KABARBURSA.COM - Sight Investment Company PTE Limited, yang merupakan pemegang saham pengendali PT Siloam International Hospitals Tbk. (SILO), melakukan penambahan kepemilikan saham pada 11 Desember 2024.
Sekretaris Perusahaan SILO Ratih Hadiwinoto mengungkapkan bahwa Sight Investment Company telah membeli sebanyak 1.045.607.832 saham SILO dengan harga Rp2.850 per saham. Seperti dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa 17 Desember 2024.
Menurutnya, langkah ini dilakukan dengan tujuan investasi melalui kepemilikan saham secara langsung.
Dengan transaksi tersebut, porsi kepemilikan saham Sight Investment Company di SILO kini meningkat menjadi 8,25 miliar lembar saham atau setara dengan 63,44 persen. Sebelumnya, perusahaan ini memiliki 7,20 miliar lembar saham yang setara dengan 55,4 persen.
PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), salah satu jaringan rumah sakit terkemuka di Indonesia, tengah menjalankan Program MESOP (Management and Employee Stock Option Plan).
Progra, tersebut bertujuan untuk memberikan penghargaan kepada karyawan yang telah berkontribusi positif terhadap pencapaian target dan rencana strategis perusahaan.
Program MESOP ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada karyawan yang memenuhi kriteria tertentu untuk membeli saham perusahaan dengan harga Rp2.100 per lembar saham. Sebanyak 23.880.200 saham akan disediakan dalam program ini.
Masa pelaksanaan program dimulai pada 20 November 2024 hingga 31 Desember 2024. Setelah periode tersebut berakhir, opsi beli saham tidak akan dapat dijalankan lagi.
Pembayaran untuk saham yang dibeli dalam program ini akan dilakukan melalui pemindahbukuan dana ke rekening bank penerima MESOP, dengan prosedur yang telah ditentukan oleh perusahaan berdasarkan pencapaian Net Profit After Tax (NPAT) yang sesuai dengan kebijakan perseroan.
Program MESOP ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada karyawan yang memenuhi kriteria tertentu untuk membeli saham perusahaan dengan harga Rp2.100 per lembar saham. Sebanyak 23.880.200 saham akan disediakan dalam program ini.
Masa pelaksanaan program dimulai pada 20 November 2024 hingga 31 Desember 2024. Setelah periode tersebut berakhir, opsi beli saham tidak akan dapat dijalankan lagi.
Pembayaran untuk saham yang dibeli dalam program ini akan dilakukan melalui pemindahbukuan dana ke rekening bank penerima MESOP, dengan prosedur yang telah ditentukan oleh perusahaan berdasarkan pencapaian Net Profit After Tax (NPAT) yang sesuai dengan kebijakan perseroan.
Sebagai informasi tambahan, meskipun adanya program MESOP, tidak akan ada dampak dilusi terhadap pemegang saham yang ada. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa perusahaan tidak akan mengeluarkan saham baru untuk program ini, sehingga tidak akan mengubah komposisi kepemilikan saham perusahaan.
Pada perdagangan saham per 22 November 2024, harga saham SILO tercatat sebesar Rp3.000 per lembar saham. Dengan harga saham yang relatif tinggi dibandingkan dengan harga pelaksanaan MESOP, program ini dapat dilihat sebagai insentif yang menarik bagi karyawan yang berhak, sekaligus sebagai langkah strategis perusahaan untuk mendorong kinerja yang lebih baik di masa depan.
Melalui pelaksanaan program MESOP ini, SILO berharap dapat lebih meningkatkan loyalitas dan motivasi karyawan dalam mencapai tujuan jangka panjang perusahaan, sekaligus menciptakan sinergi antara manajemen dan karyawan untuk mengoptimalkan kinerja perseroan di industri rumah sakit yang sangat kompetitif ini.
Pertumbuhan Solid SILO
Perseroan mencatatkan pertumbuhan yang solid dalam pendapatan dan volume operasional, yang mencerminkan kesuksesan dalam menerapkan strategi bisnis dan mengoptimalkan jaringan rumah sakit secara berkelanjutan.
Pada 9M2024, Pendapatan Bersih Siloam tumbuh 10,8 persen YoY, mencapai Rp7,06 triliun. Kinerja yang meningkat ini didorong oleh kenaikan volume rawat inap dan rawat jalan, serta perbaikan efisiensi operasional di seluruh rumah sakit.
Pencapaian pendapatan ini menunjukkan keberhasilan strategi ekspansi Siloam yang efektif dalam memenuhi kebutuhan pasien dengan dukungan keahlian medis yang mumpuni.
Perusahaan terus fokus pada optimalisasi sumber daya dan pengelolaan biaya yang efisien, yang tercermin dari pertumbuhan Underlying EBITDA sebesar 8,2 persen YoY menjadi Rp2,11 triliun.
Selain itu, Underlying Net Profit tercatat naik 10,6 persen YoY menjadi Rp977,8 miliar. Seperti dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis 7 November 2024.
Hasil finansial ini mencerminkan disiplin perusahaan dalam mempertahankan pertumbuhan yang berkelanjutan, sembari memastikan layanan kesehatan berkualitas dan terjangkau di seluruh Indonesia.
Siloam juga mencatatkan pertumbuhan volume pasien yang signifikan, dengan jumlah pasien rawat inap naik 9,8 persen menjadi 244.976 pasien, dan hari rawat inap bertambah 9 persen menjadi 759.695 hari. Di sisi lain, kunjungan rawat jalan tumbuh 9,7 persen menjadi 3,16 juta kunjungan, menunjukkan bahwa perusahaan mampu mempertahankan tingkat aktivitas yang tinggi, dengan volume kunjungan tetap stabil di atas 1 juta per kuartal.