KABARBURSA.COM - Sektor pertambangan yang menjadi penyokong utama penjualan alat berat Komatsu sedang memble. Hal ini berpengaruh pada penjualan alat berat UNTR (PT United Tractors Tbk) yang ikut turun.
Dalam keterangan resmi yang dikutip Jumat, 27 Desember 2024, UNTR mencatatkan penjualan alat berat merek Komatsu sebanyak 4.167 unit sepanjang Januari hingga November 2024. Angka ini mencerminkan penurunan sebesar 17,66 persen jika dibandingkan dengan 5.061 unit yang terjual pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
Kondisi tersebut menjadi sorotan, mengingat pentingnya kontribusi alat berat terhadap kinerja bisnis UNTR, terutama di tengah ketatnya persaingan dan dinamika pasar sektor industri alat berat.
Fluktuasi penjualan terjadi dari bulan ke bulan. Pada Januari 2024, tercatat penjualan tertinggi di kuartal pertama dengan 518 unit, sebelum turun secara bertahap menjadi 307 unit pada Februari dan 301 unit pada Maret. Di kuartal kedua, penurunan berlanjut dengan 274 unit terjual pada April dan 357 unit pada Mei.
Namun, pada semester kedua, penjualan mulai menunjukkan tren yang lebih stabil dengan pencapaian seperti 390 unit di Juni dan 368 unit di Juli. Angka ini kemudian melonjak pada Agustus dengan 435 unit, meskipun kembali mengalami penurunan fluktuatif pada bulan-bulan berikutnya dengan 371 unit di September, 443 unit di Oktober, dan 403 unit di November.
Sejauh ini, sektor pertambangan tetap menjadi penyokong utama penjualan alat berat Komatsu, menyumbang 66 persen dari total penjualan hingga akhir November 2024. Sektor konstruksi berada di posisi kedua dengan kontribusi sebesar 15 persen, diikuti sektor agro dengan 11 persen dan kehutanan sebesar 8 persen. Komposisi ini menegaskan dominasi sektor pertambangan dalam menentukan permintaan terhadap alat berat UNTR.
Secara khusus pada bulan November, sektor pertambangan kembali menunjukkan peran kuncinya dengan porsi 66 persen dari 403 unit yang terjual, diikuti peningkatan pada sektor konstruksi yang mencapai 21 persen, agro 10 persen, dan kehutanan sebesar 3 persen.
Pangsa pasar Komatsu tetap stabil dengan persentase sebesar 27 persen, angka yang sama seperti bulan sebelumnya, mencerminkan posisi yang kuat di pasar meskipun terdapat tantangan dari penurunan volume penjualan. Melihat tren ini, manajemen UNTR tetap optimis dalam menghadapi prospek bisnis ke depan.
Corporate Secretary UNTR Sara K. Loebis, menyampaikan bahwa perusahaan menargetkan peningkatan penjualan pada 2025 hingga mencapai 4.600 unit, naik dari estimasi sekitar 4.350 unit untuk tahun 2024. Target ini mencerminkan upaya UNTR dalam mengamankan pangsa pasar yang lebih besar sekaligus menghadirkan produk yang tetap relevan dengan kebutuhan konsumen dari berbagai sektor.
Meski menghadapi tantangan berupa penurunan volume penjualan, optimisme UNTR terhadap potensi pertumbuhan pada 2025 menjadi indikator bahwa perusahaan sedang mempersiapkan strategi baru. Komitmen terhadap sektor pertambangan yang menjadi basis penjualan utama juga menunjukkan bahwa UNTR memahami pentingnya fleksibilitas untuk merespons perubahan pasar.
Di tengah lanskap industri alat berat yang terus berkembang, langkah ini menunjukkan fokus UNTR dalam menjaga daya saing sekaligus meningkatkan keberlanjutan bisnisnya untuk masa mendatang.
Pada 21 November 2024, UNTR menggelar analyst meeting. Dalam pertemuan itu, ada sejumlah perubahan strategis pada proyeksi bisnisnya untuk tahun 2024 serta pengumuman target ambisius untuk tahun 2025.
Pertemuan ini memperlihatkan dinamika dalam bisnis perusahaan, yang mencerminkan penyesuaian terhadap kondisi pasar sekaligus optimisme untuk pertumbuhan di tahun mendatang.
Tahun ini UNTR mengalami beberapa revisi pada panduan kinerja mereka. Salah satu penyesuaian yang signifikan adalah penurunan target penjualan alat berat Komatsu dari 4.500 unit menjadi 4.350 unit. Penurunan ini disebabkan oleh keterlambatan pengiriman yang tak terhindarkan di akhir tahun.
Menariknya, pada September 2024, UNTR sempat menaikkan target dari 4.000 unit menjadi 4.500 unit karena prospek penjualan yang membaik. Hal ini menunjukkan bagaimana perusahaan dengan cermat menyesuaikan pandangannya terhadap situasi pasar dan logistik.
Sementara itu, sektor batu bara memberikan kabar positif, dengan revisi naik pada target produksi 2024 dari 144 juta ton menjadi 147 juta ton. Ini menunjukkan kinerja solid di tengah permintaan global yang terus meningkat untuk komoditas energi ini.
Tidak hanya itu, overburden removal yang menjadi bagian dari kegiatan operasional tambang UNTR juga terlihat kokoh, memberikan dukungan tambahan pada pencapaian target batu bara.
Untuk 2025, UNTR mengumumkan pandangan yang optimistis dengan target baru di berbagai lini bisnisnya. Penjualan alat berat Komatsu diproyeksikan mencapai 4.600 unit, naik 5,7 persen dibandingkan estimasi 2024.
Target produksi batu bara pun ditingkatkan menjadi 150 juta ton, mencerminkan kenaikan sebesar 2 persen. Selain itu, volume overburden removal ditargetkan mencapai 1,25 miliar bcm, serta penjualan batu bara diproyeksikan sebesar 14 juta ton, meningkat 6,1 persen dari tahun sebelumnya.
Selain sektor alat berat dan batu bara, UNTR menunjukkan fokus pada diversifikasi komoditas. Penjualan emas ditargetkan mencapai 240.000 ons, meningkat 2,1 persen, sementara volume penjualan bijih nikel diproyeksikan mencapai 2 juta ton, naik 5,3 persen.
Diversifikasi ini sejalan dengan strategi UNTR untuk memperkuat portofolio bisnisnya, terutama di sektor pertambangan dan energi terbarukan.
Strategi UNTR yang mengombinasikan penyesuaian panduan tahunan dengan target ambisius untuk tahun depan mencerminkan ketangkasan perusahaan dalam menghadapi tantangan pasar.
Di tengah situasi global yang dinamis, kemampuan UNTR untuk menyeimbangkan kinerja operasionalnya menunjukkan posisi yang kuat sebagai pemain utama di industri alat berat dan tambang di Indonesia. Dengan target baru yang telah ditetapkan, UNTR tampaknya siap untuk melanjutkan pertumbuhan positifnya di tahun 2025.
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.