Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Powell Pangkas Suku Bunga The Fed, Bank Sentral Indikasikan ini

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 19 December 2024 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Redaksi
Powell Pangkas Suku Bunga The Fed, Bank Sentral Indikasikan ini

KABARBURSA.COM - Federal Reserve Amerika Serikat (The Fed) pada hari Rabu, 18 Desember 2024 waktu setempat atau Kamis, 19 Desember 2024 dinihari WIB, memutuskan kembali memangkas suku bunga acuannya ke kisaran 4,25{9aa1bb259712806fa89468ca095aa3419cf9105023fc9dc50e5829db57ca82d5} - 4,50{9aa1bb259712806fa89468ca095aa3419cf9105023fc9dc50e5829db57ca82d5}. Namun, pemangkasan tersebut membawa sinyal baru bagi masa depan perekonomian Amerika Serikat.

Bank sentral mengindikasikan akan memperlambat laju pemotongan suku bunga di masa mendatang, seiring dengan stabilnya tingkat pengangguran dan lambatnya kemajuan dalam menurunkan inflasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan terbaru dari Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), disebutkan bahwa aktivitas ekonomi terus berkembang dengan “laju yang solid,” tingkat pengangguran “tetap rendah,” dan inflasi masih “sedikit meningkat.”

The Fed menyatakan akan terus mempertimbangkan data ekonomi yang masuk, prospek ke depan, serta keseimbangan risiko sebelum memutuskan penyesuaian tambahan pada target suku bunga. Pernyataan ini menunjukkan kemungkinan penghentian sementara pemotongan suku bunga pada pertemuan kebijakan berikutnya, yang dijadwalkan pada 28-29 Januari.

Menurut proyeksi terbaru, bank sentral hanya akan memangkas suku bunga dua kali lagi sebesar 0,25 persen per penurunan hingga akhir tahun 2025. Ini berarti laju pelonggaran moneter pada tahun depan akan lebih lambat dibandingkan perkiraan pada bulan September lalu.

Lonjakan inflasi, yang kini diproyeksikan mencapai 2,5 persen di awal tahun 2025 dari sebelumnya 2,1 persen, menjadi salah satu faktor yang mendorong kebijakan ini. Target inflasi The Fed sebesar 2 persen tampaknya tidak akan tercapai hingga tahun 2027.

Ketua The Fed Jerome Powell, dalam konferensi persnya menyebut keputusan pemotongan suku bunga terbaru sebagai langkah yang sulit. Ia menjelaskan bahwa proyeksi perlambatan laju pemotongan tahun depan mencerminkan lonjakan inflasi yang lebih tinggi pada tahun 2024.

Selain itu, tingkat suku bunga akhir atau "terminal rate" untuk tahun 2027 diprediksi akan sedikit lebih tinggi pada 3,1 persen, dibandingkan proyeksi sebelumnya sebesar 2,9 persen. The Fed juga merevisi estimasi tingkat suku bunga netral jangka panjang menjadi 3 persen.

Ketidaksepakatan Pemangkasan

Pemangkasan suku bunga ini tidak disepakati oleh Presiden The Fed Cleveland Beth Hammack. Iya memilih untuk mempertahankan suku bunga pada level sebelumnya.

Reaksi pasar terhadap keputusan ini cukup beragam. Imbal hasil obligasi pemerintah AS meningkat, nilai tukar dolar menguat, dan harga saham mengalami penurunan tajam.

Sementara itu, menurut Whitney Watson dari Goldman Sachs Asset Management, langkah pemotongan suku bunga oleh The Fed kali ini mencerminkan resolusi untuk memperlambat pelonggaran kebijakan moneter di tahun depan. Watson memprediksi, The Fed akan menahan diri untuk tidak memotong suku bunga lagi pada bulan Januari, sebelum melanjutkan siklus pelonggarannya pada bulan Maret 2025.

Keputusan The Fed ini menjadi sinyal bagi pasar bahwa tantangan inflasi masih jauh dari usai. Bank sentral mengakui perlunya pendekatan yang hati-hati sambil memantau perkembangan ekonomi guna mencapai keseimbangan yang optimal antara pertumbuhan, lapangan kerja, dan stabilitas harga.

Efek Trump yang Serba tak Pasti

Suku bunga acuan baru yang ditetapkan Federal Reserve kini berada satu persen lebih rendah dibandingkan puncaknya pada bulan September, ketika para pejabat yakin bahwa inflasi sedang bergerak kembali menuju target 2 persen. Kala itu, mereka juga khawatir bahwa kebijakan moneter yang terlalu ketat dalam waktu lama dapat membahayakan pasar tenaga kerja.

Namun, sejak saat itu, beberapa indikator utama inflasi cenderung stagnan. Di sisi lain, tingkat pengangguran yang terus rendah dan pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat dari perkiraan telah memicu perdebatan di antara para pembuat kebijakan mengenai apakah kebijakan moneter saat ini benar-benar seketat yang mereka pikirkan.

Hal ini tercermin dari kenaikan bertahap dalam estimasi tingkat suku bunga netral jangka panjang, dari 2,5 persen menjadi 3,0 persen dalam satu tahun terakhir.

The Fed, yang sebelumnya secara agresif menaikkan suku bunga pada tahun 2022 dan 2023 untuk menekan lonjakan inflasi, mulai melonggarkan kebijakan moneter pada bulan September dengan pemotongan suku bunga sebesar 0,5 persen. Langkah ini diikuti dengan pemotongan sebesar 0,25 persen bulan lalu.

Dalam konteks ini, keputusan suku bunga terbaru muncul di tengah ketidakpastian baru yang diperkenalkan oleh kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS pada 5 November. Janji kampanye Trump, seperti pemotongan pajak, kenaikan tarif impor, dan pengetatan kebijakan terhadap imigrasi ilegal, telah menciptakan keraguan terhadap prospek ekonomi, terutama karena beberapa langkah ini dipandang memiliki potensi untuk mendorong inflasi.

Mengutip Reuters, hari ini, meskipun Trump baru akan resmi menjabat pada 20 Januari, Federal Reserve menegaskan bahwa kebijakan moneter mereka tidak dapat didasarkan pada janji kampanye yang mungkin belum tentu terlaksana. Namun, tidak dapat disangkal bahwa para staf Fed kemungkinan telah menyusun berbagai skenario untuk mengantisipasi kebijakan ekonomi di bawah kepemimpinan Trump.

Berdasarkan proyeksi terbaru, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan tetap berada di atas level potensial sebesar 2,1 persen pada tahun depan. Inflasi juga diprediksi tetap berada di atas target selama dua tahun ke depan, sementara tingkat pengangguran diperkirakan tidak akan naik di atas 4,3 persen.

Kebijakan suku bunga The Fed mencerminkan upaya untuk menyeimbangkan risiko di tengah ketidakpastian politik dan ekonomi yang semakin besar. Meskipun demikian, laju pelonggaran moneter mereka tetap hati-hati untuk menjaga stabilitas dan mencapai target inflasi yang telah ditetapkan.(*)