KABARBURSA.COM - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) berhasil merampungkan aksi korporasi berupa private placement dengan skema Obligasi Wajib Konversi (OWK). Melalui aksi ini, BUMI berhasil menghimpun dana segar sebesar Rp1,44 miliar.
Dana tersebut diperoleh melalui penerbitan 13,25 juta lembar saham baru dengan nilai nominal Rp50 per saham, yang ditawarkan dengan harga pelaksanaan Rp109 per saham. Saham-saham baru ini telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, pada 12 Desember 2024.
Aksi private placement ini menarik minat sebanyak 204 peserta, termasuk pemegang OWK. Dominasi pembelian saham baru justru berasal dari investor asing. Beberapa nama besar seperti UBS AG Singapore, Monex Boom Sec (HK) Ltd, HSBC Continental Europe SA, dan DBS Bank Ltd menjadi pemegang saham baru BUMI dengan porsi yang cukup signifikan.
Pemegang OWK terbesar, UBS AG Singapore S/A 054600800203N1-2091144812, berhasil menguasai 1,95 juta saham baru setelah menginvestasikan dana sebesar Rp213,37 juta. Sementara itu, UBS AG Singapore S/A 054600800211N1-2091144810 berhasil mendapatkan 1,89 juta saham dengan nilai investasi Rp206,25 juta.
Aksi private placement ini merupakan bagian dari upaya BUMI untuk memperkuat struktur permodalan dan memenuhi kewajiban konversi atas OWK. Dengan tambahan modal segar ini, BUMI diharapkan dapat meningkatkan kinerja operasional dan memperluas bisnisnya.
Setelah pelaksanaan private placement, struktur permodalan BUMI mengalami perubahan. Total modal saham ditempatkan dan disetor perseroan kini menjadi 371,33 miliar lembar, terdiri dari 20,77 miliar saham seri A, 53,5 miliar saham seri B, dan 297,06 miliar saham seri C.
Aksi korporasi BUMI berupa private placement ini tentu saja membawa implikasi bagi investor. Salah satunya terkait dengan peningkatan likuiditas. Masuknya investor asing baru diharapkan dapat meningkatkan likuiditas saham BUMI di pasar modal.
Implikasi selanjutnya adalah perbaikan kinerja. Dengan tambahan modal, BUMI diharapkan dapat meningkatkan kinerja keuangannya dan memberikan return yang lebih baik bagi para pemegang saham.
Dan, dengan private placement ini diharapkan ada potensi kenaikan harga saham. Karena, secara umum, aksi korporasi seperti private placement seringkali dipandang positif oleh pasar dan berpotensi mendorong kenaikan harga saham.
Kinerja BUMI
Sementara, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang mengesankan hingga kuartal ketiga 2024, meskipun industri batu bara global menghadapi tantangan besar akibat penurunan harga komoditas.
Dalam laporan keuangan yang telah diaudit dan dirilis pada Senin, 2 Desember 2024, BUMI melaporkan peningkatan signifikan pada laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk, yakni naik 111 persen menjadi USD123 juta dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Meskipun pendapatan BUMI mengalami penurunan sebesar 10 persen menjadi USD4,3 miliar, konsistensi dalam efisiensi operasional memungkinkan perusahaan mencatatkan laba bersih konsolidasi yang meningkat hingga 35 persen menjadi USD199,4 juta. Pengurangan biaya langsung sebesar 11 persen dan penurunan strip ratio hingga 14 persen menjadi faktor utama keberhasilan ini.
Margin usaha juga tercatat mengalami perbaikan, naik menjadi 5,8 persen dari 5,6 persen pada periode yang sama tahun lalu. Dalam konteks laporan keuangan PSAK 111, yang mengecualikan kontribusi KPC (Kaltim Prima Coal), laba usaha naik 50 persen menjadi USD25,4 juta, dan laba tahun berjalan naik hampir dua kali lipat menjadi USD122,9 juta.
Produksi dan penjualan batu bara BUMI masing-masing meningkat sebesar 2 persen dan 3 persen secara tahunan hingga September 2024. Target volume produksi tahunan 2024 diproyeksikan berada di kisaran 76-78 juta ton, sejalan dengan upaya untuk menjaga efisiensi meskipun terdapat tantangan eksternal, seperti curah hujan tinggi di Kalimantan Selatan.
Salah satu produsen batu bara terbesar di Indonesia ini juga melaporkan pengurangan overburden removed sebesar 12 persen, yang mendukung upaya pengelolaan biaya lebih baik. Selain itu, biaya usaha tercatat naik sebesar 4 persen menjadi USD180,2 juta, mencerminkan langkah strategis perusahaan dalam mempertahankan kualitas operasionalnya.
BUMI, pada 25 November 2024 kemarin mengumumkan keberhasilannya masuk dalam MSCI Indonesia Small Caps Index. Informasi ini disampaikan oleh Direktur Independen sekaligus Corporate Secretary BUMI Dileep, dalam pernyataan resminya pada Jumat, 7 November 2024.
BUMI menjadi salah satu konstituen utama dalam indeks tersebut dengan bobot sekitar 4,82 persen, sementara BRMS memiliki bobot 3,06 persen. Kedua perusahaan memenuhi persyaratan likuiditas yang menjadi syarat utama dalam indeks ini, yang mencakup total 52 konstituen dan merepresentasikan sekitar 14 persen dari total saham di Indonesia.
BUMI telah lama menjadi bagian dari MSCI Indonesia Small Cap Index dan juga tergabung dalam lima indeks FTSE. Konsistensi ini menunjukkan performa perusahaan yang stabil dalam memenuhi berbagai persyaratan ketat indeks global. Dengan bobot yang signifikan, posisi BUMI di indeks ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap fundamental perusahaan.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.