Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

BRMS Masuk Radar Indeks MSCI: Bagaimana Nasib MDKA, INKP dan UNVR?

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 12 December 2024 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Redaksi
BRMS Masuk Radar Indeks MSCI: Bagaimana Nasib MDKA, INKP dan UNVR?

KABARBURSA.COM - PT Bumi Resources Minerals Tbk, berkode saham BRMS, masuk dalam pratinjau CGS MSCI Standard Cap untuk periode Februari 2025. Pratinjau ini membawa beberapa perubahan signifikan, di mana beberapa emiten yang telah masuk akan dikeluarkan dari indeks.

Mengutip Sales Note Ciptadana Securities, Kamis, 12 Desember 2024, BRMS akan dimasukkan dalam indeks pada harga Rp461, naik dari harga saat ini yaitu Rp432. Sementara, Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) akan dikeluarkan pada harga Rp1.835, turun dari harga sebelumnya yaitu Rp1.985. Penghapusannya dari indeks MSCI akan semakin pasti jika harga turun di bawah level tersebut.

Hal yang sama terjadi pada Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), yang akan dikeluarkan di harga Rp7.075, turun dari harga sebelumnya Rp7.200. Begitu pula dengan Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang akan dikeluarkan pada harga Rp2.290, naik dari harga saat ini yaitu Rp1.945.

Perubahan ini mencerminkan dinamika pasar dan penyesuaian terus menerus yang dilakukan oleh MSCI untuk memastikan indeks tetap selaras dengan kondisi pasar. Di sini, investor harus benar-benar memperhatikan saham-saham ini, karena pergerakannya dapat memiliki implikasi signifikan bagi indeks dan portofolio mereka.

Sebelumnya, Presiden Direktur BRMS Agoes Projosasmito, sempat menanggapi rumor yang beredar mengenai kemungkinan sahamnya masuk ke dalam konstituen Indeks MSCI. Menurut Agoes, tidak ada langkah khusus dari manajemen perusahaan untuk mengejar target tersebut.

Ia menegaskan, fokus utama perusahaan saat ini adalah pada ekspansi operasional, khususnya melalui anak usahanya, Citra Palu Minerals (CPM), yang sedang dalam fase pertumbuhan agresif.

Pernyataan ini muncul di tengah tren kenaikan harga emas dunia, yang beberapa waktu lalu mencapai rekor baru di kisaran USD2.700 per troy ons. Kenaikan ini memberikan angin segar bagi perusahaan-perusahaan di sektor tambang emas, termasuk BRMS.

Agoes menyebutkan bahwa dampak positif dari ekspansi ini akan tercermin pada laporan kinerja keuangan perusahaan untuk tahun 2024, yang dijadwalkan rilis tahun depan.

Menanggapi rumor yang berkembang, Agoes menekankan bahwa spekulasi semacam ini biasa terjadi, tetapi pihak manajemen tidak terlibat dalam upaya untuk menggiring saham BRMS masuk ke Indeks MSCI. Ia menambahkan bahwa apabila saham BRMS berhasil masuk ke indeks tersebut, hal itu akan menjadi kabar baik. Namun, jika tidak, perusahaan akan terus berupaya keras untuk meningkatkan kinerjanya.

Terkait prospek harga emas, Agoes mengutip analisa Goldman Sachs yang memproyeksikan bahwa harga emas global berpotensi menyentuh angka USD3.000 per troy ons. Meski demikian, ia tetap menegaskan bahwa manajemen BRMS akan terus fokus pada strategi bisnis yang berkelanjutan, tanpa terlalu bergantung pada faktor eksternal seperti fluktuasi harga emas atau spekulasi pasar.

Dengan latar belakang ekspansi aktif dan tren positif di pasar emas, BRMS menunjukkan potensi pertumbuhan yang signifikan, meskipun perusahaan memilih untuk tetap realistis dan tidak terpaku pada isu mengenai posisi sahamnya di indeks global.

Kinerja Luar Biasa BRMS

BRMS baru saja memulai langkah awal menuju kesuksesan, dengan kinerja yang luar biasa selama 9 bulan pertama tahun 2024. Peningkatan pendapatan yang fantastis sebesar 231 persen YoY dari USD32,7 juta menjadi USD108,5 juta menunjukkan performa gemilang perusahaan.

Dengan perkiraan harga emas yang tetap tinggi pada FY24-25E di tengah ketegangan geopolitik, BRMS berada dalam posisi yang baik untuk terus menunjukkan kinerja yang kuat.

Peningkatan produksi emas dari pabrik kedua di Palu pada FY23 telah mendorong output emas 9M24 menjadi 45.366 oz, melampaui total produksi FY23 sebesar 23.270 oz. Produksi pada kuartal ketiga 2024 mencapai 18,6k oz, meningkat 8,8 persen QoQ, menunjukkan momentum operasional perusahaan yang kuat.

Selain itu, BRMS melaporkan peningkatan estimasi sumber daya mineral untuk River Reef dan Hill Reef di Palu. Sertifikasi dari AMC Consultants (Australia) menunjukkan 4,2 juta oz sumber daya emas dengan kadar 4,9 g/t, dengan 89 persen di antaranya diperuntukkan bagi penambangan bawah tanah, yang memperkuat potensi pertumbuhan jangka panjang BRMS.

Tambang andalan BRMS, CPM di Sulawesi Tengah, memiliki cadangan 34,1 mt dan sumber daya 40,2 mt dengan kadar rata-rata 3,2 - 3,5 g/t, tetap menjadi strategi pertumbuhan utama perusahaan.

BRMS saat ini mengoperasikan dua pabrik dengan kapasitas pemrosesan gabungan 4.500 t/hari dan berencana memperluas dengan fasilitas heap leach 4.000 t/hari pada 1Q25. Tambang bawah tanah di Block-1 Poboya, dengan target kadar yang lebih tinggi sebesar 4,9 g/t, diharapkan meningkatkan produksi emas menjadi 145,4 koz pada 2027F (+165,6 persen).

Selain CPM, BRMS mengendalikan 126,1 mt cadangan yang belum dimanfaatkan di Banten, Aceh, dan Gorontalo, yang empat kali lipat lebih besar dari ukuran CPM. Aset utama, Gorontalo Minerals, diharapkan mulai beroperasi pada 2026F dengan pabrik 2.000 t/hari untuk memproses emas (rata-rata 1,69 g/t), lebih meningkatkan potensi pertumbuhan jangka panjang perusahaan.

Perhitungan kasar kami menghasilkan nilai wajar BRMS sebesar IDR550/saham, berdasarkan 5,2x PBV tahunan 9M24, yang mencerminkan diskon 40 persen dibandingkan AMMN.(*)

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan  Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.