Di sisi sektor yang melemah, sektor industri mencatatkan penurunan paling tajam, yakni sebesar 1,01 persen ke level 1.025. Sektor kesehatan juga melemah sebesar 0,31 persen ke level 1.451, diikuti oleh sektor infrastruktur yang turun tipis 0,03 persen menjadi 1.478.
Konsumer non-primer terkoreksi 0,56 persen ke level 725, sementara sektor teknologi mencatat penurunan 0,42 persen ke level 3.980. Penurunan lainnya terlihat pada sektor bahan baku yang melemah 0,07 persen ke level 1.251, serta sektor konsumer primer yang turun 0,36 persen menjadi 831.
Namun, tidak semua sektor mengalami tekanan. Sektor energi menjadi bintang pagi ini dengan lonjakan signifikan sebesar 1,18 persen ke level 2.720, menunjukkan minat investor yang kuat pada saham-saham di sektor ini.
Sektor transportasi juga mencatatkan kenaikan sebesar 0,18 persen ke level 1.303, sedangkan sektor properti dan keuangan masing-masing meningkat 0,3 persen, dengan properti berada di level 759 dan keuangan di 1.396.
Aktivitas perdagangan saham juga cukup ramai, dengan beberapa emiten mencatat nilai transaksi tinggi. Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) memimpin dengan nilai transaksi sebesar Rp111,71 miliar.
Disusul oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang mencatat nilai transaksi Rp69,39 miliar, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan Rp49,34 miliar, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) sebesar Rp42,61 miliar, dan PT Cuan Emas Tbk (CUAN) di angka Rp23,15 miliar.
Secara keseluruhan, pergerakan IHSG pada awal tahun ini memperlihatkan sentimen positif, meskipun terdapat tekanan pada beberapa sektor. Investor tampaknya masih optimis dengan prospek pasar modal di tengah dinamika global dan domestik yang memengaruhi sentimen pasar.
Pembukaan yang kuat ini memberikan sinyal positif untuk perdagangan di bulan Januari dan dapat menjadi landasan yang baik bagi kinerja IHSG sepanjang tahun 2025.
Diprediksi Menguat Seharian
Sementara itu, MNC Sekuritas dalam analisisnya yang dipublikasikan di Jakarta pada hari ini, mengatakan bahwa sepanjang hari IHSG akan mengalami penguatan. Dalam skenario pertama, yang lebih konservatif, diperkirakan IHSG tengah membentuk bagian dari wave C pada wave (2), yang berarti pasar masih berisiko mengalami koreksi. Jika skenario ini terbukti akurat, IHSG berpotensi terkoreksi menuju rentang 6.835-6.922.
Namun, jika skenario lainnya lebih tepat, yaitu IHSG sedang memulai bagian awal dari wave 1, maka ada potensi penguatan lebih lanjut yang dapat membawa IHSG menguji level resistance lebih tinggi antara 7.217 hingga 7.394, asalkan IHSG dapat bertahan di atas level support 6.931.
Adapun level support terdekat IHSG berada di angka 6.951 dan 6.843, sementara resistance berada di kisaran 7.118 hingga 7.263, yang menjadi tantangan bagi IHSG untuk mempertahankan momentum kenaikannya.
Untuk saham individu, beberapa perusahaan menunjukkan potensi teknikal yang menarik bagi para investor.
Saham ARTO, yang menguat 2,97 persen hingga ke level 2.430, menunjukkan volume pembelian meskipun tidak terlalu besar. Berdasarkan analisis teknikal, ARTO saat ini diperkirakan tengah berada dalam wave c dari wave (y) pada wave [ii], sehingga ada peluang untuk mengalami koreksi terlebih dahulu sebelum melanjutkan penguatan.
Oleh karena itu, para investor dapat mempertimbangkan untuk membeli ARTO pada rentang harga 2.180 hingga 2.360, dengan target harga yang lebih tinggi di 2.580 hingga 2.700, namun berhati-hatilah karena stoploss disarankan di bawah 2.130.
Saham BUKA juga menunjukkan potensi kenaikan, tercatat menguat 1,63 persen ke 125, didorong oleh peningkatan volume pembelian meskipun tertahan oleh garis MA200. Posisi saham BUKA saat ini diperkirakan berada pada tahap awal wave [iii] dari wave C, memberikan peluang bagi harga saham ini untuk melanjutkan penguatannya.
Oleh karena itu, strategi “buy on weakness” di kisaran 121-125 menjadi pilihan yang baik, dengan target harga 132 dan 139, serta stoploss di bawah 119.
DEWA, dengan kenaikan sebesar 5,71 perseb ke harga 111, juga menunjukkan potensi lanjutan penguatan, didorong oleh volume pembelian yang meningkat. Saat ini, DEWA diperkirakan berada pada tahap awal dari wave [c] dalam wave B, memberikan ruang bagi saham ini untuk melanjutkan penguatannya. Buy on weakness di rentang 106-110 dengan target harga 117 dan 130, sementara stoploss ditetapkan di bawah 103.
Saham PTBA turut mengalami penguatan 4,96 persen ke 2.750, disertai dengan peningkatan volume pembelian yang cukup signifikan. Mampu menembus level MA20, PTBA saat ini diperkirakan berada dalam bagian wave [b] dari wave [b] dalam wave Y. Untuk saham PTBA, rentang harga beli yang disarankan adalah antara 2.660 hingga 2.710, dengan target harga di kisaran 2.800 hingga 2.880.
Namun, perlu diingat untuk mempertimbangkan stoploss di bawah 2.640 jika ada tanda-tanda pergerakan yang kurang mendukung.
Secara keseluruhan, pasar saham Indonesia masih menunjukkan dinamika yang kuat dengan potensi kenaikan, namun tetap disertai dengan risiko koreksi yang harus diperhatikan oleh para investor. Saran teknikal pada berbagai saham tersebut memberikan gambaran yang jelas mengenai level entry yang tepat serta target harga dan level risiko yang harus dikelola dengan hati-hati.(*)