Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Suntik Modal Rp221,4 Miliar, BJBR Jadi Pemegang Saham Kendali Bank Jambi

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 24 December 2024 | Penulis: Citra Dara Vresti Trisna | Editor: Redaksi
Suntik Modal Rp221,4 Miliar, BJBR Jadi Pemegang Saham Kendali Bank Jambi

KABARBURSA.COM – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk atau Bank BJB (BJBR) menyuntikkan modal sebesar Rp221,4 miliar ke Bank Jambi pada 18 Desember 2024. Penyertaan modal ini merupakan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) Bank Jambi sehari sebelumnya sebagai bagian dari kerja sama strategis untuk memperkuat permodalan bank tersebut.

Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi mengatakan penyertaan modal ini membuat perusahannya memiliki 7,75 persen saham di Bank Jambi. Kesepakatan penyertaan modal ini juga sesuai dengan perjanjian kerja sama PKS penyertaan modal dengan baik di Jambi.

“Hal ini merupakan salah satu strategi Bank Bjb untuk memperkuat posisi BPD secara grup perbankan dalam industri perbankan nasional dengan melakukan sinergi bersama-sama dengan Bank Jambi,’’ kata Yuddy dalam keterangan tertulis, Selasa, 24 Desember 2024.

Kerja sama dua bank pembangunan daerah (BPD) ini juga dalam rangka menyinergikan stabilitas sistem perbankan dan peningkatan eksistensi BPD sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi. Melalui penyertaan modal dan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 9 Desember 2024, Bank BJB resmi menjadi pemegang saham pengendali (PSP) Bank Jambi.

Penyertaan modal yang dilakukan Bank BJB bukanlah yang pertama, pada Maret 2024 lalu sudah ada yang masuk menjadi Kelompok Usaha Bersama atau KUB Bank BJB, yakni Bank Bengkulu.

Sedangkan hadirnya Bank Jambi ke dalam KUB Bank BJB disebut menambah nilai strategis dengan material aset grup dengan prospek mencapai Rp240 triliun. Jumlah tersebut mendekat peringkat 10 besar nasional.

Melalui penyertaan modal ini, Bank BJB otimistis hasil sinergi dengan Bank Jambi menghadirkan dampak yang sama baik untuk keduanya. Selain menguntungkan secara bisnis, penyertaan ini diklaim mampu mendukung pembangunan ekonomi nasional.

Usai melakukan penyertaan modal, kini giliran Bank Jambi mengonsolidasi laporan keuangannya ke dalam Bank BJB untuk optimalisasi strategi bisnis bersama Bank Jambi. Melalui upaya ini kedua BPD ini dapat mengelola ekosistem daerah, pengelolaan pajak, pembangunan infrastruktur dan digitalisasi layanan.

“Sinergi ini tidak hanya memberikan manfaat kepada Bank Jambi, tetapi juga meningkatkan aset Bank Bjb secara anorganik,” kata Yuddy.

Kinerja Keuangan Bank Jambi

Kinerja keuangan Bank Jambi pada kuartal III 2024 mencatatkan total aset sebesar Rp12,6 triliun. Jumlah dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp9,1 triliun dan kredit yang disalurkan mencapai Rp9,7 triliun dengan angka kredit macet sebesar 2,05 persen. Sementara untuk laba bersih yang berhasil dicatatkan sebesar Rp262,8 miliar dengan ROE sebesar 14,7 persen.

Dengan capaian tersebut, Bank BJB optimistis jika Bank Jambi bakal menjadi mitra strategis dalam pengembangan KUB Bank BJB. Ditambah lagi, Bank Jambi juga bergerak di sektor syariah.

Sedangkan sinergi yang telah berjalan adalah transaksi BI-Fast untuk meningkatkan nilai tambah kedua BPD ini dan kerja sama dengan pemerintah dalam hal pembayaran pajak, pembiayaan sindikasi, dan pengembangan layanan digitalisasi.

Biayai Proyek Pindo Deli

Bank BJB dan BJB Syariah sebelumnya menandatangani perjanjian kerja sama Joint Mandated Lead Arranger atau JMLA dengan PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills (Pindo Deli).

Total plafon maksimal dari kredit sindikasi ini adalah Rp1,2 triliun yang dibagi menjadi dua skema, yakni sindikasi konvensional sebesar Rp825 miliar dan syariah Rp375 miliar untuk pembangunan pabrik kimia di Desa Kutamekar, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Dalam kerja sama ini, Bank BJB dan Bank BJB Syariah bakal merancang struktur pembiayaan dengan dua skema, konvensional dan syariah. Kedua bank ini juga mengordinasi bank-bank peserta, melakukan due diligence dan memimpin negosiasi syarat kredit.

Sedangkan untuk bank lain yang berkontribusi di dalam proyek ini, antara lain PT Bank Nagari (Rp250 miliar), PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Barat (Rp200 miliar), PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (Rp150 miliar), PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Rp125 miliar) dan PT Bank Pembangunan Daerah Bengkulu (Rp100 miliar). Total kontribusi dari lima bank tersebut sebesar Rp825 miliar.

Sedangkan untuk sindikasi syariah, Bank BJB Syariah menyumbang Rp45 miliar dan PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Barat Unit Usaha Syariah menyumbang Rp100 miliar.

Direktur Komersial dan UMKM Bank BJB Nancy Adistyasari mengatakan keterlibatan Bank Bjb merupakan bentuk dukungan terhadap berbagai proyek strategis. Menurutnya, pembiayaan ini tidak hanya sekadar memperkut Pindo Deli, tapi juga mendorong penciptaan pertumbuhan industri kertas di Jawa Barat.(*)