KABARBURSA.COM - PT Remala Abadi Tbk (DATA) mengumumkan pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk membahas agenda salah satunya penggunaan dana hasil Initial Public Offering (IPO) dengan total nilai Rp62,85 miliar.
Direktur Utama Remala Abadi Richard Kartawijaya mengatakan, RUPST yang akan dilaksanakan pada Jumat, 24 Januari 2025, juga membahas perubahan susunan anggota dewan komisaris dan direksi perusahaan.
Pemegang saham, ujar Richard, akan diminta untuk memberikan persetujuan atas perubahan alokasi dana yang tidak sepenuhnya digunakan sesuai dengan rencana awal. Hal ini berkaitan dengan sisa dana hasil IPO yang seharusnya digunakan untuk membeli teknologi Dense Wavelength-Division Multiplexing (DWDM) yang hingga saat ini belum sepenuhnya terserap.
"Rencana perubahan ini bertujuan untuk mengarahkan dana tersebut ke kebutuhan operasional lain yang lebih mendesak untuk mendukung kegiatan usaha perusahaan," imbuh Richard, Kamis, 2 Januari 2025.
Pada awalnya, dana hasil IPO DATA diharapkan dapat digunakan untuk pembelian DWDM, sebuah teknologi yang penting untuk meningkatkan kapasitas jaringan komunikasi fiber optic. Namun, dengan adanya perubahan rencana bisnis, sebagian dana tersebut kini akan dialihkan untuk tujuan lain.
Sebagian besar dana yang diperoleh, yakni sebesar Rp19,98 miliar, akan digunakan untuk transaksi akuisisi saham PT Fiber Media Indonesia (FMI), yang mana perusahaan ini akan menjadi anak usaha PT Remala Abadi Tbk. Akuisisi tersebut mencakup 85 persen dari saham FMI, yang diharapkan dapat memperkuat posisi perusahaan di industri telekomunikasi.
Selain itu, sejumlah dana akan dialokasikan untuk pembelian berbagai aset tetap yang mendukung pengembangan infrastruktur. Di antaranya adalah Rp15,99 miliar untuk pembelian teknologi DWDM (Dense Wavelength-Division Multiplexing) yang sangat penting dalam meningkatkan kapasitas jaringan fiber optic, meskipun anggaran yang digunakan sedikit lebih rendah dari rencana awal.
Selanjutnya, Rp6,23 miliar akan digunakan untuk pembelian tiang jaringan fiber optic, yang mendukung pembangunan infrastruktur jaringan secara lebih luas. Rp2,77 miliar dialokasikan untuk pembelian kabel fiber optic, serta Rp976,7 juta untuk pembelian tanah dan bangunan di Ciputat dan Cibinong. Sedangkan, Rp919,7 juta akan digunakan untuk pengadaan perangkat Optical Network Terminal (ONT), yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas layanan internet.
Setelah mengalokasikan dana untuk pembelian aset-aset tersebut, sisa dana IPO akan digunakan untuk berbagai kebutuhan modal kerja, termasuk pemasaran dan promosi yang diperlukan untuk memperkenalkan layanan perusahaan.
Agenda RUPST yang kedua adalah mengenai perubahan dan penegasan susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan. "Agenda ini berfokus pada penyesuaian susunan jajaran pengurus perusahaan yang dapat mempengaruhi arah kebijakan strategis serta operasional perusahaan di masa depan," terang Richard.
Adapun RUPST ini akan diselenggarakan secara fisik di Aston Hotel TB Simatupang, Jakarta Selatan, dan juga dapat dihadiri secara elektronik melalui aplikasi eASY.KSEI. Dengan demikian, pemegang saham yang tidak dapat hadir secara langsung tetap dapat memberikan suara dan berpartisipasi dalam rapat ini.
Sebelumnya diberitakan, Remala Abadi resmi mengambil alih 85 persen saham PT Fiber Media Indonesia (FMI) senilai Rp19,97 miliar. Transaksi ini ditandatangani pada 6 September 2024, dan didanai oleh hasil IPO DATA. Langkah ini menjadi bagian dari strategi perusahaan untuk memperkuat posisi mereka dalam penyediaan layanan internet di Indonesia.
Richard menyatakan bahwa akuisisi ini merupakan langkah strategis untuk memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan kualitas layanan yang ditawarkan.
“Dengan akuisisi FMI, kami berharap dapat memperkuat posisi pasar dan meningkatkan kapasitas layanan kepada pelanggan,” ungkap Richard dalam keterangannya, dikutip Selasa, 24 September 2024.
Lebih lanjut, Richard menjelaskan bahwa akuisisi ini akan menciptakan efisiensi operasional melalui integrasi jaringan dan layanan, yang pada akhirnya akan meningkatkan kecepatan dan keandalan operasional DATA.
Dengan pengendalian saham FMI, DATA kini memiliki lebih banyak sumber daya dan jaringan yang lebih luas untuk menghadapi persaingan di pasar telekomunikasi yang semakin dinamis.
Langkah strategis ini dilakukan di tengah kinerja keuangan yang solid dari DATA. Pada semester I tahun 2024, DATA mencatatkan pendapatan sebesar Rp127,47 miliar, meningkat 21,15 persen dari Rp105,22 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Dari pendapatan tersebut, DATA membukukan laba sebesar Rp29,17 miliar, melonjak 61,49 persen dibandingkan Rp18,06 miliar pada periode Januari-Juni 2023.
Dengan kekuatan finansial yang terus tumbuh, DATA berharap dapat menawarkan solusi teknologi yang lebih komprehensif dan memperkuat daya saing di tengah persaingan industri yang ketat.
“Kami siap menghadapi tantangan pasar dengan sumber daya yang lebih besar dan jaringan yang lebih kuat,” tegas Richard.
Melalui akuisisi FMI, DATA kini resmi menjadi pemegang saham pengendali dan berencana memanfaatkan integrasi ini untuk memperluas jangkauan layanan internet berbasis serat optik dan nirkabel.
Dengan akses ke 70 persen pusat data di Jabodetabek dan lebih dari 25.000 perusahaan serta kawasan perumahan, DATA memperkuat perannya sebagai penyedia layanan telekomunikasi terkemuka di Indonesia.
“Dengan kemampuan untuk menawarkan solusi teknologi yang komprehensif, kami semakin yakin akan daya saing dan ketahanan perseroan di tengah perkembangan pasar yang terus berubah,” ucap Richard.
Saham DATA mengalami penurunan signifikan pada perdagangan hari ini, Kamis, 2 Januari 2025. Pada 14.40 WIB, saham perusahaan tercatat turun Rp15 atau 1,94 persen, dengan harga penutupan berada di level Rp760 per lembar saham.
Harga saham dibuka pada level Rp775, setara dengan harga penutupan pada perdagangan sebelumnya. Meskipun sempat bergerak menuju level tertinggi di Rp780, saham DATA akhirnya tertekan dan menyentuh titik terendah di Rp745, sebelum ditutup pada level Rp760.
Volume perdagangan hari ini mencapai 1,07 juta saham, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata volume harian yang tercatat sebesar 4,99 juta saham. Nilai transaksi tercatat sekitar Rp802,5 juta, dengan lot perdagangan mencapai lebih dari 11 ribu lot.
Meskipun saham mengalami penurunan, investor tetap menunjukkan minat yang cukup besar terhadap saham PT Remala Abadi Tbk, yang sebelumnya sempat mengalami kenaikan signifikan pasca-IPO. Perusahaan ini kini fokus pada pengembangan infrastruktur jaringan dan ekspansi pasar, setelah memperoleh dana hasil IPO yang digunakan untuk akuisisi dan pembelian aset tetap. (*)