Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Emas Dunia Anjlok, Investor Ambil Untung Jelang Rapat The Fed

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 13 December 2024 | Penulis: Moh. Alpin Pulungan | Editor: Redaksi
Emas Dunia Anjlok, Investor Ambil Untung Jelang Rapat The Fed

KABARBURSA.COM - Harga emas dunia melorot lebih dari 1 persen pada Kamis, 12 Desember 2024, setelah sempat mencatat level tertinggi dalam lima pekan terakhir. Penurunan ini dipicu aksi ambil untung oleh investor serta penyesuaian posisi menjelang pertemuan Federal Reserve pekan depan.

Harga emas spot tergelincir 1,2 persen ke USD2.684,32 per ons, sementara kontrak berjangka emas AS turun lebih dalam, sebesar 1,7 persen, ke USD2.709,7 per ons. Sebelumnya, harga emas sempat mencapai puncak tertinggi sejak 6 November.

Analis dari MarketPulse by OANDA, Zain Vawda, menilai tren bullish emas masih bertahan dalam jangka pendek. Namun, penurunan harga saat ini disebabkan investor lebih memilih mengamankan keuntungan sebelum keputusan kebijakan moneter diumumkan.

"Panduan kebijakan pasca-pertemuan The Fed akan menjadi fokus utama, terutama untuk mengukur keberlanjutan momentum pasar,” ujar Vawda, dikutip dari Consumer News and Business Channel International, Jumat, 13 Desember 2024.

Alat analisis CME FedWatch Tool menunjukkan kemungkinan sebesar 98 persen bahwa The Fed akan kembali memangkas suku bunga dalam rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Desember ini.

Inflasi dan Pasar Tenaga Kerja Jadi Sorotan

Chief Operating Officer Allegiance Gold Alex Ebkarian mengungkapkan, meskipun peluang pemangkasan suku bunga kian menguat, inflasi yang tinggi tetap menjadi tantangan. “The Fed berada dalam dilema, harus menyeimbangkan inflasi yang meningkat dengan kebutuhan menstabilkan ekonomi,” tuturnya.

Data terbaru menunjukkan indeks harga produsen (PPI) AS naik di atas perkiraan selama November akibat kenaikan harga makanan. Sementara itu, inflasi konsumen juga mencatat kenaikan bulanan terbesar dalam tujuh bulan terakhir.

Di sisi lain, klaim pengangguran di AS dilaporkan meningkat, menunjukkan tanda pelonggaran di pasar tenaga kerja. Kondisi ini semakin memperkuat peluang pemangkasan suku bunga untuk ketiga kalinya tahun ini, meskipun target inflasi 2 persen belum tercapai.

Ahli strategi komoditas TD Securities, Daniel Ghali, menambahkan, posisi dana masih tinggi dibandingkan ekspektasi pasar terhadap hasil FOMC mendatang. “Penyesuaian posisi bisa terus terjadi untuk mengantisipasi risiko dari pertemuan ini,” kata Ghali.

Penurunan harga emas turut menyeret harga logam mulia lainnya. Perak spot anjlok 2,6 persen ke USD30,07 per ons. Platinum dan paladium juga melemah masing-masing 1,4 persen ke USD926,20 per ons dan 0,9 persen ke USD972,92 per ons.

Sementara itu, Bank Sentral Eropa (ECB) memutuskan untuk memangkas suku bunga sebesar seperempat poin persentase. Ini menjadi pemangkasan keempat sepanjang tahun dan membuka peluang pelonggaran lebih lanjut dalam waktu dekat.

Tren Melemah

Harga emas dunia sebelumnya sudah tergelincir pada perdagangan Kamis, 12 Desember 2024, setelah sebelumnya mencapai level tertinggi dalam lebih dari satu bulan. Aksi ambil untung oleh investor menjadi pemicu utama pelemahan ini, meskipun ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve pekan depan terus meningkat.

Hingga pukul 02.57 GMT, harga emas spot turun 0,5 persen menjadi USD2.704,41 per ons, setelah sempat menyentuh level tertinggi sejak 6 November di awal sesi. Kontrak emas berjangka AS juga melemah 0,5 persen ke USD2.744,60.

Direktur Kedia Commodities di Mumbai Ajay Kedia, menjelaskan bahwa koreksi harga ini terjadi akibat aksi profit taking setelah emas menguat signifikan dalam beberapa hari terakhir.

“Penguatan emas sebelumnya didukung oleh berbagai faktor, termasuk ketegangan geopolitik, pembelian emas oleh China, dan data inflasi AS yang sesuai dengan ekspektasi pasar,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa situasi saat ini tetap mendukung harga emas.

Menurut CME FedWatch Tool, peluang Federal Reserve untuk memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada 18 Desember mencapai 98,4 persen, meningkat dari 86 persen sebelum rilis laporan inflasi AS.

Meskipun data menunjukkan kenaikan harga konsumen AS terbesar dalam tujuh bulan terakhir pada November, kondisi pasar tenaga kerja yang melambat diperkirakan tidak akan menghalangi langkah Fed untuk melonggarkan kebijakan moneternya.

Sementara itu, data Indeks Harga Produsen (PPI) AS yang akan dirilis pukul 13.30 GMT menjadi sorotan untuk memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai kebijakan Fed pada 2025. Di sisi lain, Bank Sentral Eropa (ECB) juga hampir dipastikan akan memangkas suku bunga pada Kamis ini dan memberikan sinyal pelonggaran lebih lanjut di tahun depan.

Sebagai aset safe haven, Emas kerap diminati di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik serta cenderung menguat dalam lingkungan suku bunga rendah.

Dalam perkembangan lain, Majelis Umum PBB pada Rabu, 11 Desember 2024, dengan suara mayoritas besar menyerukan gencatan senjata segera, tanpa syarat, dan permanen antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.

Di pasar logam lainnya, harga perak spot turun 0,3 persen ke USD31,84 per ons, platinum melemah 0,2 persen menjadi USD937,55, dan palladium juga turun 0,2 persen ke USD979,91. Turunnya harga logam mulia mencerminkan aksi hati-hati para investor yang menunggu kepastian kebijakan moneter global serta dinamika geopolitik yang sedang berlangsung.(*)