Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Diserok Lo Kheng Hong, Bagaimana Saham Bank Danamon?

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 22 December 2024 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Redaksi
Diserok Lo Kheng Hong, Bagaimana Saham Bank Danamon?

KABARBURSA.COM - Ada kabar mengejutkan dari Lo Kheng Hong, seorang investor kawakan yang sering dijuluki "Warren Buffett Indonesia". Lo baru saja menyerok saham Bank Danamon (BDMN) dan mencatatkan diri di posisi kelima investor BDMN.

Lo, yang terfokus pada saham-saham perbankan, dengan rasionalitas dan analisis yang mendalam, ia mengungkapkan bahwa sektor perbankan menjadi salah satu pilihan utama dalam portofolionya karena potensi keuntungan besar yang dihasilkan bank-bank besar. Lo menggambarkan sektor ini sebagai industri dengan kemampuan mencetak laba bersih yang luar biasa, bahkan mencapai puluhan triliun rupiah setiap tahunnya.

Namun, yang menarik perhatian belakangan ini adalah terungkapnya satu nama bank tambahan yang menjadi bagian dari portofolionya, yaitu PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN). Lo menyebutkan, selain BNGA dan NISP, ada satu lagi bank dengan aset di kisaran Rp200-350 triliun yang masuk dalam daftarnya. Dan ternyata, data per 30 November 2024 menunjukkan bahwa Lo Kheng Hong tercatat sebagai pemegang saham terbesar kelima Bank Danamon dengan jumlah kepemilikan 15.491.200 saham (0,16 persen).

Pendekatan Lo dalam memilih saham bank ini mencerminkan keyakinannya pada fundamental yang kuat serta potensi jangka panjang. Di tengah volatilitas pasar, ia tetap konsisten dengan strateginya untuk menempatkan dana di perusahaan yang mampu mencetak laba tinggi dengan aset yang solid. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa ia tetap menjadi panutan banyak investor. Keputusannya untuk mempertahankan saham di bank-bank besar, termasuk Bank Danamon, bukan hanya menggambarkan visinya sebagai seorang investor, tetapi juga menunjukkan keyakinannya pada prospek cerah industri perbankan Indonesia.

Saham Bank Cepat Cuan

Dalam seminarnya di CMSE 2024 pada November lalu, Lo menjelaskan lebih detail tentang preferensinya dalam memilih saham perbankan. Ia lebih cenderung berinvestasi pada bank dengan aset berkisar Rp200-350 triliun. Beberapa nama bank besar yang masuk dalam portofolionya, seperti PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) dan PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP), telah lama diketahui publik.

Berdasarkan data terbaru, Lo menjadi salah satu dari 10 pemegang saham terbesar di kedua bank tersebut. Per 29 November 2024, ia memiliki 25.363.000 saham BNGA (0,10 persen kepemilikan), sementara di NISP, ia menguasai 122.079.700 saham (0,53 persen kepemilikan) per 31 Oktober 2024.

Kinerja Keuangan Bank Danamon

Bank Danamon mencatatkan performa keuangan yang menarik perhatian para investor. Per 30 September 2024, total asetnya mencapai Rp240,38 triliun dengan laba bersih sebesar Rp2,33 triliun. Meski valuasinya masih tergolong rendah, dengan rasio Price to Book Value (PBV) sebesar 0,50 kali dan Price to Earning Ratio (PER) sebesar 8,17 kali (annualized), Lo melihat peluang besar dari sisi undervaluation. Hal ini membuat saham Bank Danamon menjadi salah satu favorit bagi investor yang berorientasi pada nilai seperti dirinya.

Nilai kapitalisasi pasar Bank Danamon sendiri tercatat sebesar Rp25,41 triliun, sedangkan sahamnya berada pada harga Rp2.600 per lembar per 13 Desember 2024. Dengan asumsi harga tersebut, nilai kepemilikan saham Lo di bank ini mencapai Rp40,27 miliar.

Sementara, berdasarkan laporan keuangan pada kuartal III-2024, bank ini mencatatkan Laba Bersih Setelah Pajak (Net Profit After Tax/NPAT) sebesar Rp2,3 triliun. Angka ini mengalami penurunan sebesar 8,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencatatkan laba Rp2,56 triliun. Meski demikian, manajemen tetap optimis dengan langkah-langkah strategis yang telah diambil untuk memastikan keberlanjutan pertumbuhan bank ke depannya.

Direktur Utama Bank Danamon D Ejima, menyatakan bahwa hasil kinerja ini menunjukkan konsistensi bank dalam menjalankan strategi yang bertujuan menciptakan pertumbuhan berkelanjutan. Ejima menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat posisi Bank Danamon sebagai bagian dari "One Financial Group" yang memberikan solusi keuangan terpercaya dan berorientasi pada kebutuhan nasabah.

Kinerja operasional Bank Danamon di tahun ini mencerminkan pertumbuhan yang solid. Total kredit yang termasuk Trade Finance meningkat 12 persen secara tahunan menjadi Rp186,5 triliun. Sementara itu, total Dana Pihak Ketiga tumbuh 14 persen secara tahunan mencapai Rp148,9 triliun, dengan pendanaan granular juga meningkat sebesar 11 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Peningkatan tersebut didukung oleh kualitas aset yang tetap terjaga. Rasio Loan at Risk (LAR), yang mencakup portofolio restrukturisasi terkait pandemi Covid-19, membaik 80 basis poin menjadi 11,5 persen, mencerminkan pengelolaan risiko kredit yang efektif.

Selain itu, perbaikan kinerja terlihat pada Rasio Non-Performing Loan (NPL) bruto, yang menurun sebesar 30 basis poin menjadi 2,0 persen. Penurunan ini mencerminkan keberhasilan bank dalam menjaga kualitas portofolio kreditnya. Tidak hanya itu, Rasio Cakupan NPL juga mengalami peningkatan signifikan, dari 252,7 persen pada tahun sebelumnya menjadi 272,3 persen, yang menunjukkan tingkat cadangan kredit bermasalah yang lebih sehat.

Dalam hal pendapatan, Bank Danamon mencatat pendapatan operasional sebesar Rp14,2 triliun untuk periode sembilan bulan pertama, tumbuh sebesar 7 persen secara tahunan. Pertumbuhan ini turut berkontribusi pada peningkatan laba operasional sebelum pencadangan (PPOP) yang naik 5 persen YoY menjadi Rp6,3 triliun. Angka-angka ini menggarisbawahi keberhasilan Bank Danamon dalam memanfaatkan peluang pasar sekaligus menjaga efisiensi operasional di tengah tantangan ekonomi global dan domestik.

Melalui langkah-langkah strategis yang berfokus pada keberlanjutan, peningkatan layanan, dan pengelolaan risiko yang cermat, Bank Danamon optimis dapat terus tumbuh di masa mendatang. Dengan kualitas aset yang semakin baik dan struktur pendanaan yang solid, bank ini berada pada jalur yang tepat untuk memperkuat posisinya di industri perbankan sebagai mitra keuangan yang terpercaya.(*)

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.