KABARBURSA.COM - Pada hari ini, Kamis, 2 Januari 2024, PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) memasuki masa penawaran umum dalam rangkaian proses pelaksanaan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). RATU adalah sebuah anak perusahaan dari PT Rukun Raharja Tbk, yang berkode saham RAJA.
Melantainya RATU di BEI merupakan upaya strategis RAJA untuk memperkuat posisi di sektor energi nasional, terutama di bidang minyak dan gas bumi.
Berdasarkan prospektus IPO yang diterbitkan di Jakarta, Senin, 16 Desember 2024, RATU akan menawarkan sebanyak 543.010.800 saham atau setara 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Adapun hrga yang ditawarkan adalah Rp1.150 per lembar. Dengan demikian, potensi dana yang dapat dihimpun dari IPO ini mencapai Rp624,46 miliar.
Rencana IPO ini terdiri dari penerbitan 190.053.800 saham baru dan divestasi 352.957.000 saham milik RAJA.
Untuk proses penawaran awal telah berlangsung pada 17 hingga 23 Desember 2024, sedangkan penawaran umum dilakukan pada 2 hingga 6 Januari 2025. Saham ini dijadwalkan tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 8 Januari 2025.
Adapun hasil dana IPO akan digunakan untuk berbagai keperluan strategis. Sebagian besar dana, yakni sekitar Rp157,36 miliar, akan dipinjamkan kepada anak perusahaannya, PT Raharja Energi Tanjung Jabung (RETJ). Dana tersebut akan digunakan untuk memenuhi kewajiban pembayaran Cash Call kepada PetroChina International Jabung Ltd., yang merupakan bagian dari pengelolaan Blok Jabung.
Selain itu, sebesar Rp34,96 miliar akan dialokasikan kepada perusahaan asosiasi PT Petrogas Jatim Utama Cendana (PJUC) untuk kebutuhan operasional, termasuk pembayaran Cash Call kepada ExxonMobil Cepu Ltd. dalam mengelola Blok Cepu. Sisanya akan digunakan untuk studi kelayakan dalam pengembangan proyek baru di sektor minyak dan gas.
Langkah IPO ini tidak hanya menjadi tonggak penting bagi RATU, tetapi juga merefleksikan optimisme terhadap potensi pertumbuhan sektor energi Indonesia. Perusahaan ini ingin memanfaatkan dana segar dari IPO untuk menjawab tantangan industri sekaligus meraih peluang baru dalam menjelajahi dan mengembangkan blok minyak dan gas.
Dengan visi yang jelas dan dukungan finansial yang kuat, RATU diharapkan dapat memperkuat kehadirannya di pasar sekaligus mendorong kontribusinya pada kemandirian energi nasional.
RATU, sebuah perusahaan investasi di sektor minyak dan gas, didirikan pada tahun 2006 dan telah berkembang menjadi salah satu pemain strategis dalam industri energi di Indonesia. Melalui portofolio asetnya yang berfokus pada Blok Cepu dan Blok Jabung, RATU memainkan peran penting dalam mendukung kebutuhan energi nasional sekaligus memberikan kontribusi signifikan pada sektor migas.
Blok Cepu, salah satu aset utama yang dikelola oleh anak perusahaan RATU, PT Petrogas Jatim Utama Cendana (PJUC), memberikan RATU hak partisipasi sebesar 2,2423 persen. Dengan cadangan terbukti (P1) sebesar 841 juta barel minyak (MMBO) dan cadangan potensial sebesar 199 MMBO, Blok Cepu menjadi sumber energi yang sangat vital.
Pada semester pertama tahun 2024, produksi minyak Blok Cepu mencapai 144 ribu barel per hari (MBOPD), menyumbang sekitar 25 persen dari total lifting minyak nasional.
Sementara itu, melalui PT Raharja Energi Tanjung Jabung (RETJ), RATU memiliki hak partisipasi sebesar 8 persen di Blok Jabung. Blok ini menyimpan cadangan terbukti sebesar 17,2 MMBO dan cadangan potensial sebanyak 8,8 MMBO.
Dalam enam bulan pertama 2024, Blok Jabung mencatat produksi harian sebesar 52 ribu barel setara minyak dan gas per hari (MBOEPD), berkontribusi sekitar 3,5 persen terhadap lifting minyak dan gas nasional.
Kegiatan utama RATU meliputi eksplorasi, ekstraksi, serta penjualan minyak dan gas. Dengan fokus yang tajam pada efisiensi operasional dan keberlanjutan, perusahaan ini terus berupaya mengoptimalkan asetnya untuk menghasilkan energi berkualitas tinggi bagi Indonesia.
Dalam rangka mendukung pertumbuhan jangka panjang, RATU juga melantai di bursa melalui penawaran umum perdana (IPO). Setelah IPO, struktur kepemilikan saham perusahaan terdiri dari PT RAJA dengan kepemilikan mayoritas sebesar 80 persen, PT Rukun Prima Sarana sebesar 0,004 persen, dan 20 persen sisanya dimiliki oleh masyarakat.
Dengan fondasi aset yang kokoh, kapasitas produksi yang tinggi, dan strategi investasi yang terarah, RATU memposisikan diri sebagai pemain kunci di industri minyak dan gas Indonesia. Langkah-langkah inovatif yang diambil perusahaan tidak hanya memperkuat kehadirannya di pasar energi, tetapi juga membantu mendukung keberlanjutan sektor migas di tingkat nasional.
Kinerja keuangan RATU mencerminkan pertumbuhan yang kuat sepanjang paruh pertama tahun 2024. RATU menunjukkan daya saing perusahaan yang semakin menguat di sektor minyak dan gas.
Pendapatan perusahaan melonjak signifikan sebesar USD16,44 juta dibandingkan periode yang sama tahun lalu, mencerminkan peningkatan volume penjualan yang konsisten dan harga rata-rata tertimbang yang lebih tinggi, terutama pada Juni 2024 dibandingkan Juni 2023. Lonjakan ini tidak hanya mempertegas posisi RATU di pasar energi, tetapi juga menjadi indikator keberhasilan strategi pemasaran dan efisiensi operasionalnya.
Selain peningkatan pendapatan, laba periode berjalan hingga Juni 2024 mencatatkan kenaikan sebesar 20,53 persen, dari USD6,17 juta pada tahun sebelumnya menjadi USD7,43 juta. Pertumbuhan laba ini mencerminkan optimalisasi operasional dan efisiensi dalam manajemen biaya yang telah diterapkan perusahaan. Meskipun tantangan global di sektor energi terus berlanjut, RATU mampu menjaga pertumbuhan profitabilitasnya dengan tetap memanfaatkan peluang pasar secara optimal.
Dari sisi valuasi, perusahaan diperdagangkan pada metrik Price to Earnings (P/E) secara trailing twelve months (TTM) di kisaran 6,0-7,6 kali. Hal ini menempatkan RATU sebagai entitas dengan valuasi menarik dibandingkan rata-rata sektor minyak dan gas, menjadikannya pilihan menarik bagi investor yang mengincar potensi pertumbuhan jangka panjang.
Sementara itu, rasio Price to Book Value (P/BV) pasca penawaran umum perdana (IPO) berada di kisaran 2,98-3,26 kali, mengindikasikan bahwa pasar memberikan apresiasi premium terhadap aset strategis dan prospek pertumbuhan perusahaan.
Secara keseluruhan, kinerja keuangan RATU menunjukkan perusahaan berada di jalur yang tepat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya. Dengan valuasi pasar yang kompetitif dan pertumbuhan laba yang solid, RATU memiliki potensi besar untuk terus meningkatkan posisi sebagai pemain utama di sektor energi Indonesia. Kombinasi dari aset yang strategis, operasional yang efisien, serta dukungan pasar yang positif, semakin mengukuhkan RATU sebagai pilihan investasi yang menjanjikan di pasar modal.
RATU, dengan portofolio aset yang kuat, berfokus pada kegiatan eksplorasi dan produksi migas, termasuk melalui kepemilikan Participating Interest (PI) baik langsung maupun melalui anak usaha dan perusahaan asosiasinya. Salah satu andalan perusahaan adalah Blok Cepu, yang menjadi kontributor signifikan terhadap produksi minyak nasional, terutama melalui proyek Banyu Urip Infill Clastic (BUIC) yang dikelola oleh ExxonMobil Cepu Ltd.
Proyek ini dirancang untuk meningkatkan produksi hingga 42,92 juta barel minyak (MMBO) dengan tambahan kapasitas produksi 20.000 hingga 30.000 barel per hari (BOPD). Hingga Juni 2024, produksi Lapangan Banyu Urip mencapai rata-rata 144 ribu BOPD, dengan cadangan minyak bumi terbukti dan terukur (2P) mencapai 405 MMBO.
Di sisi lain, Blok Jabung juga berkontribusi signifikan terhadap kinerja perusahaan dengan produksi rata-rata 52 ribu barel setara minyak dan gas per hari (BOEPD) pada semester pertama 2024. Cadangan migas terbukti dan terukur (2P) di blok ini mencapai 292 MMBOE. Melalui eksposur strategis di Blok Jabung, RATU memperkuat posisinya dalam upaya pengembangan portofolio bisnis migas yang menjadi inti bisnis perusahaan.
Ke depan, strategi RATU akan terus difokuskan pada optimalisasi produksi migas, efisiensi operasional, dan eksplorasi cadangan baru untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan. Kendati demikian, prospek jangka panjang perusahaan tidak terlepas dari kemampuan pengelolaan aset yang baik, pengendalian biaya produksi, serta dinamika pasar energi global yang dapat memengaruhi permintaan dan harga migas.
Dalam konteks ini, keberhasilan perusahaan dalam menavigasi risiko-risiko tersebut akan menjadi kunci keberlanjutan pertumbuhan bisnis.
Dari segi pengembalian nilai bagi investor, RATU menjanjikan kebijakan dividen yang menarik. Dalam prospektusnya, perusahaan mengindikasikan komitmen untuk membagikan 60 persen laba bersih kepada pemegang saham.
Berdasarkan laba secara trailing twelve months (TTM) pada 2024, nilai dividen per saham diproyeksikan mencapai sekitar Rp150. Jika dibandingkan dengan harga saham yang ditawarkan pada IPO, angka ini menghasilkan yield yang sangat kompetitif di kisaran 7,88 peraen hingga 10,06 persen, menjadikannya pilihan investasi menarik bagi pelaku pasar modal.
Dengan portofolio aset migas yang solid, proyeksi dividen yang menjanjikan, dan strategi bisnis yang terarah, RATU memiliki fondasi kuat untuk menciptakan nilai tambah yang berkelanjutan bagi pemegang saham, sekaligus memberikan kontribusi signifikan terhadap target produksi energi nasional.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisis saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, sehingga KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.