Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Ada Santa Claus Rally, Bagaimana Proyeksi IHSG di Sisa 2024?

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 23 December 2024 | Penulis: Hutama Prayoga | Editor: Redaksi
Ada Santa Claus Rally, Bagaimana Proyeksi IHSG di Sisa 2024?

KABARBURSA.COM - Momentum Santa Claus Rally diharapkan bisa memberikan angin segar terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di sisa tahun 2024. Senior Market Analyst Mirae Asset Nafan Aji Gusta, mengatakan Santa Claus Rally sejatinya sudah terjadi pada awal Desember 2024 saat IHSG menguat signifikan.

Santa Claus Rally adalah fenomena pasar saham yang merujuk pada kecenderungan harga saham untuk mengalami kenaikan pada periode akhir Desember hingga awal Januari. Biasanya, periode ini berlangsung selama lima hari perdagangan terakhir di bulan Desember dan dua hari perdagangan pertama di bulan Januari tahun berikutnya.

"Santa Claus Rally itu terjadi di awal Desember di mana IHSG ini berhasil mengalami penguatan  dari kisaran 7050 samai  ke 7530. Ini terjadi hingga pada 11 Desember," kata Nafan kepada Kabarbursa.com di Jakarta, Senin, 23 Desember 2024.

Sayang, setelah itu Santa Claus Rally tiba-tiba mereda sehingga membuat IHSG melemah selama beberapa hari. Nafan menjelaskan, hal tersebut terjadi lantaran adanya faktor global, salah satunya terkait isu potensi The Fed dalam menerapkan hawkish.

"Karena itu telah memicu terjadinya pelemahan nilai tukar rupiah, di mana kurs rupiah sempat berada di Rp16,200-an. Ini yang membuat IHSG mengalami out flow sehingga Santa Claus Rally  efeknya mereda," tutur Nafan.

Terlepas dari itu, Nafan melihat peluang IHSG untuk menguat di sisa 2024 cukup terbuka lebar. Hal ini berkaca ketika IHSG ditutup menguat sebesar 6 poin atau naik 0,09 persen ke level 6,983 pada perdagangan Jumat, 20 Desember 2024.

Tidak hanya itu, pada Senin, 23 Desember 2024, IHSG juga dibuka perkasa sebesar 64 poin atau meningkat 0,92 persen ke level 7,048.

"Santa Claus efek yang juga merupakan agenda window dressing ini mulai terjadi dan begitu dirasakan. Semoga euforia masih kuat," pungkasnya.

IHSG Sepekan Turun 4,65 Persen 

Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG pekan lalu atau periode 16 – 20 Desember 2024 mengalami penurunan sebesar 4,65 persen menjadi berada pada level 6.983,865 dari 7.324,789.

Sekretaris Perusahaan BEI, Aulia Noviana Utami Putri, mengatakan selama satu pekan ini, rata-rata nilai transaksi harian Bursa mengalami perubahan sebesar 39,36 persen menjadi Rp12,25 triliun dari Rp20,19 triliun pada pekan sebelumnya.

“Rata-rata volume transaksi harian Bursa sepekan mengalami perubahan sebesar 17,71 persen menjadi 19,19 miliar lembar saham dari 23,32 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya,” ujar dia dalam keterangan resmi di Jakarta dikutip Sabtu, 21 Desember 2023.

Aulia menambahkan jika Investor asing pada Jumat, 20 Desember 2024, mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp417,99 miliar dan investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp15,84 triliun sepanjang tahun 2024.

Di sisi lain, pada pekan ini terdapat pencatatan perdana obligasi dan saham di BEI yakni Obligasi Berkelanjutan I Petrosea Tahap I Tahun 2024 dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Petrosea Tahap I Tahun 2024 yang diterbitkan oleh PT Petrosea Tbk pada Senin, 16 Desember 2024.

“Total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2024 adalah 140 emisi dari senilai Rp139,16 triliun,” jelas Aulia.

Dengan pencatatan tersebut, lanjut dia, maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 600 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp483,16 triliun dan USD86,0163 juta, yang diterbitkan oleh 133 emiten.

Adapun Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat di BEI berjumlah 190 seri dengan nilai nominal Rp6.114,41 triliun dan USD502,10 juta. Selain itu, di BEI telah tercatat sebanyak 8 emisi EBA dengan nilai Rp2,70 triliun.

Empat Emiten Sukses Manfaatkan Window Dressing

Emiten energi sukses memanfaatkan momentum window dressing hingga pertengahan Desember 2024. Hal ini berkaca dari penguatan indeks LQ45 yang ditopang oleh sektor energi.

Analyst Stocknow.Id Abdul Haq Al Faruqy, mengatakan momentum window dressing akan selalu dikaitkan dengan emiten-emiten bluechip, khususnya pada indeks LQ45.

“Jika melihat secara garis besar bahwa sepanjang bulan Desember ini, indeks LQ45 berhasil bergerak positif dengan penguatan sebesar +0,5 persen,” kata Abdul kepada Kabarbursa.com, Senin, 16 Desember 2024.

Abdul melanjutkan, penguatan indeks LQ45 ditopang oleh saham pada sektor energi seperti ADRO, ITMG, PTBA, hingga UNTR. Sementara, saham di sektor perbankan masih stagnan dan cenderung terkoreksi.

“Jadi, dapat disimpulkan bahwa emiten yang sukses memanfaatkan momentum window dressing ialah emiten di sektor energi,” ujar dia.

Di sisi lain, Abdul juga memberi penjelasan mengenai kondisi window dressing 2024 dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya. Menurutnya, pada tahun ini momentum window dressing diselimuti berbagai tantangan.

“Jika melihat kondisi ekonomi secara global dan domestik, beberapa sentimen negatif menerpa Indonesia di akhir tahun 2024,” kata dia.

Adapun tantangan yang dimaksud misalnya kenaikan Inflasi di AS (Amerika Serikat) yang memicu The Fed menahan suku bunga, hingga rupiah yang terdepresiasi kembali ke level Rp16.000/USD seperti pada bulan Agustus lalu. Menurut Abdul, hal ini juga turut menjadi rintangan bagi IHSG untuk bersinar di bulan Desember.

“Sehingga, jika dibandingkan secara apple to apple pada 2023 lalu, Desember 2024 lebih memiliki tantangan untuk adanya window dressing,” pungkas Abdul.(*)