KABARBURSA.COM - PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFI Finance) meluncurkan aplikasi BFI Mobile sebagai langkah strategis untuk meningkatkan layanan konsumen, sekaligus merespons perkembangan digitalisasi di sektor pembiayaan.
Aplikasi BFI Mobile kini dapat diakses oleh pengguna ponsel berbasis iOS dan Android, menawarkan kemudahan, kenyamanan, serta keamanan dalam satu genggaman tangan. Menurut perusahaan, peluncuran aplikasi ini merupakan bagian dari komitmen BFI Finance untuk terus mengembangkan layanan berbasis pada kebutuhan konsumen yang semakin beragam.
Deputy Business Director BFI Finance, Rudy Eddywidjaja mengungkapkan bahwa aplikasi ini dirancang dengan fokus utama pada aspek keamanan transaksi, akuntabilitas, dan transparansi. "Kami berharap BFI Mobile dapat menjadi teman setia yang selalu siap memberikan layanan kapan saja dan di mana saja kepada seluruh pelanggan kami," ujarnya. Seperti dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin 30 Desember 2024.
BFI Mobile tidak hanya ditujukan untuk konsumen tetap, tetapi juga untuk masyarakat umum yang ingin memperoleh informasi terkait pembiayaan dari BFI Finance. Aplikasi ini dilengkapi dengan berbagai fitur utama, seperti pengajuan pembiayaan, kalkulator angsuran, pemantauan status pengajuan, serta pengecekan informasi tagihan bagi konsumen yang sudah memiliki kontrak pembiayaan.
Berbagai produk pembiayaan juga tersedia dalam aplikasi ini, termasuk pinjaman dana tunai dengan jaminan BPKB (mobil dan motor) serta sertifikat rumah, pembiayaan untuk kredit mobil bekas dan kepemilikan rumah seken (KPR), hingga pembiayaan syariah untuk berbagai kebutuhan, seperti pembelian mobil bekas, barang dan jasa, multiguna, serta umrah.
Rudy menambahkan bahwa di tengah perubahan perilaku konsumen yang sangat cepat, BFI Finance terus beradaptasi dan berinovasi untuk memberikan solusi yang tepat dan efisien di era yang serba dinamis ini.
PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFIN) mengumumkan rencana untuk membagikan dividen interim untuk tahun buku 2024.
Manajemen BFIN menjelaskan bahwa keputusan untuk membagikan dividen ini diambil oleh Direksi dan telah disetujui oleh Dewan Komisaris pada tanggal 29 November 2024. Jumlah dividen yang akan dibagikan mencapai Rp421.102.741.360, yang setara dengan Rp28 per saham. Seperti dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa 3 Desember 2024.
Proses Cum dan Ex Dividen untuk Pasar Reguler dan Negosiasi akan berlangsung pada tanggal 11 dan 12 Desember 2024. Sementara itu, untuk Pasar Tunai, Cum dan Ex Dividen akan dilaksanakan pada 13 dan 16 Desember 2024.
Adapun tanggal Daftar Pemegang Saham (DPS) yang berhak menerima dividen adalah pada 13 Desember 2024, dengan pembayaran dividen interim dijadwalkan pada 19 Desember 2024.
Di tengah tekanan penurunan laba bersih, PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) menampilkan valuasi saham yang menarik.
menghadapi tantangan dengan penurunan laba bersih dalam beberapa kuartal terakhir, beberapa indikator fundamental menunjukkan potensi yang masih ada pada emiten ini.
Apa yang menyebabkan valuasi saham BFIN terlihat menarik meski kinerja laba bersihnya terjepit? Simak ulasan mendalam mengenai kinerja keuangan dan prospek saham BFIN berikut ini.
PT BFI Finance Indonesia Tbk, yang dikenal dengan kode saham BFIN, adalah salah satu perusahaan pembiayaan terkemuka di Indonesia. Fokus utama perusahaan ini adalah memberikan pembiayaan untuk konsumen, terutama dalam sektor kendaraan roda empat dan roda dua.
Selain itu, BFIN juga menyediakan pembiayaan untuk alat-alat berat serta non-alat berat melalui skema sewa pembiayaan.
Hingga 31 Desember 2018, BFI memiliki jaringan operasional yang luas dengan satu kantor pusat, 228 cabang (termasuk 22 cabang syariah), dan 173 gerai. Struktur kepemilikan saham BFI didominasi oleh Trinugraha Capital & Co SCA yang memegang 48,15 persen dari total saham yang beredar, sementara masyarakat non-warkat menguasai 43,45 persen. Perusahaan juga memiliki saham treasury sebanyak 5,81 persen.
Pada kuartal pertama tahun 2024, BFI mencatatkan laba bersih sebesar Rp361 miliar, turun signifikan dari Rp509 miliar pada kuartal yang sama tahun 2023 dan Rp396 miliar pada kuartal pertama 2022. Penurunan ini berlanjut pada kuartal kedua 2024 dengan laba bersih sebesar Rp324 miliar, dibandingkan Rp340 miliar di kuartal kedua tahun sebelumnya dan Rp433 miliar pada kuartal yang sama tahun 2022.
Secara tahunan, laba bersih BFIN untuk tahun 2024 diproyeksikan mencapai Rp1,37 triliun, lebih rendah dibandingkan dengan Rp1,64 triliun pada tahun 2023 dan Rp1,80 triliun pada tahun 2022. Untuk trailing twelve months (TTM) hingga kuartal kedua 2024, laba bersih mencapai Rp1,48 triliun, menurun dari Rp1,64 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Rasio Price to Earnings (P/E) saat ini untuk periode tahunan adalah 9,37, sementara untuk TTM adalah 8,68. Forward P/E ratio berada pada angka 7,23, menunjukkan ekspektasi pasar terhadap pertumbuhan laba di masa depan. Rasio harga terhadap penjualan (Price to Sales) TTM berada di angka 2,20, dan rasio harga terhadap nilai buku (Price to Book) berada di angka 1,33.
Rasio solvabilitas BFIN menunjukkan kondisi yang sehat dengan return on assets (ROA) TTM sebesar 6,10 persen dan return on equity (ROE) TTM sebesar 15,31 persen. Margin laba bersih (Net Profit Margin) untuk kuartal terakhir adalah 20,83 persen, menunjukkan profitabilitas yang stabil.
Dividen untuk TTM adalah Rp55, dengan payout ratio sebesar 64,02 persen. Yield dividen tercatat sebesar 6,83 persen. Tanggal ex-dividen terakhir adalah 4 Juni 2024. Pendapatan BFIN untuk TTM mencapai Rp5,84 triliun. EBITDA untuk periode yang sama tercatat sebesar Rp2,84 triliun, sementara laba bersih mencapai Rp1,48 triliun.
Kas BFIN pada kuartal terakhir adalah Rp1,74 triliun, dengan total aset sebesar Rp24,29 triliun. Total liabilitas mencapai Rp14,61 triliun. Ekuitas total BFIN berada pada angka Rp9,67 triliun.(*)