KABARBURSA.COM - PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) mengadakan paparan publik (public expose) secara daring pada Jumat, 20 Desember 2024. Acara ini bertujuan untuk memaparkan kinerja keuangan perusahaan hingga kuartal III tahun 2024 serta menyampaikan rencana strategis untuk mencapai laba bersih (turnaround) pada tahun 2025.
Kegiatan ini dihadiri oleh jajaran direksi perusahaan, yaitu Direktur Utama Woo Yeul Lee, Wakil Direktur Utama Robby Mondong, Direktur Strategi Jung Ho Han, Direktur Keuangan Jang Hyuk Im, serta Direktur Bisnis Retail Helmi Fahrudin.
Direktur Utama KB Bank, Woo Yeul Lee, menjelaskan berbagai capaian yang telah diraih perusahaan sejak dimulainya program transformasi pada tahun 2021. Ia menyatakan, "Sejak transformasi dimulai, kami telah mencatat sejumlah pencapaian positif. Kualitas aset terus membaik, di mana rasio loan at risk (LAR) yang sebelumnya mencapai 65 persen pada tahun 2021 kini telah turun di bawah 25 persen. Selain itu, pendapatan bunga bersih (net interest income) juga menunjukkan pertumbuhan signifikan. Program transformasi ini turut memperkuat sistem core banking dan meningkatkan standar manajemen risiko perusahaan."
Wakil Direktur Utama, Robby Mondong, menambahkan bahwa sepanjang tahun 2024, perusahaan terus mencatat pertumbuhan yang konsisten. Untuk tahun 2025, KB Bukopin akan memperluas portofolio kredit pada sektor-sektor dengan potensi pertumbuhan tinggi, seperti pertambangan dan kesehatan. Selain itu, strategi akselerasi pertumbuhan dana murah (CASA) akan dilakukan melalui kemitraan dengan digital aggregator dan kolaborasi dengan komunitas-komunitas seperti sekolah dan perguruan tinggi.
Sementara itu, Direktur Keuangan Jang Hyuk Im menekankan pentingnya perbaikan fundamental perusahaan. Ia mengatakan, "Fokus kami tahun ini adalah meningkatkan kualitas aset. Pada tahun 2025, kami menargetkan peningkatan net-interest margin hingga 2,30 persen melalui berbagai inisiatif, seperti ekspansi bisnis dengan pertumbuhan kredit normal sekitar 20 persen-25 persen dan pengurangan biaya dana (cost of fund). Semua langkah ini dirancang untuk memastikan perusahaan dapat meraih laba bersih pada tahun mendatang."
Dengan landasan fundamental yang semakin kuat, berbagai inisiatif akselerasi pertumbuhan, serta dukungan dari grup induk KB Financial Group, PT Bank KB Bukopin Tbk optimis mampu mencetak laba positif dan mencapai pertumbuhan berkelanjutan dalam beberapa tahun ke depan.
BBKP terus menghadapi tantangan keuangan yang signifikan pada paruh pertama 2024, berdasarkan laporan keuangan interim yang dirilis, Minggu, 29 September 2024. Dengan total aset menurun menjadi Rp83,7 triliun dari Rp84,3 triliun pada akhir 2023, bank ini juga mencatatkan kerugian bersih yang membengkak menjadi Rp3,13 triliun, naik dari kerugian sebesar Rp2,88 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Dari sisi aset, penurunan ini dipicu oleh penurunan di beberapa komponen utama, seperti kas yang hanya mencapai Rp316 miliar dari Rp289 miliar pada akhir 2023, serta cadangan kerugian penurunan nilai pada pinjaman yang diberikan mencapai Rp3,58 triliun. Di lain sisi, beberapa aset seperti efek-efek yang diperdagangkan mengalami peningkatan signifikan, mencapai Rp12 triliun dari Rp9,4 triliun pada akhir 2023.
Namun, penurunan di beberapa pos penting, seperti giro pada Bank Indonesia yang turun dari Rp3,2 triliun menjadi Rp2,89 triliun, menjadi salah satu faktor utama yang menekan total aset. Selain itu, cadangan kerugian yang tinggi untuk aset-aset produktif juga menjadi salah satu komponen yang terus menggerus nilai aset bank.
Sementara itu, liabilitas bank juga mengalami peningkatan menjadi Rp72,7 triliun dari Rp70,1 triliun pada akhir 2023. Peningkatan ini terutama berasal dari peningkatan simpanan dari pihak lain, seperti giro pihak ketiga yang melonjak menjadi Rp4,89 triliun dari Rp3,16 triliun. Deposito berjangka pihak ketiga juga masih mencatat angka yang tinggi di Rp34,14 triliun, meskipun sedikit turun dari Rp34,69 triliun pada akhir tahun sebelumnya.
Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk mengalami penurunan signifikan, mencapai Rp10,97 triliun dari Rp14,1 triliun pada akhir 2023. Penurunan ini sebagian besar dipengaruhi oleh akumulasi kerugian yang belum ditentukan penggunaannya, yang membengkak hingga Rp17,83 triliun. Cadangan perubahan nilai wajar aset keuangan melalui pendapatan komprehensif lainnya juga mengalami penurunan dari Rp7,56 miliar menjadi negatif Rp20,28 miliar, mengindikasikan tekanan signifikan di sisi investasi.
Penurunan ekuitas ini menambah beban bagi BBKP, yang sudah berusaha meningkatkan pendapatan melalui beberapa strategi. Namun, kerugian yang terus berlanjut, ditambah dengan meningkatnya cadangan kerugian, mengindikasikan adanya risiko serius bagi stabilitas keuangan jangka panjang bank.
Dari sisi pendapatan operasional, BBKP mencatat pendapatan bunga sebesar Rp2,66 triliun, meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp2,4 triliun. Namun, peningkatan ini diiringi oleh beban bunga yang juga tinggi, sebesar Rp2,09 triliun, sehingga margin bunga bersih (net interest margin) tetap tertekan.
Selain itu, bank juga mengalami penurunan signifikan dalam beberapa pos lainnya, termasuk pendapatan operasional lainnya yang hanya mencapai Rp55,7 miliar, dibandingkan Rp33,5 miliar pada tahun sebelumnya. Realisasi keuntungan dari perdagangan efek yang telah direalisasikan juga hanya menyumbang Rp131,7 miliar, sedikit meningkat dari Rp123,6 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Di sisi lain, beban operasional BBKP terus meningkat. Beban umum dan administrasi mencapai Rp401,4 miliar, meskipun turun dibandingkan Rp465,1 miliar pada tahun lalu. Beban lainnya, seperti sewa, pemeliharaan, dan perbaikan, tetap menjadi komponen pengeluaran yang signifikan, mencapai Rp47,9 miliar.
Anak perusahaan BBKP, seperti PT KB Bukopin Finance dan PT Bank KB Bukopin Syariah, memberikan kontribusi yang signifikan bagi total aset perusahaan. KB Bukopin Finance mencatat total aset sebesar Rp460,1 miliar, sementara KB Bukopin Syariah memiliki aset yang jauh lebih besar, mencapai Rp7,63 triliun. Meskipun demikian, kontribusi dari kedua anak perusahaan ini belum cukup kuat untuk menopang kinerja keuangan keseluruhan BBKP.
KB Bank, berhasil menentukan harga (pricing) Surat Utang Senior Unsecured Notes dalam denominasi dolar Amerika Serikat (AS) sebesar USD300 juta pada 23 Oktober 2024 di Singapura.
Wakil Direktur Utama BBKP, Robby Mondong, mengatakan, langkah ini menandai pencapaian penting bagi KB Bank, menjadi anak perusahaan internasional pertama dari perbankan Korea Selatan yang menerbitkan obligasi global dengan peringkat kredit internasional.
Menurut Robby, penerbitan obligasi ini dilakukan di tengah kondisi ekonomi global yang penuh tantangan, seperti ketidakpastian politik menjelang pemilihan presiden AS dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah. “Melalui obligasi global ini, KB Bank ingin melakukan diversifikasi pendanaan jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan pada pinjaman luar negeri jangka pendek, mendukung strategi refinancing perusahaan,” kata dia melalui siaran pers resmi, Senin, 28 Oktober 2024.
Dalam rangka penerbitan obligasi ini, KB Bank melakukan non-deal roadshow pada 16-18 Oktober 2024, yang memberikan kesempatan bagi bank untuk memaparkan kemajuan kinerja dan transformasi bisnisnya kepada investor global. Respons investor sangat positif, terutama terkait restrukturisasi dan pertumbuhan KB Bank sebagai bagian dari KB Kookmin Bank, bank komersial terbesar di Korea Selatan.
Robby menjelaskan, penerbitan obligasi ini membantu memperkuat struktur pendanaan bank, khususnya berbasis USD. Obligasi ini mencatat permintaan yang berlebih (oversubscribed) hingga 4,5 kali, dengan kupon kompetitif sebesar 5,658 persen.
Settlement obligasi ini dijadwalkan pada 30 Oktober 2024, dengan Crédit Agricole Corporate and Investment Bank, HSBC, KB Securities Hong Kong Limited, dan Morgan Stanley & Co. International Plc sebagai Joint Lead Arrangers.
Obligasi tersebut akan dicatatkan di Singapore Stock Exchange (SGX-ST) dan mematuhi Regulation S dari US Securities Act of 1993. Memiliki tenor tiga tahun, obligasi ini akan jatuh tempo pada 30 Oktober 2027.
Penerbitan ini mendapat peringkat ‘BBB’ dari Fitch Ratings, yang mencerminkan peringkat kredit tertinggi untuk emiten asal Indonesia, setara dengan Sovereign Credit Rating Indonesia. Keberhasilan ini menandai awal yang strategis bagi KB Bank dalam memasuki pasar modal internasional. (*)