Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

RUPSLB UNVR Bahas Penjualan Bisnis Es Krim Senilai Fantastis

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 24 December 2024 | Penulis: Syahrianto | Editor: Redaksi
RUPSLB UNVR Bahas Penjualan Bisnis Es Krim Senilai Fantastis

KABARBURSA.COM - PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) akan membahas salah satu agenda penting yakni penjualan bisnis es krimnya kepada PT The Magnum Ice Cream Indonesia, yang memiliki nilai transaksi mencapai 204 persen dari ekuitas berdasarkan laporan keuangan yang telah diaudit per 30 September 2024.

Transaksi penjualan bisnis es krim tersebut merupakan satu dari tiga agenda lainnya yaitu perubahan susunan direksi dan perubahan penetapan remunerasi bagi anggota direksi untuk tahun buku 2025 pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dan Rapat Umum Pemegang Saham Independen (RUPS Independen) pada Selasa, 14 Januari 2025.

Sekretaris Perusahaan Unilever Indonesia Padwestiana Kristanti mengatakan, terdapat tiga mata acara utama akan dibahas dalam RUPSLB yang akan diselenggarakan di Ballroom Hotel Mulia Senayan, Jakarta, dengan waktu pelaksanaan RUPSLB pada pukul 14.00 WIB, diikuti oleh RUPS Independen yang akan dimulai segera setelah RUPSLB selesai.

Padwestiana menambahkan, agenda mengenai rencana perseroan untuk melakukan divestasi atau penjualan bisnis es krimnya kepada PT The Magnum Ice Cream Indonesia merupakan bagian dari strategi reorganisasi dan diversifikasi bisnis perseroan.

"Dengan nilai transaksi yang sangat signifikan, mencapai 204 persen dari ekuitas perseroan, langkah ini tentu akan memberikan dampak besar terhadap struktur keuangan perseroan," jelasnya dalam keterbukaan informasi yang disampaikan Selasa, 24 Desember 2024.

Sementara agenda berikutnya mengenai perubahan susunan direksi perseroan. Dalam hal ini, rapat akan membahas pengunduran diri tiga anggota direksi, yaitu Hernie Raharja, Ainul Yaqin, dan Vivek Agarwal.

"Sebagai pengganti, Unilever Indonesia mengusulkan pengangkatan tiga nama baru, yaitu Alejandro Meinardo Santos Concha, Vandana Suri, dan Neeraj Lal, sebagai anggota direksi yang baru," imbuhnya.

Lebih lanjut, mata acara ketiga berfokus pada perubahan penetapan remunerasi bagi anggota direksi perseroan untuk tahun buku 2025. Rapat akan meminta persetujuan pemegang saham terkait perubahan kebijakan remunerasi bagi direksi, yang diharapkan dapat lebih mencerminkan kinerja dan kebutuhan perusahaan.

Melalui langkah-langkah ini, PT Unilever Indonesia Tbk berkomitmen untuk terus menjaga tata kelola perusahaan yang baik dan memenuhi seluruh ketentuan yang berlaku, serta memberikan informasi yang transparan kepada para pemegang saham dan publik.

Divestasi Bisnis Es Krim Positif?

Divestasi bisnis es krim oleh PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dinilai sebagai sesuatu yang positif, terutama dari sisi valuasi dan potensi manfaat strategis bagi UNVR ke depan.

Investment Analyst Lead Stockbit Edi Chandren mengatakan, nilai divestasi mencerminkan valuasi premium dengan rasio Price-to-Book Value (P/BV) sebesar 3,2x, jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata P/BV PT Campina Ice Cream Industry Tbk (CAMP) di level 2,0x.

“Berdasarkan estimasi kami, valuasi akuisisi ini memiliki rasio Price-to-Earnings (P/E) sekitar 20–25x, yang bahkan melampaui valuasi UNVR secara keseluruhan,” ungkap dia, Selasa, 26 November 2024.

Penilaian ini, sambung Edi, didasarkan pada beberapa informasi penting berikut. Bisnis es krim menyumbang sekitar 9 persen dari total pendapatan UNVR, menurut informasi yang tersedia. Profitabilitas segmen es krim, berdasarkan kinerja Hindustan Unilever (Unilever India), berada di kisaran mid–high single-digit margin.

Ia menambahkan, dari sisi strategis, divestasi ini memungkinkan UNVR lebih fokus pada inti bisnisnya, yang mungkin memberikan ruang untuk efisiensi operasional. Langkah ini relevan mengingat tren kinerja UNVR yang cenderung kurang optimal dalam beberapa waktu terakhir.

“Divestasi ini membuka peluang bagi UNVR untuk memberikan nilai tambah bagi investor, misalnya melalui dividen spesial yang berasal dari hasil keuntungan divestasi, diperkirakan mencapai Rp4,8 triliun sebelum pajak,” ungkapnya.

Namun, divestasi ini juga membawa risiko, terutama potensi kehilangan segmen bisnis yang menjanjikan pertumbuhan positif. Saat ini, informasi mengenai rekam jejak kinerja bisnis es krim UNVR masih terbatas, sehingga sulit untuk memberikan penilaian lebih jauh terkait dampaknya terhadap prospek jangka panjang perusahaan.

Secara keseluruhan, divestasi ini memberikan peluang bagi UNVR untuk merealisasikan nilai premium dari bisnis es krim sekaligus memperkuat fokus bisnis utamanya. Namun, tantangan tetap ada, terutama dalam memastikan bahwa kehilangan segmen es krim tidak berdampak negatif pada strategi pertumbuhan UNVR ke depan.

UNVR telah mengumpulkan dana sebesar Rp7 triliun melalui penjualan atau divestasi bisnis es krimnya kepada The Magnum Ice Cream Indonesia.

Padwestiana Kristanti, Sekretaris Perusahaan Unilever Indonesia, mengatakan bahwa transaksi ini tercapai setelah penandatanganan perjanjian pengalihan bisnis atau business transfer agreement (BTA) pada 22 November 2024.

“Nilai transaksi tersebut, yang tidak termasuk PPN, mencakup aset tetap dengan nilai pasar Rp2,55 triliun, nilai buku bersih per 30 September 2024 sebesar Rp1,99 triliun, serta persediaan senilai Rp172,79 miliar,” ujar Padwestiana dalam keterbukaan informasi, Selasa, 26 November 2024.

Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Suwendho Rinaldy dan Rekan (SRR) melakukan penilaian independen yang menghasilkan nilai pasar wajar sebesar Rp6,57 triliun.

Lebih lanjut, Padwestiana menyampaikan, total nilai transaksi ini mencapai 204 persen dari ekuitas perseroan yang tercatat sebesar Rp3,43 triliun dalam laporan keuangan pada 30 September 2024.

Pada saat penandatanganan BTA, pembeli memiliki hubungan afiliasi dengan Unilever Indonesia, karena induk perusahaan keduanya, yaitu Unilever PLC, adalah pihak yang sama. Namun, setelah transaksi dilaksanakan dan diselesaikan, The Magnum tidak lagi menjadi afiliasi Unilever Indonesia.

Untuk melaksanakan rencana ini, Unilever Indonesia akan meminta persetujuan dari para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), serta para pemegang saham independen dalam RUPS Independen yang akan diadakan dalam waktu dekat. (*)