Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Diperdagangkan Dua Kali Lipat Lebih Tinggi, Apa Rekomendasi Saham SSIA?

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 11 December 2024 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Redaksi
Diperdagangkan Dua Kali Lipat Lebih Tinggi, Apa Rekomendasi Saham SSIA?

KABARBURSA.COM - PT Surya Semesta Internusa Tbk berkode saham SSIA, mencatatkan lonjakan harga saham yang sangat signifikan, yaitu sebesar 7,6 persen pada perdagangan Rabu, 11 Desember 2024.

Lonjakan harga saham ini meningkat dari Rp1.050 menjadi Rp1.130 dan merupakan yang tertinggi dalam 14 minggu terakhir. Ini juga menunjukkan minat pasar yang sangat besar terhadap saham perusahaan ini, apalagi volume perdagangan mencapai 24,9 juta saham, dua kali lipat dari rata-rata 20 hari sebelumnya yang hanya 10,5 juta saham. Sekali lagi, hal ini mencerminkan aktivitas transaksi yang jauh di atas rata-rata.

Dari volume perdagangan tersebut, sebagian besar transaksi, yakni 65 persen, terjadi di harga penawaran (ask price), yang artinya ada suatu tekanan beli yang kuat. Di sisi lain, sebanyak 32  persen transaksi berada di harga permintaan (bid price).

Kinerja positif saham SSIA ini terjadi di tengah penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 0,8 persen, meskipun indeks MSCI AC Asia Pacific mengalami sedikit penurunan kurang dari 0,1 persen.

Menurut data Bloomberg, dalam setahun terakhir, SSIA telah mencatatkan kenaikan harga saham sebesar 143 persen, jauh melampaui kinerja rekan-rekannya yang hanya tumbuh 21 persen. Begitu pula dengan IHSG yang hanya mencatat kenaikan sebesar 4,1 persen dalam periode yang sama.

Sedangkan dalam lima hari terakhir, saham SSIA naik sebesar 16 persen, meskipun secara bulanan tidak menunjukkan perubahan yang signifikan.

Dari sisi valuasi, saham SSIA diperdagangkan pada rasio harga terhadap laba (P/E) sebesar 9,9 kali proyeksi laba per saham untuk tahun depan, yang dinilai cukup menarik. Selain itu, rasio harga terhadap nilai buku (P/B) berada di angka 1,0 kali, dengan imbal hasil dividen sebesar 1,1 persen dalam 12 bulan terakhir.

Hal inilah yang menjadikan saham ini relatif terjangkau dan menarik bagi para investor yang mencari peluang investasi dengan pertumbuhan yang menjanjikan.

Dukungan analis terhadap saham ini juga kuat. Dari delapan rekomendasi, tujuh menyarankan untuk membeli saham ini, sementara satu merekomendasikan untuk mempertahankannya. Tidak ada rekomendasi untuk menjual saham ini.

Konsensus pasar pun memberikan peringkat 4,8 pada skala 1 hingga 5, di mana 1 berarti "jual kuat" dan 5 berarti "beli kuat." Untuk target harga saham SSIA ditetapkan pada Rp1.573, yang mencerminkan potensi kenaikan sebesar 39 persen dari harga saat ini.

Kinerja SSIA yang luar biasa ini menunjukkan optimisme pasar terhadap prospek bisnis perusahaan. Dengan volume perdagangan yang tinggi, tren kenaikan yang konsisten, dan dukungan analis, saham SSIA menjadi salah satu emiten yang patut diperhatikan oleh para investor yang mencari peluang investasi dengan potensi pengembalian yang menarik.

Pendapatan Naik Tinggi

PT Surya Semesta Internusa Tbk atau SSIA sedang dalam performa yang bagus. Pendapatan tercatat naik, harga saham pun berada di zona hijau.

Berdasarkan analisis teknikal terhadap pergerakan saham PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), senin, 9 Desember 2024, terlihat bahwa saham ini telah menyelesaikan fase koreksi wave (C) dari wave [4] pada level 50 persen Fibonacci Retracement (FR) di 920.

Kondisi ini mengindikasikan bahwa SSIA telah mencapai titik support yang cukup kuat dan memberikan potensi pembalikan arah menuju tren bullish selanjutnya. Proyeksi ini memperkirakan saham SSIA akan melanjutkan penguatan untuk membentuk wave [5] dari wave I dengan target teoritis pada kisaran harga 1.680 hingga 2.150.

Tren ini didukung oleh struktur Elliott Wave yang terlihat jelas, di mana pola penguatan dan koreksi sebelumnya membentuk dasar yang kuat untuk kenaikan selanjutnya. Dengan demikian, investor dapat memanfaatkan peluang ini untuk melakukan akumulasi saham di sekitar level saat ini, terutama mengingat potensi kenaikan yang signifikan hingga dua kali lipat dari level harga terkini.

Namun, penting bagi investor untuk tetap menerapkan manajemen risiko yang baik. Level stop loss disarankan berada di bawah 900, yang merupakan area kritis jika terjadi penurunan harga lebih lanjut. Dengan pendekatan ini, investor dapat membatasi potensi kerugian sembari tetap memanfaatkan peluang keuntungan dari tren bullish yang diproyeksikan.

Dengan kata lain, SSIA sedang berada pada tahap awal dari fase penguatan signifikan, yang dapat menjadi momen menarik untuk masuk bagi para pelaku pasar yang berorientasi pada investasi jangka pendek hingga menengah.

SSIA juga melaporkan pendapatan konsolidasi sebesar Rp3,861,7 miliar untuk periode 9 bulan pertama tahun 2024 (9M24). Pendapatan tersebut meningkat 27,9 persen dari Rp3,020,4 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya (9M23).

Pertumbuhan ini terutama didorong oleh kenaikan pendapatan konstruksi sebesar 26,7 persen (Rp532,9 miliar), sementara pendapatan dari segmen properti dan perhotelan SSIA masing-masing tumbuh sebesar 63,4 persen dan 23,3 persen.

Sepanjang 9M24, EBITDA SSIA naik 94,3 persen secara tahunan (YoY) menjadi Rp660,0 miliar dari Rp339,7 miliar di 9M23. Peningkatan ini didorong oleh lonjakan EBITDA properti sebesar 235,7 persen (Rp196,7 miliar). Seperti keterangan resmi di Jakarta, Senin 4 November 2024.

SSIA berhasil mencatat laba bersih konsolidasi sebesar Rp228,4 miliar di 9M24, setelah sebelumnya mengalami kerugian bersih sebesar Rp23,7 miliar pada 9M23. Kenaikan signifikan ini terutama disebabkan oleh pertumbuhan laba bersih dari sektor properti sekitar 949,9 persen (Rp266,6 miliar).(*)

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan  Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.