Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Fokus di Bisnis Migas, AKRA Suntik Modal ke AKRIDA: Besarnya Segini

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 12 December 2024 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Redaksi
Fokus di Bisnis Migas, AKRA Suntik Modal ke AKRIDA: Besarnya Segini

KABARBURSA.COM - PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) melakukan penambahan modal pada anak usaha di bidang perdagangan dan distribusi bahan bakar minyak, PT Anugerah Krida Retailindo (AKRIDA). Penambahan modal ini dilakukan pada 26 November 2024.

Peningkatan modal yang dilakukan AKRA mencakup peningkatan modal dasar AKRIDA dari Rp1 triliun menjadi Rp1,5 triliun, serta peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari Rp967,1 miliar menjadi Rp1,03 triliun.

Dalam keterbukaan informasinya Kamis, 12 Desember 2024, sebagai hasil dari aksi korporasi ini, AKRA menyetor penuh sebesar Rp72 miliar untuk mendukung pertumbuhan dan kegiatan operasional AKRIDA. Dana tersebut akan digunakan oleh AKRIDA untuk memperkuat operasionalnya dan mendanai anak-anak perusahaan AKRIDA.

Setelah penambahan modal tersebut, struktur kepemilikan saham di AKRIDA menunjukkan AKRA menguasai hampir seluruh saham, yakni sebesar 99,99 persen dengan nilai saham mencapai Rp1,039 triliun.

Sementara itu, PT AKR Niaga Indonesia memiliki saham sebesar 0,01 persen, atau sebanyak 10 lembar saham senilai Rp10 juta. Sebelumnya, pada 25 September 2024, AKRA juga telah memberikan tambahan modal sebesar Rp18 miliar kepada AKRIDA.

Selain aksi korporasi tersebut, saham AKRA menunjukkan performa yang positif meskipun mengalami fluktuasi dalam beberapa bulan terakhir. Pada Kamis, 12 Desember 2024, saham AKRA tercatat menguat tipis sebesar 0,75 persen, dengan harga berada di angka Rp1.345 per saham pada pukul 13.39 WIB.

Dalam sepekan terakhir, saham AKRA mengalami kenaikan sebesar 2,27 persen. Namun, dalam periode tiga bulan terakhir, harga saham AKRA mengalami penurunan sebesar 8,16 persen, mencerminkan ketidakpastian yang melanda pasar.

Penambahan modal ini menunjukkan komitmen AKRA untuk memperkuat sektor distribusi bahan bakar minyak, yang menjadi salah satu lini bisnis utama perusahaan. Dengan langkah ini, AKRA berharap dapat mempercepat ekspansi bisnis dan memperkuat posisi pasar, baik melalui anak perusahaan AKRIDA maupun anak-anak perusahaan lainnya yang terlibat dalam industri yang sama.

Seiring dengan proyeksi pertumbuhan industri energi dan logistik di Indonesia, AKRA tampaknya optimis bahwa investasi ini akan membawa manfaat jangka panjang yang signifikan.

Kinerja Keuangan di Bawah Ekspektasi

PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) mencatatkan kinerja yang lebih rendah dari ekspektasi pada kuartal ketiga tahun 2024 (3Q24), dengan laba bersih turun signifikan sebesar 31 persen year-on-year (YoY). Walau begitu, catatan tersebut mengalami sedikit peningkatan sebesar 14 persen quarter-on-quarter (QoQ).

Laba bersih untuk sembilan bulan pertama tahun 2024 (9M24) tercatat hanya mencapai Rp1,5 triliun, turun 14 persen YoY, yang setara dengan 52 persen dari target laba bersih untuk tahun 2024 yang diperkirakan oleh konsensus pasar. Penurunan laba bersih ini dipicu oleh turunnya pendapatan dan margin yang lebih lemah dari segmen-segmen utama yang menjadi sumber pendapatan AKRA, terutama segmen perdagangan dan distribusi.

Segmen Perdagangan dan Distribusi, yang berkontribusi sekitar 65 hingga 75 persen dari total laba sebelum pajak (PBT) AKRA, mengalami penurunan PBT sebesar 20 persen YoY sepanjang 9M24. Penurunan tersebut didorong oleh berkurangnya volume penjualan bahan bakar minyak (BBM) sebesar 5 persen YoY, akibat masalah perizinan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) pada paruh pertama tahun 2024 (1H24), serta tingginya curah hujan yang mempengaruhi lokasi tambang pelanggan pada kuartal ketiga.

Menurunnya penjualan ke sektor pertambangan, yang biasanya memberikan margin lebih tinggi dibandingkan dengan sektor lainnya seperti manufaktur dan transportasi, turut memperburuk kondisi margin segmen ini.

Sementara itu, meskipun segmen Kawasan Industri mengalami sedikit peningkatan dalam penjualan lahan, dengan volume mencapai 32 hektar (ha) pada 9M24 atau naik 8 persen YoY, kinerja PBT segmen ini justru turun 15 persen YoY. Penurunan tersebut disebabkan oleh adanya penyesuaian nilai wajar pada piutang usaha, akibat jangka waktu pembayaran yang lebih panjang dari klien.

Manajemen AKRA juga menurunkan target penjualan lahan di kawasan industri JIIPE pada tahun 2024, dari semula 115 ha menjadi 100 ha, setelah penjualan lahan tercatat hanya mencapai 32 ha per 9M24, yang setara dengan 32 persen dari target baru dan 28 persen dari target lama.

Sebagai dampak dari penurunan laba dan revisi target penjualan lahan, manajemen AKRA mengonfirmasi bahwa perusahaan tidak akan membagikan dividen interim kedua pada tahun buku 2024.

Sebelumnya, AKRA telah membagikan dividen interim sebesar Rp50 per saham pada Agustus 2024, meskipun pada tahun 2023 perusahaan memberikan dua kali dividen interim, masing-masing sebesar Rp50 per saham pada Agustus dan Rp25 per saham pada November.

Dengan kinerja yang lebih lemah dari yang diperkirakan, manajemen AKRA pun mengubah lagi proyeksi laba bersih untuk tahun 2024, dari yang semula diperkirakan tumbuh 4 hingga 7 persen YoY, menjadi turun 14 persen YoY, yang berarti laba bersihnya diperkirakan akan kembali ke level yang setara dengan tahun 2022, yaitu sekitar Rp2,4 triliun. Revisi ini menyebabkan konsensus pasar memperkirakan penurunan lebih lanjut dalam estimasi laba bersih AKRA untuk tahun 2024, yang sebelumnya telah dipangkas sebesar 8 persen menjadi Rp2,8 triliun.

Penurunan laba bersih ini kemungkinan akan berpengaruh pada penurunan rasio pembayaran dividen untuk tahun buku 2024, yang diperkirakan tidak akan setinggi pada tahun 2023, yang mencapai 90 persen, karena perusahaan masih membutuhkan belanja modal (capex) untuk pengembangan terminal tangki di Morowali dan pengembangan kawasan industri JIIPE.

Secara keseluruhan, meskipun AKRA masih memiliki potensi dalam sektor industri dan energi, kinerja yang lebih lemah pada 3Q24 dan revisi target yang dilakukan perusahaan menunjukkan adanya tantangan besar di depan, yang dapat mempengaruhi kepercayaan pasar dan prospek jangka pendek bagi perusahaan.(*)

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan  Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.