KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah 8 poin atau turun 0,12 persen ke level 7,250 pada perdagangan di Jakarta, Selasa, 17 Desember 2024.
Merujuk data perdagangan RTI Business, 131 saham terpantau menguat, 80 saham di zona merah, dan 244 saham mengalami stagnan pada perdagangan pagi ini.
Sementara itu mengutip data perdagangan Stockbit, saham-saham yang berada di top gainer di antaranya POLU (+24,53 persen), LION (+24,50 persen), KONI (+21,76 persen), IFSH (+19,39 persen), dan SSTM (+16,08 persen).
Sedangkan lima saham yang mengalami koreksi paling dalam yakni TIRA (-24,89 persen), MGLV (-9,88 persen), ISAP (-9,09 persen), UVCR (-6,67 persen), dan MSIE (-6,25 persen).
Di sisi lain Research Team PT Reliance Sekuritas Tbk, memproyeksikan IHSG bergerak mixed dengan kencenderungan melemah dengan support pada level 7,185 dan resistance pada level 7,325.
"Secara teknikal, IHSG gagal bertahan di atas MA200 diikuti indicator stochastic yang membentuk death cross sehingga masih berpotensi untuk IHSG menguji support," tulis Reliance dalam risetnya.
Adapun Reliance melaporkan, terdapat sejumlah saham yang memiliki potensi kenaikan pada beberapa hari mendatang seperti BBRI, CUAN, ASII, SCMA.
Nasdaq Lompat ke Level Tertinggi Diikuti S&P 500
Diberitakan sebelumnya, dua indeks pada Wall Street yakni Nasdaq Composite ditutup pada level tertinggi sepanjang masa, sementara S&P 500 juga mengalami kenaikan pada perdagangan Senin, 16 Desember 2024.
Seperti dikutip dari Reuters, Nasdaq Composite mencatatkan lonjakan signifikan, naik 247,17 poin atau 1,24 persen, mencapai 20.173,89. S&P 500 naik 22,99 poin atau 0,38 persen, menjadi 6.074,08. Di sisi lain, Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 110,58 poin atau 0,25 persen, menjadi 43.717,48.
Sementara S&P 500 mengakhiri tren kenaikan tiga minggu berturut-turut pada minggu lalu, Nasdaq mencatatkan kenaikan empat minggu berturut-turut. Dow, di sisi lain, mengalami penurunan selama delapan sesi berturut-turut, yang merupakan streak penurunan harian terpanjang sejak Juni 2018.
Penguatan pasar ini terjadi di tengah penilaian investor terhadap data ekonomi terbaru dan harapan terhadap keputusan kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed) yang akan diumumkan pada akhir pekan ini.
Investor terutama memperhatikan arah suku bunga, dengan pasar hampir sepenuhnya memperhitungkan kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada akhir pertemuan kebijakan dua hari The Fed yang dimulai pada Selasa, 17 Desember 2024. Alat FedWatch dari CME menunjukkan peluang 95,4 persen untuk pemangkasan tersebut.
“Mungkin pasar sedikit oversold minggu lalu, dan dengan kemungkinan hampir 100 persen bahwa Fed akan melakukan pemangkasan pada hari Rabu, satu-satunya pertanyaan yang tersisa adalah seperti apa retorika yang akan digunakan, apa saja catatan yang akan diberikan kepada investor mengenai panduan ke depan,” kata Sam Stovall, kepala strategi investasi CFRA Research di New York.
“Kemungkinan besar ini akan menjadi pemangkasan yang hawkish, artinya mereka akan memangkas suku bunga tetapi Fed akan berbicara tentang ketergantungan mereka pada data dan sebagai hasilnya, kemungkinan akan ada pemangkasan yang lebih sedikit tahun depan dibandingkan yang diperkirakan orang,” imbuh Stovall.
Di sektor ekonomi, data terbaru dari S&P Global menunjukkan bahwa indeks Manajer Pembelian (PMI) manufaktur flash turun menjadi 48,3 pada bulan ini, lebih rendah dari perkiraan 49,8 dan angka sebelumnya 49,7 pada bulan November.
Indikator produksi pabrik juga mencapai level terendah sejak Mei 2020, mencerminkan prospek yang lebih suram terkait tarif yang lebih tinggi yang diperkirakan akan meningkatkan biaya bahan baku impor pada tahun depan.
Kinerja Sektor dan Saham Megacap
Sementara S&P 500 mengakhiri tren kenaikan tiga minggu berturut-turut pada minggu lalu, Nasdaq mencatatkan kenaikan empat minggu berturut-turut. Dow, di sisi lain, mengalami penurunan selama delapan sesi berturut-turut, yang merupakan streak penurunan harian terpanjang sejak Juni 2018.
Sebagian besar saham megacap dan saham pertumbuhan mengalami kenaikan pada sesi Senin. Induk Google, Alphabet, naik 3,6 persen, dan Tesla naik 6,1 persen. Kenaikan ini mengangkat sektor layanan komunikasi dan sektor konsumen diskresioner, yang merupakan sektor dengan kinerja terbaik dari 11 sektor utama S&P 500 pada hari tersebut. Wedbush Securities juga menaikkan target harga untuk Tesla menjadi $515, rekor tertinggi di Wall Street.
Menjelang keputusan Fed, investor juga akan memantau data penjualan ritel yang akan dirilis pada hari Selasa. Data ini akan memberikan gambaran lebih lanjut tentang kekuatan sektor konsumen, yang menjadi indikator penting bagi ekonomi AS.
S&P 500 telah melesat lebih dari 27 persen sepanjang tahun ini, didorong oleh optimisme terhadap pertumbuhan perusahaan yang berhubungan dengan kecerdasan buatan, dimulainya siklus pemotongan suku bunga oleh Fed, serta ekspektasi akan kebijakan pro-bisnis dari pemerintahan yang akan datang. Jika kinerja ini berlanjut, indeks ini diperkirakan akan mencatatkan kenaikan dua tahunan terkuat sejak 1997-1998, dengan kenaikan 58,2 persen dalam dua tahun terakhir.
Di sektor industri, saham Honeywell International naik 3,7 persen setelah mengumumkan rencana untuk mengeksplorasi pemisahan bisnis kedirgantaraan mereka, yang menarik perhatian investor.
Pergerakan Saham dan Volume Perdagangan
Meskipun pasar secara keseluruhan mengalami kenaikan, rasio saham yang turun sedikit lebih tinggi dibandingkan yang naik di bursa New York Stock Exchange (NYSE), dengan rasio 1,27 banding 1.
Namun, di Nasdaq, saham yang naik mengungguli yang turun dengan rasio 1,05 banding 1. S&P 500 mencatatkan 14 level tertinggi 52 minggu baru dan 18 level terendah, sementara Nasdaq Composite mencatatkan 112 level tertinggi baru dan 193 level terendah baru.
Volume perdagangan di bursa saham AS tercatat mencapai 15,33 miliar saham, sedikit lebih tinggi dari rata-rata 14,04 miliar saham yang tercatat dalam 20 hari perdagangan terakhir.(*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.