Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

PJAA Laporkan Penggunaan Dana Obligasi Rp501,69 Miliar, ke Mana Larinya?

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 02 January 2025 | Penulis: Syahrianto | Editor: Redaksi
PJAA Laporkan Penggunaan Dana Obligasi Rp501,69 Miliar, ke Mana Larinya?

KABARBURSA.COM - PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) menyampaikan laporan resmi terkait penggunaan dana hasil Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan III Jaya Ancol Tahap I Tahun 2024.

Berdasarkan keterbukaan informasi, Sekretaris Perusahaan PJAA Agung Praptono menyampaikan, laporan ini bertujuan memberikan transparansi kepada publik serta memastikan bahwa dana yang dihimpun digunakan sesuai dengan rencana yang telah dipaparkan dalam prospektus. Penawaran umum ini telah mendapatkan pernyataan efektif pada 28 Juni 2024.

"Dengan pernyataan efektif yang diterima pada 28 Juni 2024, perusahaan berhasil menghimpun dana sebesar Rp503,06 miliar. Setelah dikurangi biaya penawaran umum sebesar Rp1,37 miliar, total realisasi bersih mencapai Rp501,69 miliar, yang sepenuhnya dialokasikan sesuai dengan rencana dalam prospektus," ujarnya, Kamis, 2 Januari 2025.

Dana hasil penawaran ini digunakan untuk mendukung berbagai program pengembangan Pembangunan Jaya Ancol, termasuk ekspansi fasilitas rekreasi, pengembangan infrastruktur pendukung, dan peningkatan layanan pengunjung. Penggunaan dana ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja operasional dan memperkuat posisi Jaya Ancol sebagai destinasi rekreasi utama di Indonesia.

Agung menyatakan bahwa pelaporan ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk menjalankan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG).

“Kami memastikan bahwa seluruh dana yang dihimpun digunakan secara tepat dan transparan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dalam prospektus,” ujarnya.

Sebagai pengelola kawasan Ancol, perusahaan ini terus berinovasi dalam menawarkan pengalaman wisata, mulai dari taman hiburan, hotel, hingga kawasan bisnis. Laporan ini menjadi bukti keberhasilan PJAA dalam menjaga kepercayaan publik dan berkontribusi pada pertumbuhan sektor hiburan di Tanah Air.

Proyeksi PJAA pada 2025

PJAA berkomitmen untuk terus meningkatkan kinerjanya melalui berbagai upaya di tahun 2025. Hingga September 2024, kinerja perseroan mengalami penurunan, dengan laba yang dibukukan anjlok sebesar 41 persen menjadi Rp100,59 miliar.

Direktur Utama PJAA, Winarto, menjelaskan bahwa manajemen akan melakukan berbagai inovasi di tahun 2025, termasuk renovasi cottage, penerapan sistem sentral parkir, penyediaan depo MRT, serta strategi dynamic pricing.

Dengan langkah-langkah ini, diharapkan kondisi keuangan perseroan dapat pulih, dengan perolehan laba bersih yang meningkat pada tahun depan.

“Kami juga telah menyiapkan alat produksi baru berupa robot yang didatangkan dari Amerika dan China,” kata Winarto dalam keterangan tertulisnya, dikutip Rabu, 25 Desember 2025.

Dalam laporannya, Winarto menyebutkan bahwa hingga September 2024, terjadi peningkatan jumlah pengunjung di wahana favorit, seperti pantai yang mencatat jumlah pengunjung sebesar 7,5 juta orang, diikuti oleh Dufan dengan 1,6 juta pengunjung.

Konten baru, seperti satwa Alpaca, diharapkan dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung, khususnya di Samudra Ancol.

Untuk proyek MRT, perusahaan telah menjalin kerja sama terkait pembuangan tanah galian. PJAA menyediakan tempat pembuangan, sementara pihak MRT bertanggung jawab atas proses penggalian dan pengangkutan tanah hingga ke lokasi yang telah disediakan.

Laba Ancol Alami Penurunan Kuartal III

Pembangunan Jaya Ancol mencatat penurunan laba bersih pada kuartal ketiga 2024 sebesar Rp100,6 miliar, turun signifikan dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya yang mencapai Rp170,8 miliar. Penurunan ini setara dengan laba bersih per saham sebesar Rp62,87 per lembar.

Pendapatan PJAA selama sembilan bulan pertama 2024 tercatat sebesar Rp881,4 miliar, sedikit lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp902,6 miliar, atau turun 2,3 persen. Laba kotor turun 10,9 persen menjadi Rp438,3 miliar dari sebelumnya Rp491,9 miliar, dengan margin laba kotor mencapai 49,7 persen. EBITDA tercatat sebesar Rp335,4 miliar, turun 21 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Margin EBITDA berada pada level 38,1 persen, sementara margin laba bersih hanya sebesar 11,4 persen.

Jika dibandingkan secara kuartalan, laba bersih PJAA pada kuartal ketiga 2024 mengalami penurunan sebesar 12,8 persen dibandingkan kuartal sebelumnya, dari Rp59,8 miliar menjadi Rp100,6 miliar. Pendapatan kuartalan juga menunjukkan pertumbuhan tipis sebesar 0,4 persen, dari Rp568,0 miliar pada kuartal kedua 2024 menjadi Rp881,4 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan, total aset PJAA hingga akhir kuartal ketiga 2024 tercatat sebesar Rp3,63 triliun. Posisi kas perusahaan mencapai Rp269 miliar, sementara total utang jangka pendek dan panjang masing-masing sebesar Rp386,7 miliar dan Rp1,52 triliun. Total ekuitas perusahaan berada di level Rp1,72 triliun.

Dalam rasio keuangan, nilai buku per saham (BVPS) tercatat sebesar Rp1.073,11, sementara price-to-book value (PBV) berada di level 0,58 kali. Price-to-earnings ratio (PER) tercatat sebesar 9,94 kali, mencerminkan penilaian yang relatif murah di pasar. Return on Equity (ROE) dan Return on Assets (ROA) masing-masing berada pada level 5,86 persen dan 2,77 persen.

Meskipun menghadapi tantangan, PJAA tetap berupaya menjaga kestabilan operasional dan keuangan. Rasio utang terhadap ekuitas tercatat sebesar 1,11 kali, dengan rasio utang terhadap EBITDA mencapai 5,70 kali. Sementara itu, EBITDA mampu menutupi beban bunga dengan rasio 4,39 kali.

Dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp1 triliun dan harga saham terakhir di level Rp625 per lembar, manajemen PJAA optimis dapat memperbaiki kinerja pada kuartal mendatang melalui berbagai strategi, termasuk optimalisasi operasional dan efisiensi biaya. (*)