KABARBURSA.COM - Indeks utama Wall Street berakhir melemah pada perdagangan Kamis, 5 Desember 2024, dipicu oleh penurunan tajam saham UnitedHealth dan pelemahan di sektor teknologi. Investor menahan langkah mereka menjelang rilis laporan pekerjaan yang dijadwalkan pada Jumat, 6 Desember 2024.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 248,33 poin atau 0,55 persen ke posisi 44.765,71. Sementara itu, indeks S&P 500 kehilangan 11,38 poin atau 0,19 persen menjadi 6.075,11, dan Nasdaq Composite melemah 34,86 poin atau 0,18 persen ke level 19.700,26.
Volume perdagangan di bursa AS mencapai 14,12 miliar saham, sedikit di bawah rata-rata harian 14,7 miliar dalam 20 hari terakhir. Jumlah saham yang turun melebihi saham yang naik di NYSE dengan rasio 1,25:1, mencatatkan 378 saham di level tertinggi baru dan 74 saham di level terendah baru. Di Nasdaq, rasio serupa terlihat dengan 2.833 saham melemah dibandingkan 1.488 yang menguat, mencerminkan rasio 1,9:1.
Sektor teknologi yang sebelumnya memimpin kenaikan kini mengalami tekanan. Indeks teknologi S&P 500 turun 0,2 persen, setelah mencapai rekor penutupan tertinggi pada Rabu, 4 Desember 2024.
Penurunan tajam terjadi pada saham Synopsys, yang anjlok 12,4 persen. Perusahaan perangkat lunak desain chip ini memproyeksikan pendapatan fiskal 2025 di bawah ekspektasi Wall Street, yang sebagian besar dipengaruhi oleh penurunan penjualan di pasar China.
Saham sektor kesehatan menjadi pemberat utama pada indeks S&P 500 dan Dow Jones. Saham UnitedHealth (UNH.N) turun 5,2 persen, menyusul kabar tragis terkait pembunuhan CEO UnitedHealthcare, Brian Thompson, di Manhattan sehari sebelumnya. Kejadian ini mendorong perusahaan asuransi kesehatan untuk mengevaluasi ulang risiko operasional dan eksekutif mereka.
Penurunan juga dialami saham lain di sektor ini, seperti Cigna yang turun 2,3 persen dan Molina Healthcare yang melemah 3,2 persen. Indeks sektor kesehatan S&P 500 secara keseluruhan turun 1,1 persen.
Sementara itu, setelah sempat melonjak di awal sesi karena Bitcoin melampaui angka USD100.000 untuk pertama kalinya, saham-saham terkait cryptocurrency dan blockchain akhirnya kehilangan momentum. Saham MicroStrategy (MSTR.O), pemegang Bitcoin korporasi terbesar, ditutup turun 4,8 persen.
Penurunan ini menutup sesi perdagangan yang didominasi kehati-hatian investor dalam menghadapi data ekonomi dan kebijakan moneter yang akan datang.
Investor kini menanti laporan pekerjaan nonpertanian (nonfarm payrolls) bulan November yang diperkirakan menunjukkan peningkatan sebesar 200.000 pekerjaan, berdasarkan survei Reuters. Angka ini menjadi penting setelah data Oktober hanya menunjukkan kenaikan 12.000 pekerjaan, kenaikan terkecil sejak Desember 2020.
Data yang dirilis Kamis menunjukkan klaim baru tunjangan pengangguran di AS sedikit meningkat minggu lalu, menambah sentimen hati-hati di pasar.
Daniel Morgan, manajer portofolio di Synovus Trust, menyebut bahwa investor sedang mencermati data ekonomi terbaru sembari menantikan respons kebijakan Federal Reserve. "Pasar akan sangat terpengaruh oleh langkah apa yang akan diambil oleh The Fed," ujarnya.
Pada Rabu, 4 Desember 2024, Ketua Federal Reserve Jerome Powell menyatakan bahwa ekonomi AS lebih kuat dari yang diperkirakan bank sentral saat mereka mulai menurunkan suku bunga pada September. Pernyataannya mengindikasikan dukungan untuk pelonggaran suku bunga yang lebih lambat. Saat ini, pasar memperkirakan peluang sebesar 70 persen untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan ini.
Laporan ini sangat penting bagi The Fed yang saat ini tengah berupaya menyesuaikan kebijakan moneter di tengah inflasi tahunan yang masih tinggi namun perlahan mereda. Di sisi lain, pasar tenaga kerja juga mendapat perhatian serius.
Sejak April, tren pertumbuhan pekerjaan menunjukkan perlambatan dengan rata-rata nonfarm payrolls hanya bertambah 128.000 per bulan. Tingkat pengangguran pun meningkat menjadi 4,1{9aa1bb259712806fa89468ca095aa3419cf9105023fc9dc50e5829db57ca82d5}. The Fed berupaya menurunkan suku bunga ke tingkat yang lebih netral untuk menyeimbangkan fokus antara inflasi dan ketenagakerjaan.
“Gangguan akibat badai dan pemogokan memengaruhi data selama dua bulan, yakni bulan di mana pekerja tidak aktif dan bulan berikutnya ketika mereka kembali bekerja,” kata Vincent Reinhart, ekonom BNY dan mantan pejabat The Fed.
Reinhart menjelaskan bahwa perlambatan penciptaan pekerjaan sepanjang 2024 sejalan dengan tren yang berkelanjutan, di mana penciptaan sekitar 100.000 pekerjaan per bulan dianggap cukup sehat dan tidak mengkhawatirkan.
Setelah sebulan di mana aktivitas perekrutan terhambat oleh badai dan pemogokan, laporan pekerjaan yang akan dirilis pada Jumat diperkirakan akan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang arah pasar tenaga kerja.
Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) dijadwalkan merilis data pada Jumat pukul 8:30 pagi ET, dengan perkiraan peningkatan nonfarm payrolls sebesar 214.000 pada November. Angka ini merupakan kenaikan signifikan dibandingkan hanya 12.000 pekerjaan yang tercatat pada Oktober—bulan terburuk untuk pertumbuhan pekerjaan sejak Desember 2020.
Laporan ini memiliki arti penting karena menjadi data komprehensif terakhir yang tersedia bagi Federal Reserve sebelum pertemuan kebijakan moneter pada 17-18 Desember. Saat ini, pasar memperkirakan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 0,25 persen, meskipun keputusan ini dapat berubah bergantung pada hasil laporan pekerjaan.
“Angka November seharusnya cukup sehat karena adanya pemulihan dari hambatan sebelumnya seperti [Badai Milton] dan [pemogokan Boeing] yang memengaruhi data Oktober,” kata Kathy Jones, Kepala Strategi Pendapatan Tetap di Schwab Center for Financial Research.
Data Oktober kemungkinan akan direvisi lebih tinggi setelah BLS melakukan pemeriksaan ulang. Revisi ini, yang sering kali signifikan dalam periode pasca-pandemi, bisa semakin mempersulit interpretasi tren data ekonomi dalam beberapa bulan terakhir, yang sudah penuh ketidakpastian.
“Saya memperkirakan angka tersebut akan melewati 200.000, dengan kemungkinan risiko kenaikan jika terjadi pemulihan nyata,” tambah Jones. “Namun, ada kemungkinan laporan ini tidak memberikan gambaran yang jelas karena faktor cuaca yang memengaruhi data. Apakah ini benar-benar mencerminkan arah pasar, atau hanya menambah kebingungan?” (*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.