KABARBURSA.COM - Anak usaha PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO), PT Adaro Clean Energy Indonesia (ACEI), menandatangani perjanjian pinjaman bersama PT Batam Sarana Surya, dengan total nilai USD7,6 juta atau Rp117,8 miliar berdasarkan asumsi kurs rata-rata Rp15.500/USD.
Berdasarkan keterbukaan informasi, manajemen ADRO menyampaikan bahwa fasilitas kredit yang diterima BSS akan digunakan untuk mendukung pengembangan proyek energi terbarukan di Kepulauan Riau.
"Langkah ini sejalan dengan komitmen induk usaha ACEI untuk mendiversifikasi portofolio bisnisnya demi menciptakan nilai jangka panjang dan mendukung keberlanjutan lingkungan," tulis manajemen dalam keterangannya di Jakarta, Senin, 23 Desember 2024.
Perjanjian ini menetapkan sejumlah poin utama terkait penggunaan dana dan syarat-syarat keuangan, sebagai berikut:
Langkah ACEI, ujar direksi ADRO, memberikan pinjaman kepada BSS merupakan bagian dari strategi besar perseroan untuk mengintegrasikan energi terbarukan ke dalam portofolio bisnisnya.
Dengan memanfaatkan teknologi inovatif dan mengembangkan proyek-proyek energi hijau, perseroan berharap dapat meningkatkan daya saing sekaligus memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.
BSS, selaku anak usaha ACEI, tengah mengembangkan proyek energi terbarukan di Kepulauan Riau. Proyek ini diyakini memiliki potensi profitabilitas dan likuiditas yang tinggi, yang sejalan dengan tren global menuju keberlanjutan.
Dalam pengelolaan investasi, ACEI dan BSS terus memastikan adanya kajian risiko yang menyeluruh, diversifikasi investasi yang baik, serta pemantauan portofolio secara berkelanjutan.
Dengan langkah ini, ACEI menegaskan komitmennya untuk terus berkontribusi dalam menciptakan nilai ekonomi sekaligus mendukung agenda keberlanjutan global melalui pengembangan energi terbarukan.
Alamitri Resources Indonesia mengumumkan besaran dividen tunai finalnya mencapai Rp1.358,18 per saham.
Besaran dividen tersebut berdasarkan risalah rapat umum pemegang saham luar biasa perseroan dan keterbukaan informasi terkait aksi korporasi pembagian dividen tertanggal 20 November 2024.
Corporate Secretary ADRO Mahardika Putranto mengatakan kurs yang digunakan untuk pembagian tambahan dividen tunai final sebagaimana disetujui berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 18 November 2024 mengacu pada kurs tengah Bank Indonesia tanggal 18 November 2024, yaitu senilai Rp15.888.
“Jumlah keseluruhan tambahan dividen tunai final yang akan dibagikan Perseroan dalam mata uang Rupiah adalah sebesar Rp41.775.804.852.062 untuk 30.758.665.900 lembar saham atau sebesar Rp1.358,18 per saham,” kata Mahadirdika dalam keterbukaan informasi publik di Jakarta, Jumat, 29 November 2024.
Pihak ADRO mengungkapkan bahwa tidak ada dampak yang signifikan atas informasi ini terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha Perseroan.
Mengutip dari Stockbit, laporan kinerja ADRO hingga kuartal III 2024 menunjukkan performa yang stabil, meskipun tekanan pasar meningkat. Laba bersih ADRO mencapai Rp5,147 miliar pada kuartal III 2024, sedikit menurun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp5,770 miliar. Secara tahunan, laba bersih dalam periode 12 bulan (TTM) tercatat Rp24,379 miliar, lebih rendah dari Rp25,342 miliar pada tahun 2023.
Pendapatan ADRO juga terpantau masih cukup kuat, dengan total pendapatan tahunan mencapai Rp38,872 miliar pada 2022, sebelum mengalami koreksi di tahun-tahun berikutnya. Meski demikian, pendapatan pada kuartal III 2024 tetap mampu mendukung stabilitas keuangan perusahaan.
ADRO saat ini memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp64,901 miliar dengan nilai perusahaan (enterprise value) Rp47,477 miliar. Jumlah saham beredar mencapai 30,76 miliar lembar. Stabilitas nilai perusahaan ini menunjukkan fundamental yang kuat, meskipun tantangan eksternal dan volatilitas pasar memberikan dampak pada kinerja keuangan.
Jika ditelusuri lebih jauh, laba bersih ADRO menunjukkan pola fluktuasi selama dekade terakhir. Puncak laba bersih tercatat pada kuartal II 2022 sebesar Rp12,303 miliar, sedangkan penurunan tajam terjadi pada kuartal III 2020 dengan rugi bersih Rp586 miliar. Performa kuartalan tahun ini relatif stabil, mencerminkan kemampuan perusahaan menjaga efisiensi operasional di tengah tantangan global.
Harga saham ADRO tercatat melemah 0,39 persen atau turun 10 poin ke level Rp2.540 pada pukul 13:47 WIB. Penurunan ini terjadi setelah harga pembukaan di Rp2.580 dan sebelumnya ditutup pada Rp2.550 pada sesi perdagangan Jumat lalu.
Kinerja Perdagangan Saham
Saat ini, harga rata-rata perdagangan ADRO berada di level Rp2.544 per saham. Dalam sesi ini, volume transaksi mencapai 257.000 lot dengan pergerakan harga yang masih berada di bawah batas atas (ARA) Rp3.180 dan jauh dari batas bawah (ARB) Rp1.915.
Penurunan harga saham ADRO ini terjadi di tengah volume perdagangan yang lebih rendah dibandingkan rata-rata harian. Para pelaku pasar masih mencermati sentimen yang memengaruhi pergerakan harga saham sektor tambang, termasuk volatilitas harga komoditas global yang berpotensi memengaruhi performa emiten pertambangan. (*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.