KABARBURSA.COM - PT Primadaya Plastisindo Tbk (PDPP) mengonfirmasi telah menerima pemberitahuan dari serikat pekerja terkait rencana aksi mogok kerja yang akan dilakukan oleh sejumlah karyawan. Aksi mogok ini dipicu oleh tuntutan terkait hak pesangon.
Direktur Utama PDPP, Kennie Angesty, menjelaskan bahwa saat ini manajemen tengah melakukan upaya komunikasi intensif untuk berdialog dengan pihak-pihak yang berencana menggelar aksi mogok. Diharapkan, melalui komunikasi yang konstruktif, dapat tercapai kesepakatan yang saling menguntungkan sehingga permasalahan antara serikat pekerja dan perusahaan dapat diselesaikan secara damai.
"Perusahaan telah menerima informasi mengenai nama-nama karyawan yang terlibat, dan saat ini kami sedang menghitung besaran nilai hak pesangon yang mereka tuntut," ujar Kennie dalam keterangan tertulisnya, pada Selasa, 24 Desember 2024.
Selain itu, perusahaan telah melaksanakan dialog dan mediasi dengan pihak terkait melalui perundingan bipartit pada hari Senin, 23 Desember 2024. Namun, hingga saat ini, perusahaan belum mengetahui secara pasti jumlah karyawan yang akan ikut serta dalam aksi mogok.
"Kami hanya menerima informasi bahwa pendaftaran untuk bergabung dengan serikat pekerja baru melibatkan 11 orang," tambah Kennie.
Meskipun demikian, manajemen menegaskan bahwa rencana mogok kerja ini tidak akan mempengaruhi kelangsungan operasional perusahaan. PDPP telah menginformasikan kepada para pelanggan untuk memastikan bahwa layanan tetap berjalan seperti biasa dan tidak terganggu oleh aksi tersebut.
"Saat ini kami sedang dalam proses mediasi dan optimis dapat menemukan solusi yang baik. Kami berharap, isu ini tidak akan berdampak negatif terhadap reputasi perusahaan," pungkas Kennie.
Sebelumnya, PDPP mencatatkan laba bersih sebesar Rp13,8 miliar pada kuartal kedua tahun 2024. Meskipun menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan kuartal pertama tahun 2024 yang tercatat sebesar Rp8,2 miliar, laba bersih ini turun sekitar 8 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu Rp15,0 miliar pada kuartal II 2023. Dengan hasil tersebut, laba bersih per saham (EPS) PDPP tercatat sebesar Rp4,45 per lembar saham.
Berdasarkan laporan keuangan, pendapatan PDPP pada semester pertama 2024 tercatat sebesar Rp221,1 miliar, naik 3,4 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang tercatat Rp213,9 miliar. Sementara itu, pendapatan pada kuartal kedua mengalami lonjakan 73 persen dibandingkan kuartal pertama tahun 2024 yang tercatat Rp127,8 miliar.
Meskipun mengalami penurunan laba bersih, PDPP berhasil mempertahankan tingkat profitabilitas yang solid. Laba kotor (gross profit) perusahaan pada kuartal II 2024 mencapai Rp37,4 miliar, meningkat 5,6 persen dibandingkan kuartal II 2023 yang tercatat Rp35,4 miliar. Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) perusahaan juga naik sebesar 6,7 persen year-on-year (yoy), dari Rp29,7 miliar pada kuartal II 2023 menjadi Rp 31,7 miliar pada kuartal kedua tahun 2024.
PDPP berhasil mempertahankan margin keuntungan yang cukup baik, dengan margin kotor (gross margin) sebesar 16,9 persen, margin EBITDA sebesar 14,3 persen, dan margin bersih (net margin) sebesar 6,2 persen. Hal ini mencerminkan efisiensi yang cukup baik dalam operasional perusahaan meskipun menghadapi tantangan pada laba bersih.
Dari sisi posisi keuangan, PDPP mencatatkan total aset sebesar Rp481,4 miliar, dengan total ekuitas sebesar Rp389,6 miliar. Perusahaan juga memiliki kas sebesar Rp33,4 miliar, serta beban utang jangka pendek sebesar Rp60,0 miliar dan utang jangka panjang sebesar Rp31,8 miliar. Rasio utang terhadap ekuitas (Debt-to-Equity Ratio) perusahaan tercatat sebesar 0,24, menunjukkan posisi keuangan yang relatif konservatif.
Harga saham PDPP pada 24 Desember 2024 tercatat sebesar Rp605 per lembar, dengan kapitalisasi pasar (market cap) sebesar Rp1,85 triliun. Rasio harga terhadap laba per saham (Price-to-Earnings Ratio/PER) perusahaan mencapai 135,96x, sementara rasio harga terhadap nilai buku (Price-to-Book Value/PBV) tercatat sebesar 4,75x. Selain itu, perusahaan memiliki nilai buku per saham (BVPS) sebesar Rp127,28 dan return on equity (ROE) sebesar 3,54 persen, mencerminkan tingkat pengembalian yang moderat bagi para pemegang saham.
Meskipun mencatatkan laba bersih yang lebih rendah pada kuartal II 2024 dibandingkan tahun sebelumnya, PDPP tetap optimistis untuk meningkatkan kinerja di sisa tahun ini. Perusahaan terus berfokus pada efisiensi operasional dan pengelolaan keuangan yang hati-hati guna menghadap tantangan pasar yang ada.
"Kami berharap dapat mempertahankan tren positif dalam pendapatan dan profitabilitas, serta terus meningkatkan kinerja keuangan secara keseluruhan untuk memenuhi ekspektasi para pemegang saham," ujar menajemen PDPP menambahkan. (*)