KABARBURSA.COM - PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV) telah melaksanakan transaksi penjualan aset tetap kepada entitas afiliasi sebagai bagian dari upaya reorganisasi dan restrukturisasi aset perusahaan. Informasi ini disampaikan melalui dokumen keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dirilis pada Selasa, 24 Desember 2024.
Manajemen INOV menjelaskan bahwa transaksi ini dilakukan untuk mengelompokkan aset-aset yang dimiliki dan/atau dikelola oleh perusahaan sehingga dapat memaksimalkan fungsi aset tersebut.
Aset yang dijual merupakan aset non-operasional yang selama ini disewakan kepada afiliasi. Aset ini tidak terlibat dalam kegiatan operasional utama perusahaan dan hanya menghasilkan pendapatan berupa sewa. Penjualan ini diharapkan memungkinkan aset tersebut dimanfaatkan lebih optimal oleh pihak afiliasi yang telah familiar dengan penggunaannya.
Selain itu, hasil dari penjualan aset ini akan memberikan tambahan kas bagi perusahaan. Dana yang diperoleh akan digunakan untuk investasi pada sektor yang lebih menguntungkan. Manajemen juga menegaskan bahwa transaksi ini memberikan keuntungan langsung bagi perusahaan, meningkatkan laba, serta mengurangi biaya penyusutan aset.
Transaksi penjualan dilakukan pada tanggal 20 Desember 2024 melalui Perjanjian Pengikatan Jual Beli. Perjanjian ini ditandatangani oleh Jaehyuk Choi selaku Direktur Utama INOV sebagai penjual, dan Victor Seng Hyeok Choi, Presiden Direktur PT Urecel Indonesia, sebagai pembeli. Rincian transaksi adalah sebagai berikut:
Aset yang dijual berupa tanah dan bangunan pabrik beserta fasilitas pelengkapnya. Properti ini terletak di Jalan Lingkungan Kampung Bojong, Desa Bojong, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Luas tanah mencapai 47.651 meter persegi, sedangkan luas bangunan mencapai 23.307 meter persegi. Aset tersebut sebelumnya digunakan sebagai pabrik dan dinilai sebagai satu kesatuan.
Manajemen INOV optimistis bahwa penjualan aset ini akan mendukung efisiensi operasional serta meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Dengan tambahan kas yang signifikan, perusahaan dapat mengalokasikan dana tersebut untuk investasi yang lebih menguntungkan dan strategis di masa mendatang.
Langkah ini juga mencerminkan komitmen INOV dalam mengelola aset secara lebih efektif dan mengoptimalkan nilai bagi pemegang saham.
Penjualan aset non-operasional ini menjadi bagian dari strategi besar PT Inocycle Technology Group Tbk untuk meningkatkan efisiensi dan profitabilitas. Dengan langkah ini, INOV menunjukkan komitmennya dalam memperkuat struktur keuangan dan menciptakan peluang pertumbuhan yang lebih baik di masa depan.
PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV) berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 12,1 miliar pada Kuartal III 2024. Pencapaian ini menandai kebangkitan perusahaan dari kerugian Rp 15,2 miliar yang dialami pada periode yang sama di tahun 2023. Dengan demikian, laba bersih per saham (Earnings Per Share/EPS) mencapai Rp 6,69 per lembar.
Dalam sembilan bulan pertama tahun 2024, INOV membukukan pendapatan sebesar Rp475,5 miliar, naik tipis sebesar 2,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp464,4 miliar. Namun, laba kotor mengalami penurunan 12,2 persen menjadi Rp76,6 miliar dari Rp87,2 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Hal ini menyebabkan penurunan margin laba kotor menjadi 16,1 persen.
Sementara itu, EBITDA perusahaan meningkat signifikan sebesar 25,1 persen menjadi Rp36,9 miliar dibandingkan Rp29,5 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Namun, margin EBITDA hanya tercatat sebesar 7,8 persen. Di sisi lain, margin laba bersih mencapai 2,5 persen, mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menjaga profitabilitas meski di tengah tekanan biaya operasional.
Keberhasilan INOV mencatatkan laba bersih pada kuartal III 2024 dipengaruhi oleh efisiensi operasional dan perbaikan struktur biaya. Meski masih menghadapi beban bunga yang tinggi sebesar Rp39,8 miliar, perusahaan mampu meningkatkan EBITDA hingga Rp36,9 miliar, yang berbanding terbalik dengan kinerja EBITDA negatif pada paruh pertama tahun ini.
Kinerja triwulan juga menunjukkan peningkatan dengan pendapatan kuartalan sebesar Rp151,6 miliar, naik 9 persen dibandingkan triwulan sebelumnya. Namun, laba kotor triwulan turun 7,4 persen, mencerminkan tekanan pada biaya produksi.
Total aset INOV per akhir kuartal III 2024 tercatat sebesar Rp940,5 miliar dengan kas sebesar Rp61,3 miliar. Beban utang jangka pendek perusahaan mencapai Rp638,6 miliar, sementara utang jangka panjang tercatat Rp25,0 miliar. Rasio utang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio) berada pada level 2,40 kali, menunjukkan tingginya leverage perusahaan. Meski demikian, rasio EBITDA terhadap bunga (EBITDA to Interest Expense) sebesar 0,93 kali mencerminkan tantangan likuiditas yang masih harus diatasi.
Pada harga saham terakhir Rp112 per lembar, INOV memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp202,5 miliar. Dengan EPS sebesar Rp6,69, rasio Price to Earnings (PER) berada di level 16,74 kali, sementara rasio Price to Book Value (PBV) tercatat 0,73 kali. Rasio pengembalian terhadap aset (ROA) dan ekuitas (ROE) masing-masing sebesar 1,28 persen dan 4,35 persen, menunjukkan profitabilitas yang masih rendah.
Manajemen INOV menyatakan optimisme terhadap prospek bisnis perusahaan ke depan, terutama setelah membukukan laba bersih pada tahun ini. Namun, tekanan biaya produksi dan tingginya beban bunga tetap menjadi tantangan yang perlu diantisipasi. Dengan strategi efisiensi dan pengelolaan utang yang lebih baik, INOV diharapkan dapat terus meningkatkan kinerja keuangannya dan menciptakan nilai tambah bagi para pemegang saham. (*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.