Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Hilirisasi Sumber Daya Alam Dorong Ekonomi Indonesia

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 12 December 2024 | Penulis: Dian Finka | Editor: Redaksi
Hilirisasi Sumber Daya Alam Dorong Ekonomi Indonesia

KABARBURSA.COM – Menteri Penanaman Modal/BKPM, Rosan Perkasa Roslani, menegaskan pentingnya hilirisasi sektor-sektor strategis Indonesia, seperti kelautan, perkebunan, dan pertanian, dalam mendukung perekonomian nasional.

Ia mengungkapkan, Indonesia memiliki peluang besar untuk memanfaatkan potensi sumber daya alam yang melimpah, dengan investasi yang diperkirakan mencapai 618 miliar USD hingga 2040.

"Fokus kami adalah hilirisasi, terutama di sektor nikel, bauksit, dan rumput laut, yang akan berkontribusi pada ekspor dan penciptaan lapangan kerja baru. Kita harus memanfaatkan kekayaan alam ini dengan maksimal," kata Rosan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) di Jakarta, Rabu, 11 Desember 2024.

Lanjutnya, ia mengatakan jika Indonesia, yang menjadi penghasil rumput laut tropis terbesar di dunia, memiliki potensi luar biasa dalam sektor kelautan yang harus dimaksimalkan untuk mendongkrak ekonomi.

Rosan menambahkan bahwa selain kelautan, Indonesia juga terus memperkuat sektor lainnya seperti kelapa sawit, kelapa, dan komoditas lainnya.

"Kami terus mendukung sektor-sektor ini agar tetap berkembang, dengan memastikan tata kelola yang transparan dan kolaborasi yang erat antara pemerintah dan sektor swasta," ujarnya.

Melalui hilirisasi ini, pemerintah berharap dapat meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar 235,9 miliar USD, dengan proyeksi ekspor mencapai 857,9 miliar USD pada 2040. Sektor-sektor strategis ini diharapkan mampu menciptakan lebih dari 3 juta lapangan pekerjaan baru.

Rosan juga menekankan bahwa meski tantangan di pasar global tetap ada, Indonesia memiliki potensi besar untuk terus tumbuh dan berkembang jika ada sinergi antara pemerintah, investor, dan masyarakat.

"Dengan bersenergi, kita dapat mewujudkan visi besar Indonesia ke depan," tutupnya.

Meningkatkan Nilai Tambah Ekonomi

Menteri Penanaman Modal/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Perkasa Roeslani, menegaskan pentingnya akselerasi hilirisasi dan investasi berkelanjutan dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Hal ini disampaikan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) bertema “Akselerasi Hilirisasi dan Investasi Berkelanjutan Menuju Indonesia Emas”.

Rosan menekankan bahwa tema Rakornas sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto untuk melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi demi meningkatkan nilai tambah ekonomi dalam negeri.

“Empat prioritas utama Presiden ke depan adalah ketahanan pangan, ketahanan energi, makanan bergizi gratis, dan hilirisasi,” ujarnya dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) di Jakarta, Rabu, 11 Desember 2024.

Indonesia diproyeksikan mempertahankan pertumbuhan ekonomi stabil sebesar 5,1–5,2 persen pada 2025, menurut laporan East Asia and Pacific Economic Update dari World Bank yang dirilis Oktober 2024. Menindaklanjuti arahan Presiden Prabowo, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 8 persen pada 2028–2029.

Untuk mencapai target tersebut, Rosan menyebutkan bahwa sektor investasi akan menjadi motor utama. Selama lima tahun mendatang, rata-rata pertumbuhan investasi diperkirakan mencapai 16,75 persen per tahun. Total kebutuhan investasi diproyeksikan sebesar Rp13.528 triliun hingga 2029. Pada 2025 saja, target investasi mencapai Rp1.906 triliun dan akan meningkat secara bertahap hingga 2029.

“Ini tugas berat yang membutuhkan sinergi dan kolaborasi lintas kementerian, lembaga, hingga pemerintah daerah,” tegas Rosan.

Hingga September 2024, BKPM telah mencatatkan realisasi investasi sebesar Rp1.261,43 triliun, atau 76,45 persen dari target tahunan. Kontribusi investasi terbagi hampir merata antara Jawa (50,34 persen) dan luar Jawa (49,66 persen), dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 1.873.214 orang.

Rosan menegaskan bahwa penyerapan tenaga kerja berkualitas dan berkelanjutan merupakan salah satu prioritas utama. “Hilirisasi tidak hanya meningkatkan nilai tambah ekonomi, tetapi juga menciptakan lapangan kerja yang lebih baik,” pungkasnya.

Mendorong Industri Nasional

Direktur Program Indef Eisha Maghfiruha Rachbini menyoroti salah satu poin utama dalam program 8 Asta Cita Prabowo, yaitu upaya mendorong industri nasional melalui proses hilirisasi selama periode 2024-2029. Namun, apakah hilirisasi benar-benar dapat mengubah wajah ekonomi Indonesia yang masih bertumpu pada komoditas menjadi negara industri yang tangguh?

Menurut Eisha, hilirisasi, meskipun mulai digencarkan di ranah kebijakan, masih kurang mendapat perhatian di ranah akademik internasional sebagai strategi kunci transformasi ekonomi.

“Hilirisasi sebetulnya jika dilihat pada academic paper di jurnal-jurnal internasional masih sedikit sekali, atau kurang dipakai untuk melihat perubahan ekonomi satu negara dari berbasis komoditas menjadi negara industri berbasi peran manufaktur yang tinggi,” kata Eisha dalam diskusi publik tentang ‘Prospek Kebijakan Ekonomi Prabowo’ Minggu, 22 September 2024.

Sebaliknya, istilah industrialisasi lebih sering dipakai untuk menggambarkan bagaimana negara-negara seperti Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat (AS) mampu mencapai status negara maju melalui industrialisasi besar-besaran.

“Istilah Industrialiasi lebih banya dipakai untuk mengukur satu negara yang masuk ke negara maju,” ujarnya.(*)