KABARBURSA.COM - Selama sembilan bulan pertama tahun 2024, kinerja PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam mencatatkan kinerja yang moncer. Performa apik yang telah tercatat ini diyakini akan bertahan hingga 2025, dengan pendorong utama yakni segmen emas.
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis perusahaan, ANTM mencatatkan pendapatan kuartal III 2024 sebesar Rp20 triliun. Secara kuartalan (quarter on quarter/qoq), pendapatan ini tumbuh 37,4 persen, sedangkan menanjak 116,6 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Angka itu membuat total pendapatan periode sembilan bulan 2024 menjadi Rp43,1 triliun. Dari periode ini saja, telah tumbuh sebesar 39,8 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun 2023.
Jika laporan kinerja ANTM ditelisik lebih dalam, segmen emas yang kuat menjadi pendorong utama performa keuangan perseroan. Produk pada segmen ini berkontribusi sebesar 83,1 persen dari pendapatan. Volume penjualannya mencapai 405.035 troy ons, dengan tumbuh 42,2 persen qoq dan 211,7 persen yoy.
Dalam riset yang disusun oleh KB Valbury Sekuritas, analis Laurencia Hiemas, menyebut bahwa peningkatan permintaan domestik dan strategi pemasaran produk emas menjadi faktor keberhasilan ANTM, di tengah tantangan pada sektornya. Hasilnya, laba bersih yang diperoleh perusahaan berbanding terbalik terhadap pendapatannya, namun dengan catatan tertentu.
Untuk kuartal III 2024, Antam memperoleh profit bersih Rp651 miliar, dengan penurunan 50,4 persen qoq dan 32,1 persen yoy. Jika diakumulasikan, periode Januari-September 2024, ANTM mencatat total laba bersih Rp2,2 triliun, turun 22,7 persen yoy.
"Meski begitu, hasil tersebut melebihi ekspektasi KB Valbury Sekuritas sebesar 86,16 persen, dan konsensus 88,12 persen), karena penurunan laba bersih terutama disebabkan oleh kerugian valuta asing (44 persen) dari PBT," tulis Laurencia, dikutip Kabarbursa.com, Jumat, 6 Desember 2024.
Tanpa kerugian ini, imbuhnya, Antam seharusnya dapat melaporkan laba bersih sebesar Rp2,6 triliun, walaupun lebih rendah 7,7 persen qoq (sembilan bulan pertama tahun 2024). Di sisi lain, net profit ANTM di atas ekspektasi dari KB Valbury Sekuritas sebesar 102,89 persen.
Untuk memperkuat posisinya, Antam telah mengambil inisiatif strategis di beberapa segmen kunci, yakni emas, nikel, dan alumina. Dari segmen emas, Antam sebelumnya menandatangani perjanjian pengambilan baru dengan PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk emas hingga 30 ton per tahun. Dalam kerja sama ini juga, ditetapkan pembebasan tarif impor, optimalisasi modal kerja, pengurangan risiko, dan kepastian akan pasokan yang stabil.
Yang berikutnya, ANTM juga memperluas jaringan emas ritel untuk memenuhi permintaan emas berbentuk batangan atau logam mulia, yang terus berkembang di tengah ketidakpastian pasar.
Direktur Operasi dan Produksi Antam Hartono mengatakan dalam keterbukaan informasi bahwa perjanjian tersebut ditandatangani pada 7 November 2024. Adapun langkah ini merupakan upaya untuk meningkatkan sumber bahan baku emas domestik dan pemenuhan terhadap permintaan masyarakat.
“Berdasarkan perjanjian jual beli emas, ANTM sepakat untuk membeli dari PTFI dan PTFI sepakat untuk menjual kepada Antam sebesar 30 ton emas per tahun dengan kemurnian 99,99 persen milik PTFI,” jelasnya, Sabtu, 9 November 2024.
“Dengan penandatanganan tersebut, Antam meningkatkan sumber bahan baku emas domestik dan mengurangi impor sumber bahan baku emas,” imbuh Hartono.
Perjanjian ini juga mencakup durasi kontrak yang panjang, yaitu lima tahun. Nilai kontrak yang disepakati diperkirakan mencapai sekitar USD12,5 miliar atau sekitar Rp200 triliun, meskipun nilai ini dapat disesuaikan dengan fluktuasi harga emas di pasar global.
Sementara itu, terkait nikel, Antam menyampaikan bahwa akan ada peningkatan jumlah izin tambang dan target pada 2025. Target ini merupakan respons dari pelemahan kinerja segmen nikel sepanjang 2024, yang mencatatkan peningkatan produksi pada kuartal III 2024, namun penurunan produksi pada sembilan bulan tahun 2024 akibat penundaan izin Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) tambang.
Produksi ferronikel pada triwulan ketiga tahun ini menurun sehingga menyebabkan penurunan penjualan akibat penundaan pengiriman. Namun demikian, manajemen Antam memperkirakan pemulihan kuartal IV 2024 seiring dengan terpenuhinya pengiriman ferronikel.
Antam memasang target produksi nikel mencapai 15 juta ton pada tahun depan. Saat ini, ANTM telah memperoleh kontrak prabayar senilai USD45 juta untuk memasok tiga juta ton bijih nikel kepada PT Jiu Long Metal Industry.
Dari segmen alumina, Antam mengatakan bahwa refinery SGA Mempawah berada di jalur yang tepat untuk menyelesaikan proses komisioning pabrik pada kuartal pertama tahun 2025, tepatnya kuartal pertama. Setelah itu, perusahaan merencanakan untuk memulai operasi komersial pada paruh pertama tahun 2025.
Seiring dengan perkembangan positif ini, perusahaan melakukan penyesuaian terhadap proyeksi kinerja keuangan untuk tahun 2024 hingga 2026.
Melihat capaian tersebut, proyeksi pendapatan untuk tahun 2024 hingga 2026 mengalami kenaikan signifikan, dengan revisi yang mencerminkan dampak dari sejumlah faktor, termasuk kenaikan harga emas yang tercatat naik sebesar 28,1 persen tahun ini (year to date/ytd).
"Kenaikan harga emas ini memberikan kontribusi positif terhadap kinerja keuangan perusahaan, di tengah fluktuasi harga komoditas lainnya," ujar Laurencia.
Secara rinci, Laurencia menyampaikan, pendapatan Antam untuk tahun 2024 diperkirakan naik 25,1 persen, sementara untuk tahun 2025, kenaikan diproyeksikan sebesar 10,6 persen. Namun, untuk tahun 2026, proyeksi pendapatan sedikit dikoreksi turun sebesar 1,54 persen, mencerminkan penurunan yang lebih konservatif terhadap outlook jangka panjang.
"Laba Bersih juga mengalami revisi signifikan. Pada 2024, laba bersih diperkirakan akan meningkat sebesar 75,7 persen, didorong oleh kinerja operasional yang lebih baik dan faktor eksternal seperti harga emas. Sementara itu, pada tahun 2025, laba bersih diperkirakan akan meningkat 26,5 persen," tulisnya dalam riset tersebut.
Namun, tambah Laurencia, untuk tahun 2026, proyeksi laba bersih mengalami penurunan sebesar 12,8 persen, yang mungkin dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal dan dinamika pasar komoditas yang lebih menantang.
Perubahan proyeksi ini mencerminkan optimisme terhadap pertumbuhan jangka pendek yang kuat, terutama di sektor emas, namun juga menunjukkan perlunya strategi yang lebih hati-hati dan adaptif dalam menghadapi volatilitas pasar yang lebih besar di masa depan.
Senada dengan KB Valbury Sekuritas, laporan RHB Sekuritas menyebutkan bahwa proyeksi laba bersih ANTM pada 2024 dan 2025 diperkirakan terkerek naik masing-masing 19 persen dan 10 persen. "Kenaikan harga emas memberi prospek positif bagi sebagian besar pelaku industri emas, termasuk Antam," tulis RHB Sekuritas, dikutip Jumat, 6 Desember 2024.
Sinergi yang dijalankan oleh Antam dan PTFI, sambung RHB Sekuritas, berpontensi menekan harga pokok penjualan sebesar tiga sampai lima persen. Alasannya karena sebagian besar bahan baku logam mulia yang digunakan masih diimpor.
Permintaan emas juga diperkirakan pada level normal tahun 2025, kurang dari 28 juta ton. Namun demikian, penjualan emas Antam diproyeksikan tetap kuat berkat kuatnya branding yang solid. Selain itu premi kecil dari sertifikasi London Bullion Market Association (LMBA) memberi dukungan tambahan.
Selain itu, Antam resmi bekerja sama dengan PT PLN (Persero) untuk mendorong hilirisasi mineral di Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Dalam kolaborasi ini, PLN bertindak sebagai penyedia pasokan listrik sebesar 150 Megavolt Ampere (MVA) untuk Smelter Feronikel Antam di Kolaka.
Direktur Utama Antam Nico Kanter, menjelaskan bahwa kerja sama dengan PLN tidak hanya untuk meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga mendukung upaya perusahaan dalam melakukan transformasi teknologi dan mengurangi emisi karbon.
“Kerja sama ini merupakan langkah nyata dalam implementasi sinergi BUMN untuk mendukung hilirisasi dengan penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan,” ujar dia dalam keterangan resmi yang dikutip Selasa, 29 Oktober 2024.
Kolaborasi, menurut Nico, ini tidak hanya dirasakan oleh kedua belah pihak, tetapi juga sebagai upaya nasional dalam menuju net zero emission pada tahun 2060.
Salah satu benefit penting dari kolaborasi ini adalah tersambungnya jaringan listrik dari sumber energi terbarukan. Apalagi, lanjut dia, pada 2025, perusahaan dengan kode saham ANTM ini berencana menggunakan listrik dengan energi terbarukan melalui skema pembelian Renewable Energy Certificate (REC) sebesar 112.940 unit REC per tahun atau setara dengan 112,9 Megawatt Hour (MWH).
Harga target saham perusahaan diperkirakan mencapai Rp2.100 per saham, yang menunjukkan potensi kenaikan sebesar 44,8 persen dari harga saat ini yang berada di Rp1.450. Ini menunjukkan bahwa saham perusahaan masih dapat dianggap undervalued, dengan potensi apresiasi yang signifikan jika perusahaan dapat memperbaiki margin laba dan mempertahankan momentum pertumbuhannya.
KB Valbury Sekuritas, tulis Laurencia, memulai kembali rekomendasi pada saham ANTM berdasarkan metode FCFE dengan target harga Desember 2025 sebesar Rp2.100, senilai 7,7x EV/EBITDA tahun 2025 dan 1,4x P/BV 2025.
"Target harga yang direvisi dan multiple valuasi ini dibenarkan, mengingat prospek positif untuk tahun depan, yang didorong oleh harga emas yang kuat dan permintaan yang stabil," tulisnya.
Selain itu, pemulihan yang diperkirakan dalam segmen nikel ANTM, terutama dengan peningkatan volume penambangan bijih nikel yang didukung oleh disetujuinya RKAB tiga tahun yang baru-baru ini disetujui, diperkirakan akan meningkatkan kinerja.
"Namun, risiko utama terhadap proyeksi ini terletak pada potensi penurunan permintaan di pasar nikel," tutup riset tersebut. (*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.