KABARBURSA.COM - Anak usaha PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL), PT Mitra Integrasi Informatika (MII), menjalin kemitraan dengan Creatio, penyedia platform no-code global untuk mengotomatisasi alur kerja dan CRM dengan tingkat kebebasan maksimal.
Melalui kolaborasi ini, MII akan menjadi mitra strategis Creatio di Indonesia dengan menyediakan keahlian lokal dan solusi berbasis platform Creatio yang dirancang untuk membantu perusahaan dalam mengelola alur kerja dan CRM.
Presiden Direktur PT Mitra Integrasi Informatika Alexander Kuntoro, mengatakan kemitraan dengan Creatio merupakan langkah strategis bagi pihaknya untuk menghadirkan solusi otomatisasi bisnis yang inovatif dan fleksibel bagi perusahaan-perusahaan Indonesia.
"Dengan platform no-code komposabel dari Creatio, kami memberikan kebebasan bagi bisnis untuk merancang dan mengelola otomatisasi sesuai dengan kebutuhan mereka, tanpa batasan teknis," ujar dia dalam keterangan resmi, Selasa, 10 Desember 2024.
Di tengah dunia bisnis yang terus berkembang, lanjutnya, solusi yang dapat disesuaikan dan diterapkan dengan cepat ini akan membantu perusahaan Indonesia beradaptasi, meningkatkan efisiensi, dan memperkuat daya saing di pasar global.
"Kami percaya bahwa kemitraan ini akan mendorong transformasi digital di Indonesia, meningkatkan efisiensi operasional, dan membantu bisnis beradaptasi lebih cepat dengan dinamika pasar yang terus berubah." ungkap Alexander.
Sementara itu Senior Vice President Global Channels Creatio, Alex Donchuk, menyebut kemitraan ini merupakan sebuah bentuk penguatan komitmen kami akan pemberdayaan organisasi di seluruh dunia, dengan solusi otomatisasi yang fleksibel dan mudah diakses.
"Kami yakin bahwa kolaborasi dengan PT Mitra Integrasi Informatika akan membuka peluang besar bagi perusahaan-perusahaan Indonesia untuk memanfaatkan platform no-code kami yang komposabel." jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) menunjukkan keyakinannya bahwa industri teknologi informasi dan komunikasi (TIK) akan mengalami perbaikan pada kuartal IV 2024.
Optimisme ini berakar dari tren peningkatan investasi di bidang kecerdasan buatan ( artificial intelligence/AI) generatif, yang mengalami lonjakan signifikan. Investasi di sektor ini tercatat meningkat lebih dari enam kali lipat, dari USD4 juta pada 2021 menjadi USD25 juta pada 2023.
Saat ini, Metrodata telah menerapkan lebih dari 100 use cases AI untuk berbagai perusahaan Indonesia di berbagai sektor, termasuk industri ritel, susu, FMCG, dan jasa keuangan.
“Kami sangat siap untuk memanfaatkan peluang dari peningkatan investasi ini,” ujar Susanto Djaja, Presiden Direktur Metrodata Electronics, dalam keterbukaan informasi, dikutip Rabu, 27 November 2024.
Selain permintaan yang terus meningkat terhadap solusi aplikasi bisnis dan layanan Cloud, tren teknologi AI dan keamanan siber (Cyber Security) juga semakin kuat.
Dampaknya, pendapatan dari unit bisnis Solusi & Konsultasi perusahaan pada kuartal III 2024 mengalami kenaikan 9 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. Kenaikan tersebut menunjukkan bahwa belanja teknologi informasi oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia mulai kembali tumbuh secara bertahap.
Di sisi lain, pemesanan untuk delapan Pilar Solusi Digital Metrodata mencatatkan peningkatan sebesar 33 persen pada periode Januari hingga September 2024. Untuk unit bisnis distribusi, segmen konsumer juga menunjukkan kinerja yang solid dengan kenaikan pendapatan sebesar 47 persen secara kuartalan pada kuartal ketiga 2024.
Segmen ini masih menjadi penyumbang terbesar terhadap pendapatan perusahaan, dengan kontribusi mencapai 40 persen dari total pendapatan pada September 2024.
Secara keseluruhan, unit distribusi Metrodata tumbuh 18 persen pada periode Januari hingga September 2024, didorong oleh pertumbuhan segmen telekomunikasi dan smartphone yang melonjak hingga 98 persen secara tahunan. Alhasil, pendapatan Metrodata meningkat 14 persen, mencapai Rp17 triliun.
“Pemulihan sektor korporat dan distribusi komersial telah menjadi pendorong utama pertumbuhan pendapatan kami,” kata Susanto.
Sebagai persiapan untuk menghadapi pertumbuhan lebih lanjut dalam industri TIK, khususnya unit distribusi, Metrodata tengah menjalankan proyek perluasan kapasitas gudang utama di Cibitung, Jawa Barat. Dengan anggaran sekitar Rp120 miliar, proyek ini diperkirakan selesai pada Februari 2025.
Kebutuhan peningkatan kapasitas ini timbul karena tingkat penggunaan gudang Metrodata telah mencapai 80 persen dari kapasitas maksimum yang tersedia.
Selain perluasan gudang, Metrodata juga memulai kemitraan usaha patungan (joint venture) dengan FPT-IS, yang diberi nama PT FPT Metrodata Indonesia (FMI).
Dalam usaha patungan ini, Metrodata memegang 60 persen saham. FMI akan mulai beroperasi pada awal 2025 dan akan menyediakan layanan di bidang keamanan siber, solusi AI, serta pengembangan perangkat lunak.
Sebelumnya, MTDL berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 13,3 persen sepanjang periode 9 bulan pertama tahun 2024 (9M24), meskipun menghadapi berbagai tantangan. Perusahaan mencatatkan pendapatan sebesar Rp17,2 triliun, yang menunjukkan kenaikan 14,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Laba bersih yang diraih mencapai Rp455,4 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan laba bersih pada 9M23 yang tercatat sebesar Rp401,8 miliar.
Peningkatan kinerja ini terutama didorong oleh unit bisnis distribusi yang menjadi penggerak utama pendapatan. Segmen distribusi, termasuk produk konsumer seperti PC dan notebook, serta produk komersial seperti server dan storage, menunjukkan pertumbuhan yang signifikan pada 9M24.
Penjualan smartphone juga mencatatkan peningkatan pesat, yang didorong oleh ekspansi pangsa pasar dari salah satu merek smartphone yang didistribusikan perusahaan. Secara keseluruhan, unit distribusi berhasil meraih pendapatan Rp13,5 triliun, naik 18,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Sementara itu, unit bisnis solusi & konsultasi mengalami sedikit penurunan pendapatan pada periode yang sama. Meskipun demikian, menjelang pembentukan kabinet baru, terlihat adanya peningkatan dalam pemesanan (order booking).
Pendapatan unit ini tercatat sebesar Rp4,2 triliun, turun 4,1 persen dari tahun sebelumnya. Hal ini diungkapkan dalam laporan resmi perusahaan pada 31 Oktober 2024 di Jakarta.
MTDL melihat adanya peluang besar seiring dengan tren perkembangan teknologi, khususnya dalam solusi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) seperti Cloud, aplikasi bisnis, platform bisnis digital, dan keamanan siber. Beberapa sektor utama yang mendukung pendapatan perusahaan antara lain sektor keuangan, telekomunikasi, migas, dan manufaktur.
Untuk merespons tren teknologi terkini, MTDL telah menjalin kemitraan strategis dengan FPT-IS, salah satu pemimpin teknologi di Asia Tenggara.
Kemitraan ini berfokus pada pengembangan solusi keamanan siber, kecerdasan buatan ( AI), dan pengembangan perangkat lunak. Kolaborasi antara pengetahuan pasar lokal MTDL dan keahlian teknologi FPT-IS diharapkan dapat mempercepat adopsi solusi keamanan siber dan AI di Indonesia.
Di samping itu, MTDL juga mengalokasikan belanja modal sebesar Rp120 miliar untuk memperluas kapasitas pusat logistik (logistic center) di Cibitung, yang tingkat pemanfaatannya telah mencapai lebih dari 90 persen. Peningkatan kapasitas gudang ini diharapkan dapat mendorong penjualan serta memperluas portofolio produk perusahaan.
Presiden Direktur MTDL, Susanto Djaja, menjelaskan bahwa pertumbuhan positif pendapatan dan laba bersih ini didukung oleh strategi produk dan solusi yang tepat, serta kemampuan perusahaan untuk beradaptasi dengan dinamika pasar yang terus berkembang.
Kolaborasi dengan FPT-IS dan ekspansi kapasitas gudang merupakan bagian dari komitmen MTDL untuk menjadi perusahaan TIK terdepan di Indonesia.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.