KABARBURSA.COM - Saham Eropa melemah pada Senin, 30 Desember 2024, sejalan dengan pelemahan di Wall Street. Tingginya imbal hasil obligasi pemerintah terus mendorong investor untuk menarik diri dari pasar ekuitas, menjelang akhir tahun yang memberikan hasil positif bagi beberapa pasar regional.
Seperti dikutip dari Reuters, Indeks STOXX 600 pan-Eropa ditutup turun 0,6 persen, dengan sektor teknologi dan perawatan kesehatan menjadi pemimpin dalam penurunan yang meluas.
Volume perdagangan relatif tipis karena mendekati libur Tahun Baru pada Rabu. Pasar saham di Jerman, Italia, dan Swiss akan tutup pada Selasa, sementara pasar di Inggris dan Prancis hanya akan beroperasi setengah hari.
Imbal hasil obligasi pemerintah Jerman bertenor 10 tahun diperdagangkan mendekati level tertingginya sejak pertengahan November, mengikuti kenaikan imbal hasil Treasury AS. Ketidakpastian terkait kebijakan moneter tahun depan dan prospek kebijakan inflasi di bawah pemerintahan Donald Trump membebani sentimen investor.
Meski demikian, indeks STOXX 600 masih berada di jalur untuk mencatat kenaikan tahunan sebesar 5,9 persen. Saham Jerman memimpin keuntungan regional, sementara saham Prancis mencatat kinerja yang tertinggal. Namun, performa ini tetap di bawah lonjakan 25 persen indeks S&P 500 di AS, yang didorong oleh pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve dan ledakan perdagangan terkait kecerdasan buatan (AI) yang menguntungkan raksasa teknologi di Wall Street.
“Lonjakan S&P 500 dan Nasdaq mencerminkan keberhasilan pasar yang didorong oleh teknologi, meskipun penjualan pada Jumat lalu, yang dipicu oleh kenaikan imbal hasil Treasury, menjadi pengingat akan kekhawatiran suku bunga yang masih ada,” kata Matt Britzman, peneliti senior ekuitas di Hargreaves Lansdown.
Di antara bursa utama Eropa, indeks DAX Jerman turun 0,4 persen pada hari perdagangan terakhir tahun ini, meski tetap berada di jalur untuk mencatat kenaikan tahunan sebesar 19 persen, menjadikannya yang terbaik di antara bursa utama Eropa.
Sebaliknya, indeks CAC 40 Prancis diperkirakan mencatat penurunan tahunan sebesar 2,5 persen, didorong oleh kekhawatiran terhadap defisit fiskal yang meningkat dan gejolak politik di negara tersebut.
Di sektor-sektor, sub-sektor makanan dan minuman serta otomotif diperkirakan menjadi yang berkinerja terburuk di Eropa tahun ini. Sebaliknya, sektor perbankan menjadi yang paling unggul.
FTSE 100 London Menghentikan Tren Kenaikan Tiga Hari
Indeks FTSE 100 London turun pada Senin, mengakhiri tren kenaikan tiga sesi sebelumnya. Penurunan dipimpin oleh sektor penambang emas, dengan investor merealisasikan keuntungan menjelang pergantian tahun. FTSE 100 melemah 0,4 persen, setelah mencatat minggu terbaiknya bulan ini pada sesi sebelumnya. Indeks FTSE 250 berkapitalisasi menengah juga turun 0,4 persen.
Meski demikian, FTSE 100 berada di jalur untuk mencatat kenaikan tahunan keempat berturut-turut, sementara FTSE 250 diperkirakan mencatat kenaikan tahunan kedua berturut-turut. Sub-sektor penambang logam mulia memimpin penurunan sektoral dengan kerugian 2 persen, diperdagangkan di level terendah lebih dari tiga bulan seiring penurunan harga emas. Barang-barang pribadi juga mengalami penurunan sebesar 1,1 persen.
Sebagian besar sektor utama FTSE 350 mengalami penurunan, meskipun saham perbankan dan sektor perjalanan serta hiburan masing-masing mencatat kenaikan sebesar 0,3 persen.
Volume perdagangan diperkirakan tetap tipis dalam pekan yang dipersingkat oleh liburan. Pasar Inggris akan tutup lebih awal pada Selasa dan tidak beroperasi pada Rabu untuk libur Tahun Baru. Investor kini tengah bersiap menghadapi ketidakpastian pada 2025, ketika Donald Trump kembali ke Gedung Putih dengan kemungkinan kebijakan tarif baru.
Sementara itu, bisnis domestik di Inggris juga sedang mengevaluasi dampak anggaran yang diumumkan Menteri Keuangan Inggris Rachel Reeves pada Oktober lalu.
Selain itu, arah kebijakan moneter Bank of England (BoE) juga menjadi perhatian. Bank sentral tersebut telah menyatakan akan mempertahankan pendekatan bertahap dalam pemotongan suku bunga di tengah inflasi yang tetap tinggi.
BoE telah melakukan dua pemotongan suku bunga pada 2024, dengan total pengurangan sebesar 50 basis poin. Peserta pasar uang kini memperkirakan tambahan pemotongan lebih dari 52 basis poin pada 2025.
Wall Street dan Perkembangan Korporasi Eropa
Di Wall Street, penurunan pada saham raksasa teknologi seperti Amazon dan Microsoft mendorong indeks S&P 500 ke level terendah lebih dari satu minggu. Sementara itu, di Eropa, Siemens Healthineers turun 1,7 persen setelah Chief Financial Officer Siemens AG, Ralf Thomas, mengatakan kepada surat kabar Handelsblatt bahwa grup teknologi Jerman tersebut sedang meninjau kepemilikan mayoritasnya di unit teknologi medisnya.
Di sisi lain, BayWa melonjak 17 persen setelah perusahaan perdagangan berbasis di Munich tersebut mencapai kesepakatan restrukturisasi dengan pemegang saham utama dan pemberi pinjaman mereka. (*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.