Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

LAPD Fokus pada Bisnis Inti, Lepas Dua Entitas Anak

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 23 December 2024 | Penulis: Syahrianto | Editor: Redaksi
LAPD Fokus pada Bisnis Inti, Lepas Dua Entitas Anak

KABARBURSA.COM - PT Leyand International Tbk (LAPD) mengumumkan rencana pelepasan kepemilikan saham di dua entitas anaknya, yaitu PT Asta Keramasan Energi (AKE) dan Sumatera Energi Capital PTE LTD (SEC).

Langkah ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk menyesuaikan portofolio bisnis, sehingga dapat lebih fokus pada penguatan lini bisnis inti dan meningkatkan efisiensi operasional.

Direktur Utama LAPD, Bambang Rahardja Burhan, menjelaskan bahwa entitas anak AKE saat ini sudah tidak lagi menjalankan aktivitas usaha di sektor pembangkit listrik. Hal ini disebabkan oleh berakhirnya kontrak jual beli listrik dengan PT PLN pada 31 Desember 2020.

"Kami meyakini bahwa keputusan ini merupakan langkah strategis yang akan mendukung pengembangan jangka panjang serta pertumbuhan berkelanjutan perusahaan," ujar Bambang dalam pernyataannya, dikutip Senin, 23 Desember 2024..

Bambang juga menegaskan bahwa pelepasan AKE dan SEC tidak akan memberikan dampak material negatif terhadap kinerja keuangan perusahaan dalam jangka pendek. Sebaliknya, langkah tersebut diharapkan dapat memperkuat posisi keuangan dan likuiditas LAPD ke depannya.

"Transaksi pelepasan kedua entitas ini tidak memengaruhi laporan keuangan laba rugi kami, karena AKE dan SEC tidak memiliki aktivitas operasional saat ini," tambah Bambang.

Keputusan strategis ini mencerminkan upaya LAPD untuk memperkuat fondasi bisnisnya sekaligus mempersiapkan langkah pertumbuhan yang lebih terarah.

Dengan mengurangi portofolio bisnis yang kurang produktif, perusahaan dapat lebih optimal dalam mengalokasikan sumber daya untuk mendukung lini bisnis yang menjadi fokus utama.

Kinerja Keuangan LAPD

Sebelumnya, LAPD mencatat rugi bersih sebesar Rp3,2 miliar pada kuartal III 2024, berbanding terbalik dengan perolehan laba bersih sebesar Rp1,4 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Dengan demikian, rugi bersih per saham setara dengan Rp0,80 per lembar, mencerminkan tekanan kinerja yang dihadapi perusahaan sepanjang tahun ini.

Penurunan kinerja ini terjadi meskipun pendapatan LAPD tumbuh signifikan sebesar 247,8 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp167,3 miliar. Pertumbuhan pendapatan ini didorong oleh peningkatan aktivitas operasional perusahaan, yang sebelumnya hanya menghasilkan Rp48,1 miliar pada periode sembilan bulan pertama tahun 2023. Namun, lonjakan pendapatan tidak cukup untuk menutup tekanan pada profitabilitas.

LAPD membukukan laba kotor sebesar Rp6 miliar, yang juga menunjukkan peningkatan sebesar 87,5 persen secara yoy dibandingkan Rp3,2 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Namun, rugi operasional sebesar Rp3,3 miliar dan beban bunga yang mencapai Rp3,7 miliar menjadi faktor utama yang menekan kinerja perusahaan. EBITDA perusahaan tercatat negatif Rp2,4 miliar, menunjukkan bahwa beban operasional yang lebih tinggi menggerus potensi laba.

Rasio keuangan LAPD juga menunjukkan tantangan signifikan. Margin laba kotor berada di level 3,6 persen, sedangkan margin EBITDA dan margin laba bersih masing-masing tercatat negatif 1,4 persen dan 1,9 persen. Rasio utang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio) berada di level tinggi, yaitu 4,75, menunjukkan beban utang yang cukup berat.

Rasio profitabilitas perusahaan juga menunjukkan hasil negatif, dengan Return on Assets (ROA) tercatat 1,45 persen dan Return on Equity (ROE) 8,36 persen. Selain itu, rasio EV/EBITDA sebesar 77,03 menandakan valuasi perusahaan yang kurang menarik di tengah kinerja EBITDA negatif.

Dari sisi neraca keuangan, LAPD memiliki total aset sebesar Rp220,3 miliar dengan kas dan setara kas sebesar Rp49,7 miliar. Namun, perusahaan menghadapi beban utang jangka pendek sebesar Rp123,3 miliar dan utang jangka panjang sebesar Rp58,7 miliar, yang menempatkan total utang jauh di atas ekuitas perusahaan sebesar Rp38,3 miliar.

Meskipun LAPD berhasil meningkatkan pendapatan, perusahaan perlu fokus pada efisiensi operasional untuk memperbaiki margin profitabilitas. Dengan beban utang yang tinggi dan rugi bersih yang membesar, LAPD menghadapi tantangan berat dalam memperbaiki fundamental keuangannya.

Ke depan, langkah strategis yang mencakup pengelolaan beban operasional, optimalisasi struktur utang, dan pencarian peluang pendapatan baru akan menjadi kunci untuk membalikkan kondisi keuangan perusahaan. Di tengah tekanan ini, investor akan terus memantau langkah-langkah LAPD untuk meningkatkan kinerja dan menciptakan nilai tambah yang berkelanjutan.

Performa Saham LAPD

Harga saham LAPD pada perdagangan Senin, 23 Desember 2024 ditutup stabil di level Rp20 per saham, tanpa perubahan dari harga penutupan sebelumnya. Sepanjang sesi perdagangan hari ini, saham LAPD bergerak dalam rentang harga Rp19 hingga Rp20.

Volume perdagangan tercatat sebanyak 1,94 juta saham, sedikit di bawah rata-rata volume harian sebesar 2,19 juta saham. Dengan total nilai transaksi sebesar Rp38,4 juta, aktivitas perdagangan saham LAPD menunjukkan stabilitas meski tidak mencatatkan pergerakan harga signifikan.

Pada sesi perdagangan hari ini, saham LAPD dibuka di level Rp20, setara dengan harga penutupan Jumat pekan lalu. Adapun harga tertinggi yang dicapai adalah Rp20, sementara harga terendah sempat menyentuh Rp19. Dengan frekuensi transaksi sebanyak 52 kali, saham ini berada dalam tekanan transaksi moderat.

Batas atas (Auto Rejection Atas/ARA) untuk saham LAPD tercatat di level Rp22, sementara batas bawah (Auto Rejection Bawah/ARB) di level Rp18. Hingga sesi penutupan, tidak ada pergerakan harga yang mendekati batas atas maupun bawah tersebut. (*)