Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Wall Street Melemah di Tengah Perdagangan Tipis Pasca Libur Natal

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 26 December 2024 | Penulis: Moh. Alpin Pulungan | Editor: Redaksi
Wall Street Melemah di Tengah Perdagangan Tipis Pasca Libur Natal

KABARBURSA.COM - Wall Street memasuki akhir tahun dengan catatan muram. Kamis, 26 Desember 2024, pagi waktu Amerika Serikat, indeks saham utama seperti Dow, S&P 500, dan Nasdaq melemah di tengah volume perdagangan yang tipis pasca libur Natal. Investor mulai meninjau kembali portofolio mereka, sembari berharap keajaiban Santa Claus rally bisa menyelamatkan sisa tahun ini.

Dilansir dari Reuters di Jakarta, Kamis, Beberapa raksasa teknologi yang selama ini menjadi penggerak pasar justru melemah di perdagangan pra-pasar. Nvidia turun 1,1 persen, sementara induk Google, Alphabet, tergelincir 0,5 persen. Pukul 05.03 pagi waktu setempat, kontrak berjangka Dow turun 146 poin (0,33 persen), S&P 500 merosot 26,75 poin (0,44 persen), dan Nasdaq tertekan 118,75 poin (0,54 persen).

Di sisi lain, pasar saham di London dan sebagian Asia tutup pada Kamis ini. Namun, Wall Street sempat menikmati angin segar pada sesi perdagangan Selasa, di mana indeks S&P 500 dan Nasdaq mencatatkan kenaikan tiga sesi berturut-turut, didorong saham megacap seperti Apple, Tesla, Microsoft, hingga Meta Platforms.

Analis senior di S&P Dow Jones Indices, Howard Silverblatt, mencatat tujuh saham utama yang dijuluki Magnificent Seven— termasuk Nvidia dan Alphabet — menyumbang lebih dari separuh total pengembalian S&P 500 yang mencapai 28,4 persen sepanjang tahun ini. Tanpa kehadiran saham-saham ini, pengembalian S&P 500 hanya akan berada di angka 13,2 persen.

Meski begitu, Desember ini tampaknya menjadi ujian berat bagi pasar saham AS. Setelah reli pasca pemilu November, Wall Street kini dihadapkan pada proyeksi Federal Reserve yang memperkirakan lebih sedikit pemotongan suku bunga di 2025.

Investor kini menggantungkan harapan pada Santa Claus rally, pola historis di mana pasar cenderung menguat dalam lima hari terakhir Desember dan dua hari pertama Januari.

Namun, data dari LPL Financial menunjukkan, Desember tanpa Santa Calus Rally biasanya diikuti oleh tahun yang lebih lemah dari rata-rata.

Sementara itu, laporan mingguan klaim pengangguran dari Departemen Tenaga Kerja AS akan dirilis sebelum pembukaan pasar Kamis. Namun, volatilitas dalam data ini membuat gambaran pasar kerja menjadi sulit dibaca secara jelas.

Di tengah ketegangan pasar, muncul kabar sejumlah bank besar dan kelompok bisnis menggugat Federal Reserve atas tes stres tahunan yang mereka klaim melanggar hukum. Gugatan ini menjadi salah satu babak baru dalam hubungan kompleks antara regulator dan institusi keuangan di Wall Street.

Tampaknya, akhir tahun ini memberikan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban bagi investor. Semua mata kini tertuju pada pasar, berharap lonjakan menit terakhir untuk mengubah narasi suram ini.

Wall Street Sempat Menguat

Wall Street sempat menguat pada penutupan sesi perdagangan Selasa, 24 Desember 2024 waktu Amerika Serikat atau Rabu dini hari WIB. Indeks utama seperti Dow Jones, Nasdaq Composite, dan S&P 500 semuanya mencatat kenaikan. Bahkan, ini menjadi hari pertama dalam Santa Claus rally periode musiman yang sering kali membawa keuntungan bagi pasar saham menjelang akhir tahun.

Dilansir dari Reuters, indeks S&P 500 naik 65,97 poin (1,10 persen) ke posisi 6.040,04, sementara Nasdaq Composite melesat 266,24 poin (1,35 persen) ke 20.031,13. Indeks Dow Jones Industrial Average pun ikut terangkat 390,08 poin (0,91 persen), berakhir di level 43.297,03.

Dow Jones dan Nasdaq berhasil memperpanjang kemenangan mereka ke empat sesi berturut-turut, sementara S&P 500 meraih kemenangan tiga sesi berturut-turut. Ini menjadi angin segar bagi pasar, terutama setelah Dow sempat terpuruk dalam 10 sesi berturut-turut awal bulan ini dan mencatatkan rekor terburuknya sejak 1974.

Saham teknologi besar, yang sering disebut “Magnificent Seven”, menjadi pendorong utama penguatan indeks pada sesi ini. Tesla memimpin dengan lonjakan 7,4 persen sehingga menjadikannya hari terbaik bagi saham produsen mobil listrik ini dalam enam minggu terakhir. Kenaikan Tesla juga membawa sektor konsumen discretionary naik 2,6 persen, menjadikannya sektor dengan performa terbaik di S&P 500.

Tak hanya itu, seluruh 11 sektor dalam indeks S&P 500 berakhir di zona hijau. Di sektor semikonduktor, saham Broadcom naik 3,2 persen, Nvidia menambah 0,4 persen, dan Arm Holdings berhasil pulih 3,9 persen setelah mengalami kerugian akibat kalah dalam gugatan hukum sehari sebelumnya.

Yang menarik, saham-saham berbasis pertumbuhan tetap melesat meski imbal hasil obligasi pemerintah AS terus meningkat. Yield obligasi 10 tahun berada di level 4,61 persen, tertinggi sejak Mei. Secara tradisional, suku bunga tinggi menjadi tantangan bagi saham pertumbuhan karena meningkatkan biaya utang.(*)