KABARBURSA.COM - Dalam keterbukaan informasi pada hari Rabu, 11 Desember 2024, PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) mengumumkan rincian merger mereka yang akan membentuk entitas baru bernama PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk.
Keterbukaan informasi tersebut memaparkan harapan terciptanya sebuah sinergi kuat dalam industri telekomunikasi Indonesia, di mana EXCL akan menjadi perusahaan yang bertahan setelah proses merger.
Adapun dalam merger nanti, harga saham penggabungan EXCL ditetapkan sebesar Rp2.350 per saham, lebih tinggi 2,6 persen dari harga penutupan Selasa, 10 Desember 2024. Rasio pertukaran saham yang disepakati adalah 1 lembar saham FREN untuk 0,011 lembar saham EXCL dan 1 lembar saham minoritas PT Smart Telecom untuk 0,005 lembar saham EXCL pada saat penyelesaian penggabungan usaha.
Struktur kepemilikan pasca-merger menunjukkan porsi yang seimbang antara dua pemegang saham utama, yaitu Axiata dan Sinarmas, di mana masing-masing memperoleh sebesar 34,8 persen. Kepemilikan Sinarmas mencakup gabungan beberapa entitas, yaitu PT Global Nusa Data, PT Bali Media Telekomunikasi, dan PT Wahana Inti Nusantara. Sementara itu, publik akan memiliki porsi kepemilikan sebesar 30,4 persen.
Sebagai bagian dari strategi perusahaan, EXCL berencana membagikan dividen tahunan sebesar USD70 juta (sekitar Rp1,1 triliun) atau setara dengan Rp85 per saham. Tidak hanya itu, EXCL juga akan memberikan imbal hasil dividen sebesar 3,6 persen berdasarkan harga penggabungan saham. Pembayaran dividen ini dijadwalkan berlangsung pada semester pertama tahun 2025, meskipun waktu pastinya, sebelum atau setelah merger, masih belum ditentukan.
Kemudian, EXCL juga akan melakukan pembelian kembali saham (buy back) sebesar 10 persen dari total saham yang beredar, atau sekitar 1,3 miliar saham, dengan harga Rp2.350 per saham. Langkah ini ditujukan bagi pemegang saham minoritas yang tidak menyetujui rencana merger. Total dana yang disiapkan untuk buyback saham mencapai Rp3,1 triliun.
Sementara itu, pemegang saham FREN yang menolak aksi korporasi ini dapat meminta pembelian kembali saham mereka dengan harga Rp25 per saham, yang lebih rendah 16,7 persen dari harga penutupan saham FREN sebelumnya.
Di sisi lain, performa perusahaan gabungan berdasarkan laporan keuangan per September 2024 menunjukkan pendapatan sebesar Rp33,9 triliun, dengan total aset senilai Rp118,8 triliun dan laba bersih Rp262,5 miliar. Ini mencerminkan potensi penguatan keuangan yang signifikan dari entitas hasil merger.
Jadwal penting terkait merger ini mencakup Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan dilaksanakan pada 21 Maret 2025. Periode pembelian kembali saham direncanakan berlangsung antara 22 Maret hingga 10 April 2025. Saham perusahaan gabungan akan mulai diperdagangkan pada 8 April 2025.
Merger antara EXCL dan FREN diharapkan tidak hanya memperkuat posisi mereka di pasar, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham dan mendukung pengembangan industri telekomunikasi Indonesia yang semakin kompetitif.
Saham PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) pada perdagangan hari ini, mencatatkan penurunan yang cukup signifikan, yaitu sebesar 7,41 persen atau turun sebesar 2 poin menjadi Rp25 per lembar saham.
Penurunan ini terjadi di tengah volume perdagangan yang tinggi, mencapai 323,99 juta lembar saham, jauh di atas rata-rata volume perdagangan harian sebesar 105,73 juta lembar saham.
Lonjakan volume perdagangan FREN menunjukkan adanya minat jual yang cukup besar, yang kemungkinan dipengaruhi oleh sentimen investor terhadap pengumuman merger FREN dengan PT XL Axiata Tbk (EXCL).
Rasio pertukaran saham yang diumumkan dalam rencana penggabungan usaha mungkin dianggap kurang menguntungkan oleh sebagian investor, terutama pemegang saham minoritas FREN. Harga pembelian kembali saham FREN bagi investor yang tidak setuju dengan merger ditetapkan sebesar Rp25 per lembar, yang lebih rendah 16,7 persen dari harga penutupan sebelumnya. Hal ini dapat mendorong tekanan jual, karena investor mencoba menyesuaikan portofolio mereka.
Selain itu, meskipun merger ini menawarkan prospek sinergi yang kuat antara kedua perusahaan, beberapa investor mungkin masih menunggu kejelasan lebih lanjut terkait implementasi merger dan dampaknya terhadap fundamental perusahaan gabungan. Dalam jangka pendek, pergerakan saham FREN akan sangat dipengaruhi oleh sentimen pasar terhadap langkah-langkah yang diambil dalam proses penggabungan.
Dengan penutupan di level Rp25, saham FREN kini diperdagangkan pada titik yang sama dengan harga pembelian kembali yang ditawarkan. Hal ini memberikan tanda bahwa pasar tengah mencari titik keseimbangan baru, seiring dengan reaksi investor terhadap perkembangan terkini. Dalam beberapa hari ke depan, volume perdagangan dan volatilitas saham FREN kemungkinan tetap tinggi, seiring dengan dinamika sentimen investor terhadap rencana aksi korporasi ini.
Sementara itu, EXCL, mencatatkan penurunan sebesar Rp30 atau sekitar 1,31 persen hingga perdagangan pada Rabu, pukul 14:26 WIB. Penurunan ini terjadi di tengah aktivitas pasar yang menunjukkan lonjakan volume perdagangan mencapai 112,37 juta saham, jauh melampaui rata-rata volume perdagangan harian sebesar 25,36 juta saham.
Meskipun mengalami tekanan harga, tingginya volume perdagangan mencerminkan minat investor yang cukup besar terhadap saham ini, baik untuk aksi jual maupun beli. Hal ini bisa diindikasikan sebagai sinyal adanya perubahan sentimen atau spekulasi yang mendorong aktivitas perdagangan lebih aktif dibandingkan hari-hari biasanya.
Fluktuasi harga ini perlu dicermati lebih lanjut dalam konteks tren pergerakan jangka pendek dan faktor eksternal yang mungkin memengaruhi pasar secara keseluruhan. Investor disarankan untuk memantau perkembangan lebih lanjut, termasuk potensi adanya berita korporasi atau makroekonomi yang dapat memberikan dampak terhadap pergerakan saham di sesi perdagangan berikutnya.
Momentum ini juga bisa menjadi peluang bagi pelaku pasar untuk mengidentifikasi potensi titik masuk atau keluar yang optimal berdasarkan strategi masing-masing. Di sisi lain, stabilitas harga akan sangat bergantung pada kondisi sentimen pasar menjelang penutupan sesi perdagangan.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.