KABARBURSA.COM - PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL), yang lebih dikenal dengan nama Harita Nickel, baru saja mengambil langkah signifikan dalam pengembangan bisnisnya melalui peningkatan kepemilikan saham di PT Obi Nickel Cobalt (ONC) menjadi 20 persen.
Berdasarkan keterangan resmi Perusahaan, Senin, 16 Desember 2024, langkah ini dilakukan dengan cara membeli 10 persen saham ONC, yang terdiri dari 628.240 lembar saham, senilai Rp2,12 triliun. Pembelian saham tersebut dilakukan melalui Li Yuen Pte Ltd, perusahaan investasi asal Singapura, dengan harga Rp3.370.570 per lembar.
Transaksi ini tidak hanya menambah porsi saham Harita Nickel di ONC, tetapi juga mempertegas hubungan afiliasi antara kedua perusahaan. Setelah akuisisi ini, baik Harita Nickel maupun Li Yuen memiliki 20 persen saham di ONC, dengan total saham yang dikuasai masing-masing mencapai 1.256.480 lembar.
Hubungan afiliasi antara kedua perusahaan terlihat jelas dari pemilik manfaat akhir yang saling terkait, serta keterlibatan jajaran manajerial yang saling terkait antara Harita Nickel dan ONC. Sebagai contoh, Komisaris Utama Harita Nickel juga menjabat sebagai Direktur Utama ONC, dan sejumlah direktur Harita Nickel memiliki peran dalam struktur kepengurusan di ONC.
Alasan di balik keputusan ini adalah potensi pengembangan yang dianggap menjanjikan oleh manajemen Harita Nickel. Perusahaan ini melihat bahwa melalui peningkatan kepemilikan saham di ONC, mereka dapat memperkuat posisi keuangan dan mendukung perkembangan bisnis ONC ke depan.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk meningkatkan kapasitas dan memperluas cakupan bisnis mereka di sektor nikel dan kobalt, yang memiliki prospek cerah di pasar global.
Dengan penguatan kepemilikan saham di ONC, Harita Nickel memperkokoh eksistensinya di industri mineral Indonesia yang terus berkembang. Peningkatan kepemilikan ini mencerminkan kepercayaan manajemen terhadap kemampuan ONC untuk tumbuh dan meraih peluang pasar yang lebih besar, khususnya dalam sektor nikel dan kobalt yang menjadi bahan penting dalam perkembangan teknologi hijau dan kendaraan listrik di masa depan.
Harita Nickel berharap langkah ini dapat membuka peluang lebih besar di pasar dan memberikan manfaat jangka panjang bagi pemegang saham serta meningkatkan nilai perusahaan secara keseluruhan.
Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL), yang juga dikenal sebagai Harita Nickel, berhasil mencatatkan kinerja laba bersih yang mengesankan pada kuartal ketiga 2024. Dengan mencatatkan laba bersih sebesar Rp2 triliun, perusahaan mengalami kenaikan 12,6 persen dibandingkan kuartal sebelumnya dan tumbuh 18,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Laba bersih kumulatif untuk periode sembilan bulan pertama 2024 mencapai Rp4,8 triliun, naik sebesar 8,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Hasil ini berhasil melampaui ekspektasi pasar yang memproyeksikan angka laba lebih rendah, mencerminkan kinerja yang lebih baik dari yang diperkirakan.
Di sisi operasional, Trimegah Bangun Persada menunjukkan peningkatan yang signifikan. Pendapatan kuartal ketiga 2024 tumbuh 11,9 persen dibandingkan kuartal sebelumnya, sementara beban pokok pendapatan hanya meningkat moderat sebesar 3,7 persen.
Hal ini mengakibatkan margin laba kotor perusahaan melejit menjadi 37,5 persen, dibandingkan dengan 32,6 persen pada kuartal kedua 2024. Selain itu, pengelolaan beban operasional yang lebih efisien mengakibatkan penurunan 7,3 persen dalam biaya operasional, berkontribusi pada pertumbuhan laba usaha yang naik hingga 35,5 persen dibandingkan kuartal kedua 2024.
Meski demikian, perusahaan melaporkan peningkatan kerugian lain-lain yang tercatat sebesar Rp387 miliar, berbanding terbalik dengan laba kurs yang tercatat pada kuartal kedua 2024.
Kerugian ini terutama disebabkan oleh fluktuasi nilai tukar mata uang yang menyebabkan kerugian kurs mencapai Rp67 miliar, berbeda jauh dengan laba kurs yang tercatat Rp104 miliar pada kuartal sebelumnya.
Salah satu faktor yang diperkirakan berkontribusi pada kinerja positif ini adalah beroperasinya smelter HPAL (High Pressure Acid Leach) milik anak usaha perusahaan, PT Obi Nickel Cobalt (ONC).
Smelter dengan kapasitas produksi tahunan sebesar 65.000 ton nikel mixed hydroxide precipitate (MHP) mulai beroperasi penuh pada Agustus 2024. MHP adalah produk intermediate nikel hasil dari proses smelting yang memiliki margin dan harga jual yang lebih tinggi dibandingkan produk feronikel.
Oleh karena itu, dengan peningkatan volume produksi dan pemasaran nikel MHP, tidak hanya akan meningkatkan pendapatan, tetapi juga berpotensi memperbaiki margin dan harga jual rata-rata produk Trimegah Bangun Persada.
Selain itu, perusahaan masih menyimpan potensi besar untuk mendongkrak kinerja lebih lanjut, dengan agenda analyst meeting yang dijadwalkan untuk membahas lebih detail metrik operasional, termasuk volume produksi, penjualan, dan proyeksi harga jual untuk tahun mendatang.
Dengan prospek yang positif dari smelter HPAL dan peningkatan efisiensi operasional, Harita Nickel berada dalam posisi yang kuat untuk mempertahankan pertumbuhannya dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Dengan pencapaian yang telah diraih dan upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kinerja operasional serta mengoptimalkan hasil produk nikel yang semakin bernilai tinggi, Trimegah Bangun Persada menunjukkan kesiapan untuk terus mendominasi sektor nikel dan kobalt di masa depan.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisis saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, sehingga KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.