KABARBURSA.COM - Wall Street menutup sesi perdagangan pada Selasa, 24 Desember 2024 waktu Amerika Serikat atau Rabu dini hari WIB dengan penuh optimisme. Indeks utama seperti Dow Jones, Nasdaq Composite, dan S&P 500 semuanya mencatat kenaikan. Bahkan, ini menjadi hari pertama dalam Santa Claus rally periode musiman yang sering kali membawa keuntungan bagi pasar saham menjelang akhir tahun.
Dilansir dari Reuters di Jakarta, Rabu, 25 Desember 2024, indeks S&P 500 naik 65,97 poin (1,10 persen) ke posisi 6.040,04, sementara Nasdaq Composite melesat 266,24 poin (1,35 persen) ke 20.031,13. Indeks Dow Jones Industrial Average pun ikut terangkat 390,08 poin (0,91 persen), berakhir di level 43.297,03.
Dow Jones dan Nasdaq berhasil memperpanjang kemenangan mereka ke empat sesi berturut-turut, sementara S&P 500 meraih kemenangan tiga sesi berturut-turut. Ini menjadi angin segar bagi pasar, terutama setelah Dow sempat terpuruk dalam 10 sesi berturut-turut awal bulan ini dan mencatatkan rekor terburuknya sejak 1974.
Saham teknologi besar, yang sering disebut “Magnificent Seven”, menjadi pendorong utama penguatan indeks pada sesi ini. Tesla memimpin dengan lonjakan 7,4 persen sehingga menjadikannya hari terbaik bagi saham produsen mobil listrik ini dalam enam minggu terakhir. Kenaikan Tesla juga membawa sektor konsumen discretionary naik 2,6 persen, menjadikannya sektor dengan performa terbaik di S&P 500.
Tak hanya itu, seluruh 11 sektor dalam indeks S&P 500 berakhir di zona hijau. Di sektor semikonduktor, saham Broadcom naik 3,2 persen, Nvidia menambah 0,4 persen, dan Arm Holdings berhasil pulih 3,9 persen setelah mengalami kerugian akibat kalah dalam gugatan hukum sehari sebelumnya.
Yang menarik, saham-saham berbasis pertumbuhan tetap melesat meski imbal hasil obligasi pemerintah AS terus meningkat. Yield obligasi 10 tahun berada di level 4,61 persen, tertinggi sejak Mei. Secara tradisional, suku bunga tinggi menjadi tantangan bagi saham pertumbuhan karena meningkatkan biaya utang.
Namun, tema jangka panjang seperti perkembangan teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI), tampaknya lebih menarik perhatian investor dibandingkan pergerakan jangka pendek di pasar obligasi. “Fokus pada pengembangan teknologi, seperti AI, mengesampingkan dampak sementara dari pergerakan Treasuries,” kata ahli strategi investasi senior di Allianz Investment Management, Charlie Ripley.
Volume perdagangan memang lebih rendah dari biasanya karena banyak investor mengambil libur Natal. Namun, momentum optimisme dari saham megacap berhasil menciptakan suasana positif di Wall Street dan memberikan harapan bahwa rally Santa Claus masih akan berlanjut hingga akhir tahun.
“Hal ini menguatkan pandangan bahwa sektor ini akan tetap kuat, setidaknya hingga tahun baru,” ujar Charlie Ripley.
Pasar saham tutup lebih awal pada pukul 1 siang waktu setempat atau Rabu dini hari WIB dan akan libur sehari penuh untuk perayaan Natal.
Kenaikan ini datang setelah rally Wall Street mencapai rekor tertinggi pasca pemilu November, yang memunculkan harapan kebijakan pro-bisnis di bawah Presiden terpilih Donald Trump. Namun, bulan ini, rally itu sedikit tersendat karena investor menghadapi prospek kenaikan suku bunga pada 2025.
Pekan lalu, Federal Reserve menurunkan biaya pinjaman untuk ketiga kalinya tahun ini, tetapi hanya mengisyaratkan dua pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin untuk tahun depan. Ini lebih sedikit dibandingkan proyeksi empat pemotongan pada bulan September. Para pembuat kebijakan memperhitungkan kemungkinan kebijakan Trump yang berpotensi memicu inflasi.
Namun, menurut Ripley, faktor-faktor yang telah mendorong pasar naik dalam dua bulan terakhir tetap kuat. “Menjelang 2025, semuanya tampak memiliki posisi yang baik,” katanya, mengacu pada prospek ekonomi, konsumsi di AS, dan pasar tenaga kerja yang solid.
Saham-saham terkait kripto juga menunjukkan performa solid pada Selasa kemarin karena didukung oleh kenaikan harga bitcoin. MicroStrategy, Riot Platforms, dan MARA Holdings masing-masing melonjak antara 4,7 persen hingga 8,1 persen.
Di sisi lain, NeueHealth menjadi bintang di sektor kesehatan setelah melonjak 75 persen. Lonjakan ini terjadi setelah perusahaan layanan kesehatan tersebut mengumumkan akan menjadi perusahaan privat dalam kesepakatan senilai USD1,3 miliar (sekitar Rp20,8 triliun) yang melibatkan investor besar seperti New Enterprise Associates.
Sementara itu, saham American Airlines sempat bergerak naik 0,6 persen, meskipun maskapai tersebut menghadapi hari yang sulit. Semua penerbangan di AS sempat dihentikan sementara akibat masalah teknis yang tidak dijelaskan lebih lanjut.(*)