KABARBURSA.COM - PT PAM Mineral Tbk (NICL) telah menandatangani perjanjian ketiga terkait pembelian saham baru bersyarat dengan PT Sumber Mineral Abadi (SMA).
Dalam perjanjian tersebut, seperti dikutip dari keterbukaan informasi, NICL berencana mengambil alih 50 persen saham dari seluruh modal yang ditempatkan dan disetor di SMA.
Direktur Utama PT PAM Mineral Tbk, Ruddy Tjanaka, menjelaskan bahwa addendum ketiga ini mencakup sejumlah perubahan signifikan. "Antara lain periode pemenuhan prasyarat yang semula paling lambat 30 Mei 2025, kini diperpanjang hingga 31 Desember 2025," ujarnya, Senin, 9 Desember 2024.
Jadwal penyelesaian transaksi yang sebelumnya ditargetkan selesai pada 30 Mei 2025, kini diperpanjang hingga 31 Desember 2025. "Jumlah total harga penyetoran dinaikkan secara signifikan, dari semula Rp140 miliar menjadi Rp650 miliar," ungkapnya.
Perubahan ini memberikan dampak pada perpanjangan waktu memungkinkan perseroan dan SMA untuk mempersiapkan pelaksanaan transaksi secara lebih matang.
Peningkatan nilai investasi mencerminkan keseriusan NICL dalam memperkuat sinergi dengan SMA. Penyesuaian ini memberikan ruang lebih bagi kedua belah pihak untuk memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
Namun, Ruddy memastikan bahwa perubahan ini tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kegiatan operasional, aspek hukum, kondisi keuangan, maupun kelangsungan usaha NICL.
Melalui investasi yang lebih besar di SMA, NICL berupaya memperkuat portofolio bisnisnya di sektor pertambangan. Transaksi ini diharapkan dapat menciptakan sinergi yang positif bagi kedua perusahaan dan mendukung pertumbuhan jangka panjang.
Dengan penyesuaian jadwal dan nilai investasi, NICL menunjukkan komitmen yang kuat untuk menjalankan strategi ekspansinya.
Langkah ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan perseroan dan menciptakan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan.
Sementara itu, emiten pertambangan nikel ini juga mengumumkan akan membagikan dividen interim untuk periode tahun buku 2024 dengan total nilai Rp95.720.804.163 atau Rp95,72 miliar.
Corporate Secretary NICL, Suhartono, dalam keterbukaan informasi, menyatakan bahwa keputusan pembagian dividen interim ini telah disetujui oleh Dewan Komisaris pada 25 November 2024 berdasarkan usulan Direksi.
“Dividen interim yang akan dibagikan ditetapkan sebesar Rp9 per lembar saham,” ujarnya, dikutip Rabu, 27 November 2024.
Berikut jadwal pembagian dividen interim yang telah ditetapkan:
Pembagian dividen ini didasarkan pada kinerja keuangan perusahaan hingga 30 September 2024, dengan rincian sebagai berikut:
Keputusan ini mencerminkan kinerja positif perusahaan serta komitmennya untuk memberikan imbal hasil kepada para pemegang saham. Pembagian dividen diharapkan dapat memperkuat kepercayaan investor terhadap NICL sebagai salah satu pemain utama di sektor pertambangan nikel.
Sebelumnya, PAM Mineral mencatatkan pertumbuhan kinerja yang mengesankan pada kuartal ketiga 2024. Emiten pertambangan nikel ini melaporkan laba bersih sebesar Rp173,3 miliar, meningkat signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp61,6 miliar, atau naik 181,3 persen secara tahunan (yoy). Dengan pencapaian ini, laba bersih per saham (EPS) tercatat sebesar Rp16,35 per lembar.
Hingga kuartal ketiga 2024, NICL berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp821,4 miliar, tumbuh 13,2 persen dibandingkan Rp725,9 miliar pada periode yang sama di 2023. Keuntungan kotor mencapai Rp293,8 miliar, meningkat tajam sebesar 108,5 persen dari Rp140,9 miliar di tahun sebelumnya.
Kinerja ini juga tercermin dari EBITDA yang melonjak 144,5 persen yoy menjadi Rp232 miliar, sementara margin EBITDA tercatat sebesar 28,2 persen. Laba operasional perusahaan tercatat sebesar Rp225,7 miliar, dengan margin laba bersih yang solid di angka 21,1 persen.
Keuangan perusahaan tetap sehat dengan kas sebesar Rp188,7 miliar dan total aset mencapai Rp978,4 miliar. Total ekuitas berada di posisi Rp828,7 miliar, sementara total utang jangka pendek dan panjang masing-masing sebesar Rp135,4 miliar dan Rp14,2 miliar.
Pada harga terakhir Rp278 per saham, NICL memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp2,96 triliun. Beberapa indikator valuasi menunjukkan:
Dengan rasio EV/EBITDA sebesar 12,57x, saham NICL menunjukkan valuasi yang cukup kompetitif di sektor pertambangan nikel. (*)