Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Pemerintah Berharap Perusahaan yang IPO Bisa Meningkat pada 2025

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 13 December 2024 | Penulis: Hutama Prayoga | Editor: Redaksi
Pemerintah Berharap Perusahaan yang IPO Bisa Meningkat pada 2025

KABARBURSA.COM - Pemerintah berharap perusahaan yang Initial Public Offering atau IPO bisa meningkat pada tahun 2025. Untuk mencapai ini, diperlukan sejumlah hal yang harus dijalani.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengaku optimistis perusahaan yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) bisa meningkat pada tahun depan dengan beberapa syarat, salah satunya ialah memperkuat underwriter.

"Ya tentu kita tetap berharap bahwa IPO akan terus bisa ditingkatkan dan juga diharapkan underwriter diberi kekuatan," ujar dia di Gedung BEI Jakarta, Jumat, 13 Desember 2024.

Perlu diketahui, underwriter adalah sebuah institusi yang berwenang untuk melakukan evaluasi risiko dan kelayakan suatu sekuritas. Dalam hal ini, yang dimaksud Airlangga ialah untuk melakukan penguatan terhadap dana IPO.

"Nah selama ini kan kita tahu bank asing menguasai itu. Itu tidak salah, tetapi juga kita harus memperkuat kemampuan dari underwriter di dalam negeri," ujarnya.

Tak hanya itu, Airlangga juga menekankan untuk lebih fokus kepada struktur IPO di dalam negeri. Dia turut mengatakan keberadaan daripada industri asuransi juga sangat diperlukan.

"Karena industri asuransi kan itu kan untuk long term financing. Sedangkan market IPO juga butuh struktur financing," pungkasnya.

40 Emiten Melantai di BEI Sepanjang 2024

Seperti diketahui, hingga saat ini ada 40 perusahaan yang tercatat melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang 2024. Terbaru adalah PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (Perseroan) yang memiliki kode saham AADI. Perusahaan tersebut resmi melakukan IPO pada Kamis, 5 Desember 2024.

BEI sendiri menargetkan sebanyak 66 perusahaan melakukan Initial Public Offering (IPO) pada tahun 2025, sebagai bagian dari upaya untuk memperkuat pasar modal tanah air.

Pengamat pasar modal Wahyu Laksono, menyambut baik target BEI yang sangat optimistis untuk 2025. Menurut dia, angka target tersebut cukup realistis bahkan berpotensi lebih tinggi mengingat besar dan luasnya potensi pasar di Indonesia.

“Target 66 IPO pada 2025 ini sudah sangat realistis. Bahkan, bisa jadi masih kurang karena potensi untuk IPO di bursa Indonesia sangat besar. Apalagi jika melihat peluang yang ada di berbagai papan bursa,” ujar Wahyu kepada  Kabarbursa.com, Rabu, 13 November 2024.

Wahyu menambahkan, penting bagi perusahaan untuk melakukan IPO karena hal ini tidak hanya bermanfaat bagi perusahaan itu sendiri, tetapi juga untuk Bursa Efek Indonesia dan masyarakat secara umum.

“Semakin banyak perusahaan yang go public, semakin bagus untuk bursa, karena membuka peluang lebih besar bagi investor dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pasar modal,” jelas Wahyu.

Stabilitas Politik Dorong Lebih Banyak IPO

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman, setuju apabila stabilitas politik yang terjaga di Indonesia pasca pemilu mampu mendongkrak minat perusahaan untuk melantai di bursa saham pada tahun depan. Hal ini diharapkan membawa dampak positif bagi jumlah IPO yang tercatat di BEI.

Hal ini disampaikan Iman dalam konferensi pers Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BEI di Jakarta, 23 Oktober 2024.

BEI juga terus berupaya meningkatkan jumlah IPO melalui berbagai program kerja sama dengan pemerintah, di antaranya Program Create IPO yang digagas bersama Kementerian BUMN dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), serta program IPO untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui Kementerian Koperasi dan UKM.

Namun Iman menekankan, bahwa BEI sangat memperhatikan keberlanjutan perusahaan yang melakukan IPO. Menurutnya, hanya perusahaan yang memenuhi standar keberlanjutan yang dapat melantai di bursa.

“Keberlanjutan perusahaan sangat penting bagi BEI. Kami berharap perusahaan-perusahaan yang belum memenuhi syarat bisa memperbaiki dokumen atau kondisi mereka, agar dapat melanjutkan proses IPO di masa depan,” kata Iman.

Dua Perusahaan Light House Masuk Pipeline IPO BEI

BEI beberapa waktu lalu sempat mengonfirmasi ada dua emiten mercusuar atau light house yang masuk ke dalam pipeline initial public offering (IPO).

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna, mengatakan hingga saat ini terdapat 26 emiten yang masuk dalam pipeline IPO. Dari jumlah itu, dia menyebut, ada sebanyak 13 perusahaan yang akan menggelar laporan keuangan tahun ini.

“Saat ini, kami masih menunggu prosesnya. Namun, jika dilihat, sampai saat ini perusahaan-perusahaan tersebut masih on track. Ya, tentu kami akan tunggu,” kata Nyoman kepada wartawan di Gedung BEI, Kamis, 5 Desember 2024.

Sementara itu, dua perusahaan yang berencana melakukan IPO berkategori light house, yaitu emiten yang berfokus pada sektor industri dan energi.

Sayangnya, Nyoman belum bisa berbicara terkait jadwal pencatatan saham kedua perusahaan di Bursa. Karena, untuk jadwal pencatatan diserahkan ke masing-masing perusahaan yang bersangkutan.

“Itu tergantung dari mereka (pencatatan saham). Tapi, yang saya sampaikan kepada teman-teman, dari 26 pipeline itu sebanyak 13 emiten di antaranya harusnya melaporkan keuangannya tahun ini,” ujar dia.