KABARBURSA.COM - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatatkan pertumbuhan signifikan dalam jumlah pendaftar haji sepanjang 2024.
Hingga November 2024, jumlah tabungan haji di BSI, yang tercatat dalam NoA (Number of Account), mencapai 5.521.769 akun. Angka ini menunjukkan kenaikan dibandingkan dengan 4.976.345 akun pada Desember 2023, atau mengalami pertumbuhan sebesar 10,96 persen.
Kenaikan jumlah nasabah ini juga diikuti dengan peningkatan dana kelolaan haji sebesar 12 persen pada November 2024.
Di sisi lain, jumlah pendaftar porsi haji reguler, yang ditandai dengan setoran awal sebesar Rp25 juta, mengalami lonjakan signifikan sebesar 27 persen secara tahunan (YoY). Jumlah jamaah yang mendaftar pada November 2023 tercatat 132.000 orang, dan naik menjadi 169.000 orang pada November 2024.
Pertumbuhan tersebut tidak lepas dari transformasi digital yang dilakukan oleh BSI. Saat ini, sekitar 40 persen nasabah melakukan pendaftaran porsi haji melalui platform digital BSI, seperti BSI Mobile dan aplikasi BYOND.
Direktur Retail Banking BSI Harry Gusti Utama mengatakan bahwa perseroan berkomitmen penuh untuk mengelola dana haji yang dipercayakan oleh jamaah dengan prinsip syariah yang transparan, aman, dan optimal. Ini sejalan dengan kepercayaan masyarakat terhadap BSI sebagai Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS BPIH).
“Pertumbuhan ini mencerminkan tingginya minat masyarakat untuk menabung haji melalui BSI dan menunjukkan kepercayaan masyarakat yang semakin kuat terhadap layanan kami. Dengan pertumbuhan ini, produk tabungan haji BSI semakin menjadi solusi unggulan bagi masyarakat dalam mempersiapkan perjalanan ibadah ke Tanah Suci," ujar Harry dalam rilis resmi di Jakarta, Minggu, 15 Desember 2024.
Selain memastikan pengelolaan dana yang aman dan optimal, BSI juga aktif mendukung ekosistem perhajian nasional.
BSI berperan dalam menyediakan layanan pendanaan, produk perbankan, serta melakukan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan penyelenggara ibadah haji.
Hal ini selaras dengan prinsip Astacita, yaitu mewujudkan sinergi antara layanan syariah, pengelolaan dana haji, dan kemudahan akses bagi jamaah untuk melaksanakan rukun Islam kelima.
“BSI tidak hanya berfungsi sebagai bank penerima setoran haji, tetapi juga bagian dari ekosistem perhajian di Indonesia. Melalui inovasi layanan dan sinergi dengan pihak terkait, kami berkomitmen untuk memastikan penyelenggaraan ibadah haji berjalan optimal dan inklusif,” jelas Harry.
Harry juga menambahkan, sebagai bank syariah modern, BSI terus fokus pada transformasi digital guna memudahkan layanan bagi calon jamaah haji, terutama generasi muda, dalam mengakses layanan perbankan syariah. Salah satu langkah konkret yang diambil adalah dengan mengembangkan aplikasi superapp BYOND by BSI.
Aplikasi BYOND SuperApp hadir sebagai solusi lengkap untuk memenuhi kebutuhan finansial nasabah, termasuk layanan haji dan umrah.
Dengan fitur canggih seperti pembukaan rekening tabungan haji secara digital, pelacakan status pendaftaran haji, serta perencanaan haji melalui auto debet bulanan, aplikasi ini memungkinkan transaksi pembayaran yang lebih cepat dan aman.
BYOND SuperApp dirancang untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi nasabah BSI di era digital.
“Melalui BYOND SuperApp, kami berupaya memberikan solusi terintegrasi dan inovatif, sehingga seluruh layanan keuangan, termasuk persiapan ibadah haji, dapat diakses dalam satu genggaman,” pungkas Harry.
PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) terus menunjukkan komitmennya dalam menjaga dan meningkatkan kualitas tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG). Hal ini sejalan dengan visi perseroan untuk menjadi bank syariah terdepan yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Berkat pencapaian tersebut, BSI berhasil meraih penghargaan Indonesia Most Trusted Companies untuk tiga tahun berturut-turut dalam ajang Corporate Governance Perception Index (CGPI) Award 2024.
Direktur Compliance and Human Capital BSI Tribuana Tunggadewi menjelaskan bahwa BSI mengadopsi ‘Three Lines Model’ dalam penerapan GCG. Model ini membantu perusahaan mengidentifikasi struktur dan proses yang efektif, yang pada gilirannya mendukung pencapaian tujuan serta memfasilitasi pengelolaan tata kelola dan manajemen risiko yang solid.
Sejak berdiri pada tahun 2021, BSI telah meraih berbagai sertifikasi internasional, di antaranya ISO 37301:2021 untuk Sistem Manajemen Kepatuhan, ISO 37001:2016 untuk Sistem Manajemen Anti-Penyuapan, ISO 9001:2015 untuk Sistem Manajemen Mutu, ISO 22301:2019 untuk Sistem Manajemen Keberlangsungan Bisnis, dan ISO 27001:2022 untuk Sistem Manajemen Keamanan Informasi. Perolehan nilai CGPI BSI juga menunjukkan tren positif sejak pendiriannya.
Selain mengikuti standar perbankan, BSI menanamkan nilai-nilai syariah (maqashid syariah) sebagai landasan utama dalam setiap aktivitasnya.
Sebagai bank syariah, BSI berkomitmen untuk menjalankan operasionalnya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, yang diterapkan dalam tata kelola perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
“GCG adalah pilar utama yang mendukung operasional BSI. Kami berkomitmen untuk menjadikan prinsip tata kelola yang baik sebagai dasar dari setiap langkah bisnis yang kami ambil. Hal ini bertujuan untuk memastikan integritas, transparansi, dan keberlanjutan,” ujar Tribuana Tunggadewi.
Gelaran Corporate Governance Perception Index (CGPI) Award 2024 diselenggarakan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) bersama majalah SWA. Tahun ini, BSI kembali meraih penghargaan Indonesia Most Trusted Companies dengan kategori Sangat Terpercaya. Penilaian CGPI didasarkan pada tiga aspek utama: struktur tata kelola, proses tata kelola, dan hasil tata kelola, yang mencerminkan kualitas implementasi GCG di perusahaan.
Dengan diraihnya penghargaan ini, Dewi mengungkapkan bahwa BSI semakin termotivasi untuk terus mempertahankan dan meningkatkan kepercayaan publik, baik dari segi kinerja maupun transparansi sebagai perusahaan terbuka.
Untuk meraih kategori Sangat Terpercaya (skor 91,80), BSI melalui proses yang rinci dan standar yang telah tersertifikasi dalam tata kelola perusahaan.
Dalam upaya menjaga standar tata kelola yang tinggi, BSI juga terus mengimplementasikan lima prinsip utama GCG bagi bank umum syariah, yaitu keterbukaan, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi, dan kewajaran. Penerapan prinsip-prinsip ini tercermin melalui struktur, proses, dan hasil tata kelola yang berorientasi pada perspektif pemangku kepentingan (stakeholders). Melalui Three Lines Model, BSI dapat memastikan bahwa organisasi memiliki struktur yang efektif, serta manajemen risiko yang kuat. (*)