KABARBURSA.COM - Hari Rabu, 25 Desember 2024 yang bertepatan dengan Natal, hanya segelintir pasar saham Asia yang buka, yakni Tokyo dan Shanghai. Sayangnya, suasana libur tak membawa energi positif ke lantai bursa.
Dilansir dari AP di Jakarta, Rabu, Indeks Nikkei 225 di Tokyo melemah tipis 0,1 persen ke level 38.997,02. Shanghai Composite juga tak mau ketinggalan tren penurunan, turun 0,2 persen ke posisi 3.387,41.
Sementara itu, harga minyak justru menguat. Minyak mentah acuan AS, WTI, naik 93 sen menjadi USD70,17 per barel, sedangkan Brent, patokan internasional, naik 6 sen ke USD73,23 per barel.
Dalam pergerakan mata uang, dolar AS menguat terhadap yen Jepang, naik ke 157,37 yen dari 157,11 yen. Euro juga terdorong, naik menjadi USD1,0431 dari sebelumnya USD1,0397.
Sehari sebelumnya, pasar saham di Wall Street mencatat kinerja positif meskipun sesi perdagangan dipersingkat karena libur. Indeks S&P 500 mencatat kenaikan 1,1 persen, didorong oleh reli saham teknologi besar. Dow Jones Industrial Average naik 0,9 persen, sementara Nasdaq Composite melonjak lebih tinggi dengan kenaikan 1,3 persen.
Tesla mencatat lonjakan paling besar di S&P 500, melesat 7,4 persen. Saham-saham teknologi lainnya seperti Broadcom (+3,2 persen), Apple (+1,1 persen), dan Amazon (+1,8 persen) ikut mencatatkan kenaikan. Super Micro Computer bahkan melejit 6 persen.
Di luar sektor teknologi, saham American Airlines yang sempat melemah berhasil berbalik naik 0,6 persen meskipun sempat mengalami gangguan teknis yang membuat penerbangannya dihentikan sementara.
Sementara itu, di sektor baja, U.S. Steel naik 1,9 persen di tengah kabar tak adanya konsensus pemerintah soal risiko keamanan nasional dari rencana penjualan perusahaan tersebut ke Nippon Steel senilai hampir USD15 miliar.
Fenomena Santa Rally—periode cerah di pasar saham selama lima hari terakhir tahun ini ditambah dua hari pertama tahun baru—tampaknya mulai terlihat. Sejak 1950, periode ini memberikan rata-rata keuntungan 1,3 persen di pasar saham AS.
Namun, euforia akhir tahun ini masih dibayangi kekhawatiran terkait kebijakan Presiden terpilih Donald Trump. Rencana tarif dan kebijakan proteksionis lainnya menimbulkan ketakutan akan inflasi yang lebih tinggi, lonjakan utang pemerintah, dan hambatan perdagangan global.
Meski demikian, pasar saham AS tetap berada di jalur untuk mencatatkan tahun yang solid. Hingga saat ini, indeks S&P 500 telah naik 26,6 persen sepanjang 2024 dan berada hanya 1 persen dari rekor tertinggi sepanjang masa yang tercapai awal bulan ini—rekor ke-57 untuk tahun ini.
Pasar Asia-Pasifik sebelumnya dibuka lebih tinggi pada Malam Natal, mengikuti tren positif dari kenaikan indeks utama AS yang didorong oleh lonjakan saham teknologi.
Di Jepang, Nikkei 225 dan Topix bergerak nyaris tanpa perubahan signifikan. Investor tampak berhati-hati menunggu publikasi risalah rapat Bank Jepang bulan Oktober, yang diperkirakan dapat memberikan petunjuk arah kebijakan moneter.
Sementara itu, indeks Kospi Korea Selatan naik tipis 0,31 persen, dengan Kosdaq mencatat kenaikan lebih tajam sebesar 0,72 persen. Namun, data ekonomi menunjukkan tekanan pada sentimen konsumen.
Indeks keyakinan konsumen Korea Selatan anjlok ke level terendah dalam lebih dari dua tahun, turun drastis lebih dari 12 poin dari November menjadi 88,4 pada Desember. Angka tersebut jauh di bawah ambang batas 100 poin, yang memisahkan optimisme dari pesimisme, sebagaimana dirilis oleh Bank Korea.
Di Hong Kong, indeks berjangka Hang Seng tercatat di level 19.924, sedikit lebih tinggi dibandingkan penutupan sebelumnya di 19.883,13. Sementara itu, S&P/ASX 200 Australia mengalami pergerakan tipis, tetap stabil di sekitar level datar selama sesi perdagangan yang diperpendek menjelang libur Natal.
[caption id="attachment_107279" align="alignnone" width="2153"] Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 64 poin atau meningkat 0,92 persen ke level 7,048 pada perdagangan Senin, 23 Desember 2024. (Foto: Abbas Sandji/Kabar Bursa)[/caption]
Di Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali berakhir di zona merah. IHSG mencatatkan penurunan sebesar 0,43 persen atau tergerus 30,699 poin, mengakhiri perdagangan di level 7.065,746.
Meskipun sempat bergerak dalam kisaran yang variatif sepanjang sesi, IHSG pada akhirnya gagal bertahan di level positif. Indeks utama ini dibuka pada level 7.096 dan sempat menyentuh angka tertinggi di level 7.120, sebelum terkoreksi ke posisi penutupan.
Secara sektor, kinerja yang bervariasi mewarnai perdagangan hari ini. IDXENERGY menjadi sektor dengan pergerakan terbaik, naik 0,56 persen, didorong oleh penguatan harga energi. Sementara itu, sektor teknologi (IDXTECHNO) mencatatkan penurunan paling dalam, merosot 1,68 persen.
Sektor lainnya, seperti IDXINDUST dan IDXNONCYC, mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,35 persen dan 0,89 persen, sementara sektor kesehatan (IDXHEALTH) berhasil mencatatkan kenaikan 2,30 persen. Kejatuhan terbesar terjadi pada sektor sektor sektor yang bersifat lebih siklikal, seperti IDXCYCLIC yang terkoreksi 1,19 persen. Ini artinya, sektor siklikal terpengaruh sentimen negatif yang cukup signifikan.(*)