Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

BEI Targetkan Dua Juta Investor Baru pada 2025

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 30 December 2024 | Penulis: Hutama Prayoga | Editor: Redaksi
BEI Targetkan Dua Juta Investor Baru pada 2025

KABARBURSA.COM - Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki sejumlah target dalam menyambut tahun 2025. Salah satu ambisinya ialah menggaet investor.

BEI, dalam keterangannya menyampaikan, pada tahun 2025 menargetkan pertumbuhan 2 juta investor baru. Adapun target lainnya ialah rata-rata nilai transaksi saham harian mencapai Rp13,5 triliun, dan total jumlah pencatatan efek baru di pasar modal mencapai 407 efek.

"Pencapaian target tersebut tentunya memerlukan dukungan serta kontribusi dari seluruh stakeholders pasar modal demi mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia," tulis manajemen BEI di Jakarta, Senin, 30 Desember 2024.

Di sisi lain, BEI juga akan tetap melaksanakan sejumlah inisiatif dalam rangka pendalaman pasar, mulai dari sisi peningkatan likuiditas pasar, pengembangan produk dan instrumen baru, hingga penyempurnaan teknologi dan infrastruktur.

Beberapa pengembangan baru yang akan dilakukan BEI di antaranya, Intraday Short Selling, Pembaruan Sistem Perdagangan dan Pengawasan (PSPP), Pembaruan Sistem Perdagangan (PSP) Surat Utang, Implementasi SPPA Repo, Pengembangan Liquidity Provider Saham, Pengembangan Derivatif Keuangan UU P2SK melalui Kontrak Berjangka Indeks Asing (KBIA) dan Implementasi Periode Non-Cancellation pada sesi pre-opening dan pre-closing.

Selain itu, BEI juga berencana untuk meluncurkan produk ETF Emas yang diharapkan dapat menjadi alternatif investasi bagi para investor yang tertarik dengan produk berbasis emas.

"Seluruh pengembangan ini diharapkan dapat diimplementasikan pada tahun 2025 hingga tahun 2026" tulis BEI.

Merujuk laporan BEI, Senin, 30 Desember 2024, investor pasar modal, yang terdiri dari investor saham, obligasi, dan reksa dana meningkat menjadi 14,84 juta investor. Sementara itu, khusus untuk investor saham, terdapat peningkatan lebih dari 1 juta investor dengan total menjadi 6,37 juta investor saham.

Sementara dari sisi partisipasi investor, rata-rata investor yang aktif bertransaksi per 24 Desember 2024 mencapai 147 ribu per hari. Jika dilihat dari jumlah kepemilikan investor, porsi transaksi investor ritel masih stabil, yakni sebesar 32,8 persen.

Namun, terlihat peningkatan pada porsi transaksi investor institusi asing dengan porsi transaksi mencapai lebih dari 36,6 persen dari total rata-rata nilai transaksi harian per November 2024.

Peningkatan jumlah investor di pasar modal Indonesia merupakan hasil upaya edukasi dan sosialisasi pasar modal yang masif serta menjangkau masyarakat secara luas. Hingga 27 Desember 2024, di seluruh Indonesia telah berlangsung 33.955 kegiatan edukasi, dengan jumlah peserta mencapai lebih dari 57,4 juta orang.

Investor Syariah di Indonesia Tumbuh Pesat

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat jumlah investor saham syariah di Indonesia mencapai 164.115 orang hingga Oktober 2024. Namun, dari angka tersebut, hanya sekitar 16 persen yang aktif berinvestasi.

Kepala Divisi Pasar Modal Syariah BEI Irwan Abdalloh, menjelaskan bahwa pola ini serupa dengan total investor saham di Indonesia, di mana dari 4 juta investor saham, kurang dari 20 persen yang aktif melakukan transaksi.

Meski tingkat aktivitas rendah, jumlah investor syariah menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 31.891 persen sejak 2012 hingga 2024.

Sebagian besar investor syariah, yaitu 58 persen, berada di Pulau Jawa. Provinsi Jakarta menyumbang 15 persen dari total investor syariah, diikuti oleh Jawa Barat sebesar 19 persen dan Jawa Timur sebesar 11 persen.

Dari sisi transaksi, Pulau Jawa juga mendominasi dengan kontribusi 81 persen. Jakarta mencatatkan kontribusi terbesar dengan 32 persen, diikuti oleh Jawa Barat (19 persen) dan Jawa Timur (11 persen).

Di luar Jawa, Kalimantan Timur menarik perhatian karena mencatatkan nilai transaksi saham syariah sebesar 3 persen, meskipun jumlah investornya tidak masuk 10 besar secara nasional.

Irwan juga menyoroti posisi Asia Tenggara sebagai kiblat pasar modal syariah global, dengan Indonesia dan Malaysia sebagai pemain utama.

“Jika bicara pasar modal syariah, kiblatnya adalah Asia Tenggara secara global,” tuturnya dalam acara edukasi wartawan di Jakarta, Jumat, 29 November 2024.

Pasar modal syariah Indonesia menunjukkan pertumbuhan pesat dalam jumlah investor, namun tantangan masih ada dalam meningkatkan partisipasi aktif.

Dengan dominasi transaksi di Pulau Jawa dan potensi besar di wilayah lain, upaya edukasi dan promosi menjadi kunci untuk mendorong lebih banyak aktivitas di sektor ini.

Singapura dan Hong Kong Jadi Investor Terbesar

Sebelumnya diberitakan, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat Singapura sebagai negara dengan realisasi investasi terbesar di Indonesia pada kuartal III 2024.

Investasi dari negara tetangga ini mencapai USD14,35 miliar, menempatkannya di puncak daftar negara penyumbang dana asing.

“Dalam lima besar negara ini, Singapura memang selalu menjadi investor terbesar di Indonesia selama 10 tahun terakhir,” kata Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani dalam Rapat Kerja dan Evaluasi Pelaksanaan Program hingga Triwulan ke-3 Tahun 2024 bersama Komisi XII di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 3 Desember 2024.

Selain Singapura, Hong Kong menempati posisi kedua dengan investasi sebesar USD6,06 miliar, diikuti oleh China dengan USD5,78 miliar, dan Amerika Serikat (AS) sebesar USD2,82 miliar.

Dominasi negara-negara Asia menunjukkan peran penting kawasan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Hingga September 2024, realisasi investasi di Indonesia mencapai Rp1.261,43 triliun atau 76,45 persen dari target tahunan sebesar Rp1.650 triliun. Investasi ini terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) senilai Rp654,4 triliun, yang tumbuh 16,1 persen secara tahunan (year on year/yoy), dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp607,03 triliun, meningkat 29,4 persen yoy.

Capaian ini mencerminkan keberhasilan pemerintah dalam menarik investor asing sekaligus mendorong partisipasi domestik dalam pembangunan ekonomi. Dengan tren positif ini, target investasi tahunan optimis dapat tercapai sebelum akhir tahun.(*)