KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG pada perdagangan hari ini, Rabu, 11 Desember 2024, diproyeksikan masih memiliki peluang penguatan jangka pendek. Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menjelaskan IHSG saat ini berada pada bagian dari wave B dari wave (2), yang mengindikasikan potensi penguatan menuju area 7.471.
“IHSG masih berpeluang melanjutkan penguatannya untuk menguji area 7.471,” ujar Herditya dalam laporan teknikal hariannya.
Kendati demikian, ia mengingatkan adanya risiko koreksi jangka pendek atau retrace, dengan IHSG diperkirakan menguji level 7.352-7.392. Adapun level support berada di 7.283 dan 7.041, sementara level resistance pada 7.467 dan 7.521.
Pada perdagangan Selasa, 10 Desember 2024, IHSG menguat 0,21 persen ke level 7.453, meski disertai dengan volume penjualan yang cukup signifikan. Herditya mencermati posisi IHSG masih cukup kuat untuk melanjutkan tren penguatannya, asalkan tidak terjadi tekanan jual yang terlalu besar.
Beberapa saham terpantau memiliki prospek menarik berdasarkan analisis teknikal:
1. ESSA (PT Surya Esa Perkasa Tbk)
ESSA bergerak datar di level 815 dengan volume penjualan. Saham ini berada di akhir wave [b] dari wave B, dengan target harga di 850 dan 895. Selama harga tetap di atas 775, ESSA berpotensi menguat lebih lanjut.
2. INDY (PT Indika Energy Tbk)
Menguat 4,90 persen ke level 1.500 dengan peningkatan volume pembelian. INDY diproyeksikan berada di wave [iii] dari wave 1, dengan target harga pada level 1.530 dan 1.595.
3. PTPP (PT Pembangunan Perumahan Tbk)
Saham ini naik tipis 0,51 persen ke level 398 meski disertai volume penjualan. PTPP berada di wave [i] dari wave C, dengan target harga 418 dan 444, asalkan tidak turun di bawah 378.
4. TOWR (PT Sarana Menara Nusantara Tbk)
Terkoreksi 1,37 persen ke 720, TOWR diperkirakan berada di awal wave [i] dari wave C. Target harga untuk saham ini adalah 760 dan 785, dengan batas bawah di 700.
Herditya mengingatkan investor untuk mencermati potensi volatilitas yang dapat muncul dalam jangka pendek. “IHSG masih berpotensi mengalami retrace dalam jangka pendek, sehingga investor perlu memantau level support dan resistance,” katanya.
IHSG sebelumnya ditutup menguat 15 poin atau naik 0,21 persen ke level 7,453 pada perdagangan Selasa, 10 Desember 2024. Merujuk data perdagangan RTI Business, pergerakan IHSG hari ini terpantau bervariasi dengan level tertinggi 7,458 dan terendah di angka 7,396.
Sebanyak 259 saham terlihat menghijau, 311 saham di zona merah, dan 228 saham mengalami stagnan. Mengutip data perdagangan Stockbit, saham-saham yang bertengger di lima besar top gainer ialah DPUM (+34,62 persen), GPSO (+24,67 persen), JSPT (+20,00 persen), SCMA (+18,30 persen), dan MITI (+15,24 persen).
Sedangkan lima saham yang mengalami koreksi paling dalam di antaranya CITY (-13,16 persen), TMPO (-12,62 persen), DIVA (-11,98 persen), SSTM (-10,53 persen), dan MENN (-10,00 persen).
Di sisi lain, sebanyak tiga sektor terpantau melemah pada penutupan hari ini seperti properti (-1,20 persen), industrial (-0,61 persen), dan health (-0,22 persen)
Semantara sektor-sektor yang menguat signifikan yakni basic ind (+1,98 persen), cyclical (+0,77 persen), energi (+0,59 persen), dan non cyclical (+0,47 persen).
Di pasar Amerika Serikat, Wall Street mengalami penurunan pada indeks utama di awal pekan, Selasa, 10 Desember 2024, dinihari WIB. Penurunan tersebut disebabkan adanya tekanan saham Nvidia yang menyebabkan sektor teknologi anjlok. Hal ini terjadi di tengah perhatian investor yang tertuju pada laporan inflasi penting yang akan dirilis pada akhir pekan ini.
Saham Nvidia mengalami tekanan setelah regulator pasar China meluncurkan investigasi terkait dugaan pelanggaran undang-undang antimonopoli, yang berdampak negatif pada sektor teknologi informasi.
Tidak hanya Nvidia, saham Advanced Micro Devices (AMD) juga melemah setelah BofA Global Research menurunkan peringkatnya. Hal ini turut membebani Indeks Semikonduktor Philadelphia.
Menurut Kepala Strategi Investasi di CFRA Research Sam Stovall, pasar terkejut dengan investigasi yang dilakukan China terhadap Nvidia. Rupanya, China melihat adanya potensi pelanggaran hukum antimonopoli pada Nvidia. Investigasi inilah yang kemudian memberi tekanan pada pasar secara keseluruhan.
Data awal menunjukkan bahwa indeks S&P 500 mengalami penurunan sebesar 0,60 persen menjadi 6.053,68 poin. Sementara Nasdaq Composite turun 0,62 persen menjadi 19.736,69 poin, dan Dow Jones Industrial Average kehilangan 0,51 persen menjadi 44.416,38 poin.
Saham Comcast turut melemah setelah perusahaan memproyeksikan kehilangan lebih dari 100.000 pelanggan broadband pada kuartal keempat. Pelemahan saham Comcast ini berdampak negatif pada sektor layanan komunikasi.
Di sisi lain, saham Hershey melonjak tajam setelah laporan menyebutkan bahwa Mondelez, perusahaan induk Cadbury, sedang menjajaki akuisisi terhadap pembuat cokelat tersebut, meskipun saham Mondelez sendiri mengalami penurunan.(*)
Disclaimer: Informasi dalam berita ini disajikan semata-mata untuk tujuan informasi dan tidak dimaksudkan sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual saham tertentu. Pembaca diimbau untuk melakukan analisis dan konsultasi lebih lanjut sebelum mengambil keputusan investasi.
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.