Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Harga Emas Melemah di Tengah Penguatan Imbal Hasil Treasury AS

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 06 December 2024 | Penulis: Syahrianto | Editor: Redaksi
Harga Emas Melemah di Tengah Penguatan Imbal Hasil Treasury AS

KABARBURSA.COM - Harga emas mengalami penurunan pada Kamis, 5 Desember 2024 didorong oleh penguatan imbal hasil Treasury AS setelah rilis data klaim pengangguran mingguan. Di sisi lain, pelaku pasar masih menanti rilis data nonfarm payrolls AS pada Jumat untuk mendapatkan wawasan lebih mendalam terkait potensi kebijakan suku bunga Federal Reserve (Fed).

Seperti dikutip dari Reuters, harga emas spot turun 0,7 persen menjadi USD2.630,30 per ons, sementara kontrak berjangka emas AS ditutup melemah 1 persen di USD2.648,40.

David Meger, Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures, mencatat bahwa pasar emas saat ini sedang berada dalam fase stagnasi. "Kami sedang menghadapi aktivitas harga yang bergerak dalam rentang terbatas, menunggu data baru atau stimulus yang dapat mendorong emas keluar dari rentang ini," ujarnya.

Selain emas, harga logam mulia lainnya juga mengalami tekanan. Harga spot perak turun 0,5 persen menjadi USD31,12 per ons, platinum melemah 0,4 persen menjadi USD936,95, dan palladium turun lebih tajam sebesar 1,4 persen menjadi USD964,40.

Menurut para analis dari ANZ, penurunan harga palladium sebagian besar dipengaruhi oleh peralihan permintaan katalis otomotif dari palladium ke platinum, tren yang diperkirakan akan terus berlanjut hingga 2026.

Data klaim pengangguran mingguan menunjukkan peningkatan moderat dalam jumlah warga Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran baru. Hal ini mengindikasikan bahwa pasar tenaga kerja AS secara bertahap mulai mendingin.

Perhatian kini tertuju pada laporan nonfarm payrolls yang akan dirilis pada Jumat. Analis memperkirakan adanya penambahan 200.000 pekerjaan di bulan ini, jauh lebih tinggi dibandingkan kenaikan hanya 12.000 pekerjaan pada Oktober. Data ini dianggap penting untuk memberikan kejelasan lebih lanjut mengenai arah kebijakan suku bunga Fed.

Ole Hansen, Kepala Strategi Komoditas di Saxo Bank, mengatakan bahwa angka nonfarm payrolls yang kuat telah sebagian besar diantisipasi pasar. Namun, jika laporan tersebut menunjukkan kelemahan, harga emas bisa mendapat dukungan tambahan.

Pandangan Fed dan Imbal Hasil Treasury

Dalam pidatonya pada Rabu, Ketua Fed Jerome Powell menyatakan bahwa ekonomi AS lebih kuat dari yang diperkirakan sebelumnya. Hal ini mendorong pandangan bahwa Fed akan lebih berhati-hati dalam mengambil langkah pemotongan suku bunga.

Saat ini, pasar memperkirakan peluang sebesar 70 persen untuk pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Fed 17-18 Desember. Dalam lingkungan suku bunga rendah, emas batangan—yang tidak menawarkan hasil imbal balik (yield)—umumnya berkinerja lebih baik.

Sementara itu, imbal hasil Treasury AS bertenor 10 tahun naik 0,3 persen, menunjukkan penguatan di pasar obligasi. Di sisi lain, bitcoin mencatat tonggak sejarah baru dengan melampaui level $100.000 untuk pertama kalinya pada hari yang sama.

Wall Street Melemah Respons Jelang Data Ketenagakerjaan

Indeks utama Wall Street berakhir melemah pada perdagangan Kamis, 5 Desember 2024, dipicu oleh penurunan tajam saham UnitedHealth dan pelemahan di sektor teknologi. Investor menahan langkah mereka menjelang rilis laporan pekerjaan yang dijadwalkan pada Jumat, 6 Desember 2024.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 248,33 poin atau 0,55 persen ke posisi 44.765,71. Sementara itu, indeks S&P 500 kehilangan 11,38 poin atau 0,19 persen menjadi 6.075,11, dan Nasdaq Composite melemah 34,86 poin atau 0,18 persen ke level 19.700,26.

Volume perdagangan di bursa AS mencapai 14,12 miliar saham, sedikit di bawah rata-rata harian 14,7 miliar dalam 20 hari terakhir. Jumlah saham yang turun melebihi saham yang naik di NYSE dengan rasio 1,25:1, mencatatkan 378 saham di level tertinggi baru dan 74 saham di level terendah baru. Di Nasdaq, rasio serupa terlihat dengan 2.833 saham melemah dibandingkan 1.488 yang menguat, mencerminkan rasio 1,9:1.

Sektor teknologi yang sebelumnya memimpin kenaikan kini mengalami tekanan. Indeks teknologi S&P 500 turun 0,2 persen, setelah mencapai rekor penutupan tertinggi pada Rabu, 4 Desember 2024.

Penurunan tajam terjadi pada saham Synopsys, yang anjlok 12,4 persen. Perusahaan perangkat lunak desain chip ini memproyeksikan pendapatan fiskal 2025 di bawah ekspektasi Wall Street, yang sebagian besar dipengaruhi oleh penurunan penjualan di pasar China.

Saham sektor kesehatan menjadi pemberat utama pada indeks S&P 500 dan Dow Jones. Saham UnitedHealth (UNH.N) turun 5,2 persen, menyusul kabar tragis terkait pembunuhan CEO UnitedHealthcare, Brian Thompson, di Manhattan sehari sebelumnya. Kejadian ini mendorong perusahaan asuransi kesehatan untuk mengevaluasi ulang risiko operasional dan eksekutif mereka.

Penurunan juga dialami saham lain di sektor ini, seperti Cigna yang turun 2,3 persen dan Molina Healthcare yang melemah 3,2 persen. Indeks sektor kesehatan S&P 500 secara keseluruhan turun 1,1 persen.

Sementara itu, setelah sempat melonjak di awal sesi karena Bitcoin melampaui angka USD100.000 untuk pertama kalinya, saham-saham terkait cryptocurrency dan blockchain akhirnya kehilangan momentum. Saham MicroStrategy (MSTR.O), pemegang Bitcoin korporasi terbesar, ditutup turun 4,8 persen.

Penurunan ini menutup sesi perdagangan yang didominasi kehati-hatian investor dalam menghadapi data ekonomi dan kebijakan moneter yang akan datang. (*)