlihatkan kekuatan dasar ENRG dalam hal kapitalisasi pasar dan likuiditas. Dengan kapitalisasi pasar 6 triliun dan total ekuitas 10,7 triliun, perusahaan ini masih memiliki dasar yang kuat, meskipun kinerjanya saat ini menghadapi tantangan.

Dari perspektif Warren Buffett, saham ENRG saat ini dapat dianggap sebagai nilai yang menarik karena harganya relatif rendah, namun potensi kenaikan harga saham tergantung pada bagaimana perusahaan ini mengelola aliran kas dan dapat bertahan serta berkembang di tengah penurunan pendapatan yang tercatat pada kuartal terbaru.

Pada saat yang sama, kelemahan dalam cash flow dan penurunan profitabilitas menjadi indikasi bahwa investor harus hati-hati dan memantau perkembangan manajemen perusahaan dalam menanggulangi masalah-masalah ini.

Untuk rekomendasi saham, ENRG bisa dipertimbangkan jika Anda memiliki pandangan jangka panjang dan dapat bertahan dengan volatilitas harga saham. Dengan perbaikan dalam pengelolaan kas dan kinerja operasional, ada potensi besar bagi ENRG untuk meningkatkan kinerjanya, namun itu tentu memerlukan waktu.

Untuk investor yang lebih konservatif atau yang mengutamakan stabilitas jangka pendek, mungkin ada opsi yang lebih aman dengan prospek lebih jelas.(*)

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.