KABARBURSA.COM - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) berhasil mencatatkan prestasi luar biasa dalam kinerja tahun 2023. Dalam rentang waktu satu tahun, bank pelat merah ini berhasil meraih laba bersih konsolidasian sejumlah Rp 60,4 triliun.
Prestasi ini mencatatkan rekor tertinggi dalam sejarah BRI, melampaui laba tertinggi sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 51,4 triliun pada tahun sebelumnya. Laporan keuangan yang baru dipublikasikan Rabu (31/1/2024) mengungkap bahwa laba BRI didorong oleh peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar Rp 135,18 triliun, meningkat dari Rp 124,59 triliun pada tahun sebelumnya.
Tidak hanya itu, pendapatan non-bunga BRI juga mencatatkan kenaikan sekitar 12,61{83d9da1e9ecde61c764441f7e22858ba4cdb50929b12145c6a911727919b2f20} secara tahunan (YoY) menjadi Rp 53,29 triliun. Sumbangan terbesar berasal dari pos komisi dan administrasi, mencapai Rp 20,74 triliun. Di sisi lain, laba BRI juga terpengaruh oleh peningkatan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) pada tahun 2023, yang meningkat sekitar 7,81{83d9da1e9ecde61c764441f7e22858ba4cdb50929b12145c6a911727919b2f20} YoY menjadi Rp 29,52 triliun.
Dalam hal penyaluran kredit, BRI mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 11,2{83d9da1e9ecde61c764441f7e22858ba4cdb50929b12145c6a911727919b2f20}, mencapai Rp 1.266,4 triliun. Angka ini sedikit lebih tinggi dari pertumbuhan kredit secara industri yang sekitar 10,4{83d9da1e9ecde61c764441f7e22858ba4cdb50929b12145c6a911727919b2f20} YoY.
Sebagai hasilnya, aset bank ini yang menjadi induk holding ultra mikro meningkat pesat hingga mencapai Rp 1.965 triliun. Kenaikan aset yang dicapai oleh BRI mencapai sekitar 5,36{83d9da1e9ecde61c764441f7e22858ba4cdb50929b12145c6a911727919b2f20} YoY.
Meskipun pertumbuhan kredit menunjukkan kinerja yang baik, BRI tampak menghadapi tantangan likuiditas ketat. Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI hanya tumbuh sekitar 3,85{83d9da1e9ecde61c764441f7e22858ba4cdb50929b12145c6a911727919b2f20} YoY menjadi Rp 1.358,32 triliun.
Instrumen deposito menjadi yang mengalami pertumbuhan paling signifikan, naik dari Rp 435,48 triliun menjadi Rp 484,26 triliun. Sementara itu, instrumen giro mengalami penurunan dari Rp 349,76 triliun menjadi Rp 346,12 triliun.
Dampak dari kondisi ini juga tercermin pada rasio Loan Deposit Ratio (LDR) yang mengalami kenaikan dan kini berada di level 84,2{83d9da1e9ecde61c764441f7e22858ba4cdb50929b12145c6a911727919b2f20}. Pada tahun sebelumnya, LDR BRI tercatat di level 79,17{83d9da1e9ecde61c764441f7e22858ba4cdb50929b12145c6a911727919b2f20}.
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.