Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

DOID Melalui BUMA SG Ambil Bagian dalam Penawaran Saham 29Metals

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 13 December 2024 | Penulis: Pramirvan Datu | Editor: Redaksi
DOID Melalui BUMA SG Ambil Bagian dalam Penawaran Saham 29Metals

KABARBURSA.COM - Anak perusahaan Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), BUMA SG, telah menggunakan haknya dalam penawaran hak memesan efek secara pro-rata untuk membeli saham 29Metals pada 12 Desember 2024.

Iwan Fuad Salim, Direktur DOID, dalam keterangan tertulisnya pada Jumat (13/12), mengungkapkan bahwa BUMA SG telah melaksanakan haknya dalam Penawaran Hak Memesan Efek yang tidak dapat ditarik kembali (Rights Offering). Alokasi Tahap I mencakup pembelian 199.409.026 saham 29Metals dengan harga AU$0,27 per saham, yang totalnya mencapai AU$53.840.437,02.

Iwan juga menjelaskan bahwa keterbukaan informasi ini merupakan tindak lanjut dari keterbukaan informasi yang telah disampaikan oleh perseroan pada 3 Desember 2024. Setelah penyertaan saham Tahap I, BUMA SG bersama afiliasinya, BUMA Australia, kini memiliki total 241.442.987 saham 29Metals, yang setara dengan 19,5{9aa1bb259712806fa89468ca095aa3419cf9105023fc9dc50e5829db57ca82d5} dari saham beredar, seperti yang telah diumumkan di Bursa Efek Australia. DOID akan kembali melakukan keterbukaan informasi setelah penyertaan saham Tahap II berlaku efektif.

Penyertaan saham Tahap I ini tidak tergolong transaksi afiliasi dan tidak memenuhi kriteria transaksi material sesuai dengan regulasi OJK yang tercantum dalam POJK 17/POJK.04/2020 dan 42/POJK.04/2020.

Iwan menambahkan bahwa penyertaan saham ini tidak memberikan dampak material terhadap operasional, kondisi hukum, keuangan, atau kelangsungan usaha DOID.

Peningkatan Capital Expenditure 

PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) melaporkan peningkatan Capital Expenditure (capex) perseroan pada semester I tahun 2024 sebesar USD79 juta, atau naik 78 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Direktur DOID, Dian Andyasuri, menjelaskan kenaikan capex tersebut disebabkan oleh belanja modal untuk mendukung peningkatan produksi di lokasi pengembangan kapasitas (rump-up site) di Indonesia.

“Ekspansi operasional kami mendorong sebagian besar dari belanja modal. Kalau kita lihat, mengapa kita spend, ya, karena mendapat site baru sehingga belanja modalnya meningkat,” kata Dian dalam paparan publik di Jakarta, Selasa, 10 Desember 2024.

Untuk kas operasional, DOID mencatat peningkatan sebesar 15 persen yoy menjadi USD164 juta. Kenaikan kas tersebut didorong oleh peningkatan dalam efisiensi modal kerja. Menurutnya, hal ini berhubungan dengan kemampuan DOID memanajemen piutang operasi perusahaan.

Sementara itu, arus kas bebas perusahaan tercatat minus USD47 juta akibat strategi investasi yang dilakukan, termasuk investasi pada energi surya sebagai bagian dari komitmen perusahaan terhadap energi terbarukan.

“Kalau misalnya kita nett off ini semua, maka kita akan positif di USD68 juta. Dengan operasi yang sangat power looking, kami tetap menjaga disiplin dalam financing kami,” katanya.

DOID juga mencatat angka stabil pada rasio utang bersih terhadap EBITDA. “Pada tanggal 30 juni, rasio kita di angka 1,9 kali. Ini mencerminkan kedisiplinan kami dalam me-manage utang,” ujarnya.

Dian mengungkapkan perseroan berhasil memperpanjang jatuh tempo utang dengan refinancing sehingga memungkinkan pembayaran utang lebih rendah dan merata. Hal ini memungkinkan DOID melakukan berbagai aksi korporasi untuk mengejar pertumbuhan profit.

“Dengan tantangan yang ada, baik dari sisi melemahnya nilai tukar mata uang, tekanan biaya bunga, kami masih bisa stabil menjalankan hasil yang terbaik,” kata Dian.

Rugi Akibat Cuaca Buruk

DOID melaporkan kerugian bersih sebesar USD27 juta pada semester pertama 2024. Kerugian ini dipicu oleh cuaca ekstrem serta pelemahan nilai tukar rupiah.

“Cuaca ekstrem itu bukan hanya terjadi di Jakarta atau di Indonesia, tetapi juga di Asia dan sampai juga di Australia. Dan tentunya sebagai perusahaan kontraktor tambang sangat mempengaruhi operasi kami,” kata Direktur DOID Dian Andyasuri dalam paparan publik di Jakarta, Selasa, 10 Desember 2024.

Dian menjelaskan, produksi overburden removal tercatat sebesar 467,1 MBCM, turun 11 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu atau year-on-year (yoy). Penurunan ini, menurutnya, disebabkan oleh curah hujan tinggi di Indonesia dan Australia.

Kondisi cuaca ekstrem tahun ini meningkat 20 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Ia menambahkan, Australia juga mengalami wet weather sehingga curah hujannya cukup tinggi.

Selain cuaca, pelemahan nilai tukar juga turut membebani kinerja keuangan perusahaan. Dian menyebutkan, dampak pelemahan nilai tukar mencapai USD11 juta pada kuartal pertama, meski berkurang menjadi hanya USD700 ribu pada kuartal kedua.

“Kalau kita lihat kinerja keuangan kami, cerita besarnya atau kesimpulannya dari semester pertama adalah, alhamdulillah kinerja keuangan kami terus relatif stabil, dan bagi kami ini sesuatu yang sangat membanggakan,” kata Dian.(*)