KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 83 poin atau naik 1,18 persen ke level 7,163 pada penutupan perdagangan Kamis, 2 Januari 2025. Merujuk data perdagangan RTI Business, IHSG bergerak konsisten pada hari ini dengan level tertinggi 7,163 dan level terendah di angka 7,088.
Sebanyak 316 saham terpantau menguat, 270 saham melemah, dan 210 saham mengalami stagnan. Sementara, lima saham terpantau berada di lima besar top gainer seperti PSDN 34,67 persen, INET 25,86 persen, KEJU 24,69 persen, PTIS 24,35 persen, dan SKBM 18,94 persen.
Sedangkan saham-saham yang mengalami koreksi paling dalam yakni MFIN -25,00 persen, SSIA -16,73 persen, HOMI -10,81 persen, SPRE -9,89 persen, dan STTP -9,36 persen.
Adapun indeks LQ45 turut berada di zona hijau pada penutupan sore ini. Penguatan ditopang oleh saham BBNI dengan performa 5,52 persen, diikuti SMRA 4,08 persen, dan BBTN 4,39 persen.
Dari sisi sektoral, lima sektor terpantau menguat seperti basic ind, energi, keuangan, properti, hingga teknologi.
Akhir 2024, Kinerja BEI Masih Menunjukkan Daya Saing
Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2024 resmi ditutup Senin, 30 Desember 2024. Di tahun ini, pasar modal Indonesia mencatatkan beberapa pencapaian.
Direktur Utama BEI Iman Rachman, menyampaikan secara global kinerja BEI masih menunjukkan daya saing yang kompetitif dibandingkan dengan bursa global lainnya.
“Saya bangga melaporkan bahwa pasar modal kita tidak hanya bertahan di tengah ketidakpastian global tetapi juga terus menunjukkan daya saing yang tinggi, baik di ASEAN maupun dalam skala global,” kata dia dalam keterangannya di Jakarta, Senin, 30 Desember 2024.
Adapun total investor pasar modal, yang terdiri dari investor saham, obligasi, dan reksa dana meningkat menjadi 14,84 juta investor. Sementara itu, khusus untuk investor saham, terdapat peningkatan lebih dari 1 juta investor dengan total menjadi 6,37 juta investor saham.
Sementara itu, dari sisi partisipasi investor, rata-rata investor yang aktif bertransaksi per 24 Desember 2024 mencapai 147 ribu per hari. Jika dilihat dari jumlah kepemilikan investor, porsi transaksi investor ritel masih stabil, yakni sebesar 32,8 persen.
Namun, terlihat peningkatan pada porsi transaksi investor institusi asing dengan porsi transaksi mencapai lebih dari 36,6 persen dari total rata-rata nilai transaksi harian per November 2024.
Peningkatan jumlah investor di pasar modal Indonesia merupakan hasil upaya edukasi dan sosialisasi pasar modal yang masif serta menjangkau masyarakat secara luas. Hingga 27 Desember 2024, di seluruh Indonesia telah berlangsung 33.955 kegiatan edukasi, dengan jumlah peserta mencapai lebih dari 57,4 juta orang.
Dari sisi supply, BEI telah berhasil meraih sejumlah Pencatatan Efek baru meliputi 41 saham baru, 143 emisi obligasi dan sukuk, 1 ETF baru, serta 495 waran terstrukur pada tahun 2024 ini.
Berdasarkan data dari EY Global IPO Trends 2024, Jumlah Pencatatan Saham Baru di BEI menempati peringkat ke-10 di dunia dari sisi jumlah IPO, dengan total fund-raised IPO saham mencapai Rp14,3 triliun. Dengan demikian, total Perusahaan Tercatat Saham sampai dengan saat ini telah mencapai 943 perusahaan.
Sepanjang tahun 2024, pasar modal Indonesia mengalami pergerakan yang dinamis dengan pengaruh dari sisi domestik maupun global. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dengan mengalami perubahan sebesar 3,25 persen secara year-to-date pada level 7.036,57 pada Jumat, 27 December 2024.
Namun, sepanjang tahun 2024 data perdagangan mulai mengalami kenaikan dibandingkan akhir tahun lalu dengan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) berada pasar posisi Rp12,9 triliun.
Data tersebut diikuti dengan volume transaksi harian di angka 19,9 miliar lembar saham dan frekuensi transaksi harian mencapai 1,13 juta kali transaksi.
Aktivitas perdagangan di sepanjang tahun 2024 juga mencatatkan beberapa rekor baru, yaitu pencapaian rekor tertinggi IHSG pada level 7.905,390 pada 19 September 2024, diikuti dengan rekor kapitalisasi pasar tertinggi yang mencapai Rp13.475 triliun pada hari yang sama.
Untuk perdagangan yang dilakukan melalui Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA), rata-rata volume transaksi harian pasar surat utang kini telah mencapai Rp1,04 triliun. Dari sisi perdagangan produk non-saham, nilai transaksi telah mencapai Rp4,38 triliun.
Sementara itu, untuk kelas aset yang terbaru, yakni Unit Karbon, telah terdapat total unit karbon tercatat mencapai 1,78 juta ton CO2 ekuivalen dari 3 proyek tercatat dengan nilai transaksi mencapai Rp19,73 miliar hingga 27 Desember 2024.
Tahun 2024 merupakan periode yang menggambarkan daya tahan dan pertumbuhan pasar modal Indonesia meskipun menghadapi tantangan global. Penutupan perdagangan pada Kamis, 2 Januari 2025, menunjukkan penguatan IHSG sebesar 1,18 persen ke level 7.163.(*)