Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Tersengat Isu Tarik Indomie, ICBP Tutup Jumat Terakhir 2024 di Zona Merah

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 29 December 2024 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Redaksi
Tersengat Isu Tarik Indomie, ICBP Tutup Jumat Terakhir 2024 di Zona Merah

KABARBURSA.COM - PT Indofood CBP Tbk atau ICBP, sedang menghadapi tantangan yang cukup besar. Beberapa rasa Indomie yang diperjualbelikan di Australia, ditarik oleh pemerintah setempat.

Penarikan tersebut disebabkan oleh parallel import oleh importir yang bukan merupakan distributor resmi ICBP di Australia.

Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), 20 Desember 2024, perusahaan menjelaskan bahwa produk mi instan yang ditarik bukan merupakan barang yang secara resmi diekspor oleh mereka.

Menurut keterangan dari Sekretaris Perusahaan PT Indofood CBP Gideon A Putro, produk-produk Indomie yang dimaksudkan dalam pemberitaan tersebut mencantumkan label dalam bahasa Indonesia, bukannya bahasa Inggris seperti yang biasanya ditemukan pada produk ekspor resmi. Hal ini menunjukkan bahwa produk tersebut tidak berasal dari saluran distribusi resmi yang terdaftar, melainkan berasal dari impor tidak resmi atau paralel yang dilakukan oleh pihak-pihak selain distributor resmi ICBP di Australia.

Produk-produk yang dimaksud dalam penarikan tersebut meliputi beberapa varian mi instan, seperti Indomie Mi Goreng Rasa Rendang, Indomie Rasa Ayam Bawang, Indomie Rasa Soto Mie, dan Indomie Mi Goreng Aceh, dengan berbagai tanggal kedaluwarsa yang disebutkan dalam pernyataan perusahaan.

Meskipun produk-produk ini tidak memenuhi persyaratan distribusi di pasar Australia, ICBP menekankan bahwa produk mereka yang resmi diekspor ke Australia telah memenuhi standar yang ditetapkan oleh otoritas terkait.

Gideon menambahkan, meskipun ada penarikan produk mi instan yang tidak sah tersebut, hal ini tidak berdampak material pada kinerja operasional atau keuangan ICBP. Produk yang diekspor secara resmi ke Australia tetap dapat dipasarkan dan didistribusikan dengan normal oleh distributor resmi tanpa adanya penahanan atau penarikan dari pihak berwenang di Australia. Hal ini juga menunjukkan bahwa perusahaan tetap menjaga integritas dan kualitas dalam setiap tahap distribusi produknya, sesuai dengan peraturan yang berlaku baik di Indonesia maupun di Australia.

ICBP menegaskan bahwa tindakan ini tidak akan mempengaruhi reputasi atau penjualan produk resmi mereka, dan perusahaan terus berkomitmen untuk memenuhi standar label dan keamanan yang ditetapkan oleh otoritas Australia untuk memastikan kualitas dan keselamatan produk mereka di pasar internasional.

Meskipun terjadi sedikit gangguan akibat parallel import, ICBP menyatakan optimis atas kelancaran distribusi produk mereka di Australia, sekaligus memastikan bahwa kebijakan distribusi resmi mereka tetap berjalan dengan baik tanpa adanya gangguan dari penarikan yang tidak berdampak signifikan terhadap operasi perusahaan secara keseluruhan.

Sebulan, Saham Merosot 3,99 Persen

Tantangan lain yang dihadapi ICBP adalah pergerakan harga saham yang selama sebulan terakhir menunjukkan penurunan signifikan. Saham ICBP mengalami penurunan sebesar Rp475, yang setara dengan penurunan sebesar 3,99 persen. Harga saham terendah yang tercatat dalam periode tersebut adalah Rp11.325,00, sementara harga tertingginya mencapai Rp11.550,00. Dengan penutupan harga bulan lalu di Rp11.425,00, saham ini mengakhiri bulan dengan penurunan meskipun sempat mengalami fluktuasi harga yang relatif sempit, dengan angka pembukaan di Rp11.525,00.

Secara keseluruhan, kapitalisasi pasar perusahaan mencapai Rp133,24 triliun, mencerminkan ukuran perusahaan yang besar dan stabil di pasar. P/E ratio yang tercatat di angka 16,50 menunjukkan bahwa saham ini diperdagangkan dengan harga yang relatif wajar, namun tidak terlalu murah, mengingat kisaran nilai tersebut menunjukkan ekspektasi pasar yang moderat terhadap kinerja perusahaan di masa depan. Dengan dividend yield yang sebesar 1,75 persen, perusahaan memberikan imbal hasil yang menarik bagi para investor yang mencari aliran kas yang stabil melalui pembagian dividen.

Menganalisa performa saham ICBP lebih jauh dalam satu tahun terakhir, harga saham bergerak dalam rentang yang cukup signifikan, dengan level tertinggi di Rp12.875,00 dan terendah di Rp9.600,00. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada volatilitas harga, saham ICBP masih dalam posisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan titik terendah dalam 52 minggu terakhir. Ini mengindikasikan ada rasa optimisme pasar yang lebih besar terhadap prospek jangka panjang perusahaan meskipun sahamnya sempat tertekan dalam beberapa pekan terakhir.

Penurunan harga saham ICBP sebesar 3,99 persen pada bulan terakhir ini bisa dipengaruhi oleh sejumlah faktor eksternal maupun internal perusahaan. Salah satu faktor yang bisa mempengaruhi pergerakan harga adalah ketidakpastian pasar, baik itu terkait dengan kebijakan ekonomi dalam negeri, maupun dinamika pasar internasional yang dapat berdampak pada kinerja ekspor atau bahan baku produksi perusahaan. Meskipun demikian, dengan adanya indikasi angka P/E yang cukup baik dan yield dividen yang menarik, ICBP tetap menjadi salah satu pilihan bagi investor yang mencari kestabilan di pasar saham Indonesia.(*)

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.