KABARBURSA.COM - Hingga jelang penutupan tahun 2024, kinerja PT AKR Corporindo (AKRA) menunjukkan hasil yang kurang menggembirakan. Hingga kuartal ketiga 2024 (3Q24), laba bersih menurun signifikan menjadi Rp466 miliar, mencatatkan penurunan 31 persen secara tahunan (YoY) meskipun mengalami kenaikan 14 persen secara kuartalan (QoQ).
Secara keseluruhan, laba bersih perusahaan selama sembilan bulan pertama 2024 hanya mencapai Rp1,5 triliun, turun 14 persen YoY dan berada jauh di bawah ekspektasi pasar, setara hanya dengan 52 persen dari proyeksi konsensus untuk tahun penuh 2024. Penurunan ini terutama disebabkan oleh lemahnya pendapatan dan margin yang tertekan.
Pada segmen Perdagangan dan Distribusi, yang menjadi kontributor utama terhadap laba sebelum pajak (PBT) perusahaan, kinerja tercatat lesu dengan penurunan 20 persen YoY selama sembilan bulan pertama tahun ini. Hal ini dipicu oleh penurunan volume penjualan bahan bakar minyak (BBM) sebesar 5 persen YoY akibat kendala perizinan RKAB di paruh pertama tahun 2024 dan curah hujan yang tinggi di lokasi tambang pelanggan pada kuartal ketiga.
Penurunan permintaan dari sektor pertambangan, yang secara historis menawarkan margin tinggi, berimbas langsung pada melemahnya profitabilitas segmen ini, karena pangsa pasar bergeser ke sektor lain seperti manufaktur dan transportasi yang memiliki margin lebih rendah.
Di segmen Kawasan Industri, penjualan lahan JIIPE (Java Integrated Industrial and Port Estate) juga jauh di bawah harapan. Hingga akhir September 2024, penjualan lahan mencapai 32 hektar, setara dengan hanya 32 persen dari target yang telah direvisi menjadi 100 hektar dari target awal 130 hektar.
Meski penjualan ini tumbuh 8 persen YoY, laba sebelum pajak segmen tersebut justru turun 15 persen YoY, sebagian besar akibat penyesuaian nilai wajar pada piutang usaha yang muncul dari perpanjangan tenor pembayaran oleh klien.
Manajemen AKRA juga memastikan bahwa tidak akan ada tambahan dividen interim untuk tahun buku 2024, setelah sebelumnya membagikan dividen interim sebesar Rp50 per saham pada Agustus. Kebijakan ini menunjukkan pengurangan imbal hasil bagi investor, yang berbeda dengan pola tahun sebelumnya di mana perusahaan membagikan dividen interim dua kali.
Melihat penurunan performa, manajemen AKRA kembali memangkas proyeksi laba bersih untuk 2024, yang kini diperkirakan akan turun 14 persen YoY ke level dan mendekati laba tahun 2022, sebesar Rp2,4 triliun. Dalam beberapa bulan terakhir, konsensus pasar telah menyesuaikan proyeksi laba AKRA untuk 2024, memotongnya sebesar 8 persen menjadi Rp2,8 triliun.
Tren ini juga kemungkinan akan menurunkan rasio pembagian dividen untuk tahun ini, mengingat kebutuhan modal perusahaan untuk investasi besar, seperti pembangunan terminal penyimpanan di Morowali dan pengembangan kawasan industri JIIPE.
Secara keseluruhan, tantangan operasional dan revisi turun pada kinerja keuangan AKRA mencerminkan bahwa investor perlu berhati-hati dalam mempertimbangkan prospek saham ini, terutama jika ketidakpastian pada segmen-segmen utama tidak dapat segera teratasi.
Jika melihat dari pergerakan harian saham AKRA hingga pukul 10.34 WIB, tampak tren penurunan signifikan. Harga saham ditutup pada level Rp1.085, melemah sebesar 35 poin atau 3,12 persen dibandingkan hari sebelumnya.
Dibuka pada level Rp1.135, saham AKRA sempat menyentuh harga tertinggi di Rp1.140 sebelum tertekan dan turun ke level terendah di Rp1.075. Nilai transaksi mencapai Rp14,6 miliar, dengan volume perdagangan sebesar 133.000 lot, menunjukkan adanya aktivitas jual yang cukup intens di pasar.
Secara teknikal, tekanan jual yang terjadi mendorong harga saham mendekati level rata-rata harian di Rp1.098. Aksi jual kemungkinan dipicu oleh sentimen negatif atas hasil kinerja keuangan kuartal ketiga 2024 yang di bawah ekspektasi, sebagaimana telah dirilis sebelumnya.
Investor terlihat masih berhati-hati, terutama dengan adanya revisi turun pada target laba bersih tahun 2024 dan turunnya prospek pembagian dividen interim, yang memberikan tekanan pada valuasi saham ini.
Penurunan juga didorong oleh kekhawatiran atas perlambatan pemulihan di segmen utama perusahaan, seperti perdagangan BBM dan penjualan lahan JIIPE, yang menjadi pilar utama kontribusi laba AKRA. Faktor-faktor ini, ditambah dengan tekanan sentimen global, memperkuat tren bearish dalam pergerakan saham hari ini.
Dengan level harga saat ini, saham AKRA mendekati ambang batas harga terendah hariannya (ARB) di Rp840, menunjukkan bahwa pelemahan lebih lanjut dapat terjadi apabila tekanan jual berlanjut.
Sementara itu, upaya pembelian di level bawah tetap terbatas, mencerminkan kurangnya keyakinan investor dalam jangka pendek. Namun, peluang rebound teknikal bisa terjadi jika harga saham berhasil bertahan di atas level support kuat pada Rp1.075.
Dalam situasi ini, aksi beli spekulatif oleh investor berisiko tinggi mungkin muncul, tetapi prospek jangka panjang akan sangat bergantung pada kemampuan manajemen AKRA untuk menghadapi tantangan operasional dan memperbaiki kinerja di kuartal mendatang.
Secara keseluruhan, dengan fluktuasi yang cukup tajam dan sentimen yang masih negatif, investor disarankan untuk memantau perkembangan lebih lanjut baik dari sisi fundamental maupun teknikal sebelum mengambil keputusan investasi pada saham AKRA.
Saham AKR Corporindo Tbk (AKRA) saat ini menunjukkan pergerakan yang cenderung stagnan di level 1.120, namun terlihat adanya volume pembelian yang mulai menguat. Kondisi ini mengindikasikan adanya potensi pergeseran sentimen pasar yang dapat dimanfaatkan oleh para pelaku pasar.
Berdasarkan analisis MNC Sekuritas yang dipublikasikan pada Senin, 30 Desember 2024, gelombang (wave analysis), posisi AKRA saat ini diperkirakan berada dalam fase gelombang [c] dari wave Y dari wave (A), yang menandakan peluang koreksi lebih lanjut masih terbuka sebelum terjadi pembalikan arah (reversal).
Strategi yang disarankan dalam situasi ini adalah Buy on Weakness di kisaran harga 1.025–1.100. Area ini dianggap sebagai level support kuat, di mana risiko koreksi lebih lanjut menjadi terbatas.
Dalam skenario optimis, saham AKRA memiliki potensi mencapai level target harga di 1.225 hingga 1.345, yang memberikan peluang keuntungan menarik bagi investor yang mengambil posisi pada level pembelian yang disarankan.
Namun, strategi ini tetap memerlukan pengelolaan risiko yang ketat. Jika harga saham AKRA turun menembus level 995, disarankan untuk menerapkan stop-loss untuk menghindari kerugian yang lebih besar. Dengan pendekatan ini, pelaku pasar dapat mengoptimalkan peluang dari pergerakan saham sambil tetap menjaga portofolio mereka dalam batas risiko yang terkendali.
Momentum ini ideal bagi investor yang bersiap memanfaatkan peluang rebound teknikal, namun tetap waspada terhadap perkembangan sentimen pasar yang dapat memengaruhi prospek saham secara keseluruhan. Tetaplah memantau volume transaksi dan sinyal penguatan lebih lanjut untuk mendukung potensi kenaikan dari saham AKRA.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.