KABARBURSA.COM - Bitcoin meroket mencapai rekor tertinggi di atas USD106.000 pada perdagangan Asia pada hari Senin, dipicu oleh pernyataan Presiden terpilih Donald Trump yang mengungkapkan rencana untuk membentuk cadangan strategis bitcoin AS, mirip dengan cadangan minyak strategis negara tersebut.
Mata uang kripto terbesar di dunia ini mencapai puncaknya di angka USD106.533, sebelum akhirnya diperdagangkan pada USD105.688. Sementara itu, Eter, kripto yang lebih kecil, turut mencatatkan kenaikan hampir 3 persen, menyentuh level USD4.014.
"Kami berada di wilayah langit biru sekarang," ujar Tony Sycamore, analis dari IG. "Angka selanjutnya yang akan menjadi perhatian pasar adalah USD110.000. Kemunduran yang diharapkan banyak pihak tidak terjadi, karena sekarang kita mendapatkan kabar ini." Seperti dikutip di Jakarta, Senin 16 Desember 2024.
Trump, dalam wawancara dengan CNBC akhir pekan lalu, menyatakan, "Kami akan melakukan sesuatu yang besar dengan kripto, karena kami tidak ingin China, atau siapa pun—bukan hanya China, tetapi negara lainnya—menguasainya. Kami ingin menjadi pemimpin dalam hal ini."
Ketika ditanya apakah ia berencana membentuk cadangan kripto serupa dengan cadangan minyak, Trump menjawab, "Ya, saya rasa begitu."
Beberapa negara lain juga mulai mempertimbangkan ide serupa terkait cadangan strategis mata uang kripto.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, awal bulan ini mempertanyakan kebutuhan untuk menyimpan cadangan negara dalam mata uang asing. Ia menyatakan bahwa investasi domestik dari cadangan tersebut lebih menarik. "Pemerintahan AS saat ini justru merusak peran dolar AS sebagai mata uang cadangan global dengan menggunakannya untuk tujuan politik, yang memaksa banyak negara beralih ke aset alternatif, termasuk mata uang kripto," ungkap Putin.
"Contohnya, bitcoin, siapa yang bisa melarangnya? Tidak ada," tegasnya.
Namun, terdapat pula pandangan skeptis, terutama dari Jerome Powell, Ketua Federal Reserve AS, yang awal bulan ini membandingkan bitcoin dengan emas. "Orang-orang tidak menggunakannya sebagai alat pembayaran, atau sebagai penyimpan nilai. Bitcoin sangat fluktuatif, dan tidak bisa dianggap sebagai pesaing dolar," jelas Powell.
Bitcoin (BTC) diproyeksikan memiliki peluang besar menembus level baru seiring laporan Consumer Price Index (CPI) Amerika Serikat. Data terbaru mencatat indeks CPI November 2024 berada di angka 315,493, meningkat 2,7 persen dari posisi Oktober sebesar 2,6 persen.
CEO Indodax, Oscar Darmawan, menyebut data CPI yang sesuai ekspektasi menjadi angin segar bagi pasar keuangan, termasuk aset kripto. “Jika data ekonomi terus mendukung dan kebijakan moneter global tetap kondusif, Bitcoin berpotensi mencetak rekor tertinggi baru,” ujar Oscar dalam pernyataan resminya di Jakarta, Sabtu 14 Desember 2024.
Optimisme tersebut juga diperkuat oleh ekspektasi pelonggaran kebijakan suku bunga dari Federal Reserve (The Fed). Menurut Oscar, sinyal kebijakan moneter yang lebih akomodatif dapat menjadi katalis positif bagi pergerakan Bitcoin dan aset kripto lainnya di masa depan.
Oscar menambahkan, kenaikan harga Bitcoin belakangan ini turut mencerminkan meningkatnya minat dari investor institusional. “Investor institusional mulai mengakui peran Bitcoin dalam portofolio mereka, yang mengindikasikan pergeseran pandangan terhadap pasar keuangan tradisional,” ujarnya.
Pada 12 September 2024, harga Bitcoin berada di kisaran 100.000 dolar AS, naik sekitar 2,6 persen dalam 24 jam terakhir. Altcoin utama juga mencatatkan penguatan, seperti Ethereum yang melonjak 7,2 persen, XRP naik 4,7 persen, dan Solana menguat 5,2 persen.
Oscar menekankan pentingnya literasi kripto di masyarakat. Menurutnya, semakin banyak orang yang memahami manfaat Bitcoin dan teknologi blockchain, semakin besar potensi adopsi kripto secara luas. “Kesadaran publik yang lebih baik akan mendorong tingkat adopsi secara organik,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia mencatat bahwa pemotongan suku bunga oleh The Fed dapat memberikan dorongan tambahan bagi pasar aset berisiko, termasuk Bitcoin. Dengan likuiditas pasar yang meningkat, Bitcoin dinilai memiliki ruang untuk melanjutkan tren penguatan.
Oscar juga menyinggung indikator Fear and Greed Index yang saat ini berada di level 76. “Sentimen greed (keserakahan) di pasar mengisyaratkan optimisme investor. Namun, kita perlu tetap waspada terhadap volatilitas, karena ketika kepercayaan pasar meningkat, beberapa pihak cenderung mengambil keuntungan melalui aksi jual,” imbuhnya.
Jika tren bullish ini berlanjut, Bitcoin diprediksi mampu menembus level psikologis di atas 104.000 dolar AS, melampaui rekor tertinggi yang tercatat pada pekan sebelumnya.
Meski begitu, Oscar menegaskan pentingnya regulasi yang mendukung ekosistem kripto. Ia percaya bahwa regulasi yang jelas dan proaktif dapat menciptakan lingkungan yang sehat bagi pertumbuhan aset digital, baik di Indonesia maupun di kancah global.(*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.