KABARBURSA.COM - PT Bank Victoria International Tbk (BVIC) telah mengumumkan informasi terkait pembayaran kupon atas dua seri obligasi yang diterbitkannya.
Berdasarkan keterbukaan informasi, obligasi yang dimaksud terdiri dari dua seri yang masing-masing memiliki tingkat bunga yang berbeda. Seri pertama adalah Obligasi Berkelanjutan III Bank Victoria Tahap II Tahun 2024, yang menawarkan kupon dengan tingkat bunga 9,5 persen. Total nilai nominal obligasi ini mencapai Rp11,875,000,000.
Sementara itu, seri kedua adalah Obligasi Subordinasi Berkelanjutan III Bank Victoria Tahap I Tahun 2024, dengan tingkat bunga yang lebih tinggi, yaitu 10,75 persen, dan nilai nominal sebesar Rp13,437,500,000.
Caprie Ardira Azhar, Corporate Secretary Bank Victoria International, menyampaikan bahwa kedua obligasi ini adalah bagian dari upaya Bank Victoria untuk memperkuat struktur modal dan menjaga likuiditas perusahaan.
"Pembayaran kupon ini akan dilakukan dalam mata uang rupiah (IDR), dan dijadwalkan pada tanggal yang sama, yaitu 13 Januari 2025. Ini adalah bagian dari komitmen Bank Victoria untuk memenuhi kewajibannya kepada para investor dan menjaga hubungan yang baik dengan para pemegang efek," ujar Caprie, dalam keterangan resminya, Jumat, 27 Desember 2024.
Caprie menambahkan, perusahaan juga menekankan pentingnya informasi ini bagi investor dan mengingatkan mereka untuk memastikan bahwa pembayaran kupon diterima sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Dengan langkah transparansi ini, Bank Victoria berharap dapat memperkuat kepercayaan pemegang efek terhadap komitmen perusahaan dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya.
"Di sisi lain, pengumuman ini juga menjadi bukti nyata dari keberhasilan strategi korporasi Bank Victoria dalam mengelola obligasi sebagai salah satu instrumen pendanaan yang efisien," jelas dia, menambahkan.
Dengan langkah yang diambil ini, Bank Victoria International berkomitmen untuk tetap menjaga kredibilitasnya sebagai salah satu lembaga keuangan yang dapat diandalkan, sembari memberikan kepastian bagi investor yang telah menanamkan modal mereka dalam perusahaan ini.
Sebelumnya diberitakan, BVIC membukukan laba bersih sebesar Rp80,6 miliar pada kuartal ketiga 2024. Meskipun angka ini menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dibandingkan kuartal sebelumnya, yakni Rp73,9 miliar pada kuartal kedua 2024, laba bersih perusahaan mengalami penurunan jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023 yang tercatat sebesar Rp115,1 miliar.
Penurunan laba bersih ini berimbas pada penurunan laba bersih per saham yang turun menjadi Rp5,13 per lembar dari sebelumnya Rp7,33 di kuartal ketiga 2023.
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis, total pendapatan (revenue) Bank Victoria pada kuartal ketiga 2024 tercatat sebesar Rp1,5 triliun, yang sejajar dengan pendapatan pada kuartal sebelumnya. Ini mencerminkan pertumbuhan tahunan sebesar 7,1 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2023 yang tercatat sebesar Rp1,4 triliun. Laba kotor juga tercatat Rp1,5 triliun, mencatatkan margin kotor sebesar 100 persen, yang menunjukkan efisiensi biaya yang baik dalam operasional.
Namun, meskipun pendapatan dan laba kotor tetap stabil, laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) Bank Victoria mengalami peningkatan signifikan sebesar 23,0 persen yoy, mencapai Rp253,7 miliar pada kuartal ketiga 2024. Di sisi lain, laba bersih mengalami penurunan drastis, dengan penurunan sebesar 30 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ini menunjukkan adanya tantangan yang harus dihadapi perusahaan dalam mencapai kinerja yang lebih baik.
Pada harga saham terakhir yang tercatat sebesar Rp104 per lembar, Bank Victoria memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp1.631,8 triliun, dengan total saham yang beredar mencapai 15,7 miliar lembar. Meskipun mengalami penurunan laba bersih, perusahaan tetap menjaga posisi keuangannya dengan total aset sebesar Rp29.316,1 triliun, dan total ekuitas mencapai Rp3.920,4 triliun.
Namun, perusahaan juga mencatatkan utang jangka pendek sebesar Rp397,1 miliar dan utang jangka panjang yang cukup besar, yaitu Rp24.998,6 miliar. Rasio Debt-to-Equity perusahaan tercatat pada 6,48, yang menunjukkan ketergantungan tinggi terhadap pembiayaan utang.
Pada sisi rasio keuangan, Bank Victoria mencatatkan Price-to-Earnings Ratio (PER) sebesar 20,27x, dengan Book Value per Share (BVPS) sebesar Rp249,86. Rasio Return on Assets (ROA) tercatat 0,27 persen, sedangkan Return on Equity (ROE) tercatat 2,06 persen, yang menunjukkan bahwa meskipun perusahaan berhasil mempertahankan pendapatan yang stabil, tingkat profitabilitasnya masih terbatas.
Perusahaan juga mencatatkan Debt-to-EBITDA yang cukup tinggi, yakni 100,10, yang menunjukkan bahwa perusahaan memiliki ketergantungan yang signifikan terhadap utang dalam operasionalnya. (*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.