Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Turun 7,49 Persen dalam Sepekan, AADI Masih Menarik Dikoleksi?

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 18 December 2024 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Redaksi
Turun 7,49 Persen dalam Sepekan, AADI Masih Menarik Dikoleksi?

KABARBURSA.COM - Dalam sepekan terakhir, saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) mengalami penurunan sebesar 700 poin atau 7,49 persen. Penurunan ini menunjukkan volatilitas yang cukup signifikan, karena di awal pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham AADI langsung melesat tinggi.

Sempat menyentuh harga Rp11.000 per lembar, penurunan signifikan AADI membawa harga saham ke level 8.650. Walau begitu, koreksi tajam ini tidak berdampak besar pada volume perdagangan.

Mengutip data dari Stockbit, Rabu, 18 Desember 2024, volume perdagangan AADI memberikan gambaran tentang aktivitas pasar yang menarik. Volume mingguan tercatat mencapai 23,23 juta saham, jauh melampaui rata-rata volume perdagangan harian sebesar 11,35 juta saham.

Penurunan harga saham ini mungkin mencerminkan aksi ambil untung setelah lonjakan sebelumnya, atau reaksi terhadap sentimen pasar yang lebih luas. Namun, lonjakan volume perdagangan menandakan adanya minat yang terus berlanjut dari investor terhadap saham AADI, terlepas dari tekanan harga yang terjadi. Hal ini bisa menjadi indikasi bahwa sebagian besar pelaku pasar tetap optimis terhadap prospek perusahaan dalam jangka panjang.

Tekanan mingguan ini bisa jadi berasal dari dinamika eksternal, seperti ketidakpastian di pasar global atau faktor ekonomi domestik yang memengaruhi sektor transportasi dan logistik, di mana AADI beroperasi. Selain itu, pasar juga dapat bereaksi terhadap perubahan sentimen investor terhadap emiten yang terkait erat dengan industri pengangkutan dan infrastruktur, terutama dalam situasi makroekonomi yang dinamis.

Meski mengalami koreksi, fluktuasi harga mingguan seperti ini kerap menjadi bagian normal dari siklus pasar. Penting untuk melihat prospek bisnis AADI dalam jangka panjang, terutama mengingat fokus mereka pada jasa logistik dan transportasi darat yang terus berkembang di Indonesia. Dengan tingkat urbanisasi yang pesat dan meningkatnya kebutuhan distribusi barang, perusahaan ini memiliki peluang untuk terus tumbuh di masa depan.

Melihat kondisi ini, AADI menjadi salah satu saham yang patut diikuti, terutama oleh investor yang melihat peluang dalam sektor logistik dan pengangkutan domestik. Meskipun pekan ini sahamnya mengalami tekanan, volume perdagangan yang meningkat menunjukkan adanya ketertarikan yang kuat dari pasar, yang bisa menjadi pijakan untuk pemulihan harga di minggu-minggu mendatang.

Para investor disarankan untuk tetap memantau berita dan perkembangan terkini terkait fundamental perusahaan sebagai landasan dalam pengambilan keputusan investasi.

Kumpulkan Transaksi Rp234,8 Miliar

Masih berdasarkan data dari Stockbit, hari ini perdagangan saham AADI masih mencatatkan penurunan sebesar 325 poin atau 3,64 persen, dengan harga terakhir terpantau di level 8.600. Saham ini dibuka pada harga 9.000, sedikit lebih tinggi dari harga penutupan sebelumnya yang berada di 8.925. Sepanjang hari, saham AADI bergerak fluktuatif dengan mencatatkan harga tertinggi di 9.125 dan harga terendah di 8.600.

Meskipun sempat mencapai level yang lebih tinggi di pagi hari, AADI menghadapi tekanan di sepanjang sesi perdagangan, yang berujung pada koreksi signifikan dan penurunan harga ke batas bawah. Volume perdagangan yang tercatat mencapai 267 ribu lot, dengan nilai transaksi harian sebesar Rp234,8 miliar. Penurunan ini mengindikasikan adanya volatilitas yang cukup tinggi, meskipun volume transaksi terlihat stabil.

Harga saham AADI masih berada di bawah level harga tertingginya yang ditentukan oleh Auto Reject Atas (ARA) di 10.700. Sementara itu, harga terendah yang diizinkan di pasar, yang berada di bawah batas Auto Reject Bawah (ARB) sebesar 7.150, memberikan gambaran tentang kisaran harga yang dihadapi oleh saham ini.

Pergerakan harga AADI hari ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal dan internal. Meskipun sempat memperlihatkan potensi kenaikan di awal sesi, penurunan yang terjadi dapat dipandang sebagai reaksi pasar terhadap berbagai sentimen, termasuk ketidakpastian di sektor transportasi atau pergerakan pasar secara keseluruhan.

Meskipun begitu, dengan rata-rata harga di sekitar 8.789, AADI tetap berada dalam kisaran yang relatif stabil dibandingkan dengan titik harga ekstrem hari ini.

Penting bagi investor untuk terus memantau tren harga dan dinamika pasar yang berkembang, terutama terkait faktor fundamental perusahaan dan situasi makroekonomi yang bisa mempengaruhi sektor transportasi dan logistik domestik yang dijalani oleh AADI.

Gacor Pasca IPO

Harga saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) menunjukkan lonjakan signifikan sejak pelaksanaan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO).

Pada perdagangan hari ini, Senin, 9 Desember 2024, investor yang merupakan pemegang saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) masih memiliki kesempatan untuk membeli saham AADI dengan harga lebih rendah dibandingkan harga pasar melalui skema Penawaran Umum oleh Pemegang Saham (PUPS). Manajemen Alamtri telah menetapkan harga PUPS saham AADI sebesar Rp5.960 per saham.

Skema PUPS memberikan kesempatan kepada investor ADRO untuk membeli saham AADI dengan harga yang lebih rendah daripada harga pasar.

Pada penutupan perdagangan saham pada Jumat, 6 Desember 2024, harga saham AADI terpantau masih mengalami lonjakan dan mencapai batas auto rejection atas (ARA). Saham AADI mengalami kenaikan 19,92 persen atau naik sebesar Rp7.975 per saham, dari harga IPO yang terdaftar di angka Rp5.550 per saham.

Sekretaris Perusahaan Alamtri Resources Indonesia, Mahardika Putranto menjelaskan bahwa harga PUPS yang ditetapkan untuk saham AADI adalah hasil dari perhitungan harga rata-rata tertimbang yang terbentuk setelah penutupan perdagangan perdana AADI.

Saham AADI ditutup pada harga Rp6.650 per saham pada Kamis, 6 Desember 2024. Nilai ini tercatat lebih tinggi 107,5 persen dari hasil penilaian yang dilakukan oleh Kantor Jasa Penilai Publik Kusnanto dan Rekan.

“Harga PUPS yang ditawarkan sebesar Rp5.960 per saham merupakan 107,5 persen dari hasil penilaian oleh penilai independen. Nilai tersebut setara dengan USD0,38 per saham,” kata Mahardjika dalam secara tertulis, Kamis, 5 Desember 2024.

Namun, perlu dicatat bahwa harga tersebut belum termasuk biaya transaksi sebesar 0,18 persen dari harga pelaksanaan yang tercantum dalam prospektus terkait PUPS.(*)

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabar Bursa tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.